Warta Bisnis
Sri Mulyani Disebut Berusaha Sembunyikan Defisit APBN, Ekonom Soroti Transparansi Menkeu
Pada akhirnya, Sri Mulyani meminta Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara yang menyampaikan realisasi defisit melonjak 89,7 persen di postur APBN
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menyoroti tindakan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani yang berusaha menyembunyikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Pada akhirnya, Sri Mulyani meminta Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara yang menyampaikan realisasi defisit melonjak 89,7 persen di postur APBN saat menit-menit akhir konferensi pers pekan lalu.
"Soal defisit anggaran yang melebar dan tumpukan utang memang pemerintah kurang transparan. Bahkan soal ke mana insentif perpajakan diberikan, ke perusahaan apa dan bagaimana dampaknya tidak terbuka ke publik," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews, Senin (26/4/2021).
Baca juga: Bela Sri Mulyani soal Defisit Anggaran, Yustinus Prastowo: Rizal Ramli Terburu Nafsu Serang Menkeu
Baca juga: GAWAT, Defisit APBN Sudah Tembus Rp 144,2 Triliun hingga Maret 2021
Menurut dia, upaya menutupi defisit APBN dengan harapan publik dapat menganggap keuangan negara dalam kondisi baik-baik saja.
"Tujuannya agar publik tidak banyak kritik dan cemas soal defisit anggaran. Jadi, dianggap semuanya oke, padahal tidak oke," kata Bhima.
Selain itu, dia menambahkan, kemungkinan ada masalah yang sifatnya darurat untuk kendalikan defisit anggaran, sehingga lebih baik publik tidak mengetahuinya.
Padahal sebenarnya Bhima menilai jika pemerintah terbuka justru bisa mendapat jalan keluar dari masyarakat, termasuk di dalamnya akademisi.
Baca juga: Lima Anggota KKB Serahkan Diri ke Polres Kepulauan Yapen, Berikrar Kembali ke Pangkuan NKRI
"Di sini kan harusnya pemerintah lebih terbuka, sehingga banyak masukan dan perbaikan dari akademisi dan masyarakat," pungkasnya.
Defisit meningkat
Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan, realisasi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari Januari hingga Maret 2021 mencapai 0,82 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, nilai defisit APBN tersebut sebesar 144,2 triliun atau 14,3 persen dari target Rp 1.006,4 triliun sepanjang tahun ini.
Berdasarkan postur realisasi APBN, angka defisit ini meningkat 89,7 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 76 triliun atau 0,49 persen terhadap PDB.
Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Realisasasikan Kenaikan Manfaat Beasiswa Hingga Rp174 Juta untuk 2 orang Anak
Baca juga: Potret Cantik Farah Nahlia, Putri Irjen Fadil Imran yang Akan Dipersunting Polisi Berpangkat Ipda
"Postur APBN, realisasi sampai Maret 2021 yakni pendapatan negara sudah terkumpul Rp 378,8 triliun. Ini 0,6 persen lebih tinggi dari realisasi 31 Maret tahun 2020," ujarnya saat konferensi pers "APBN KITA Edisi April 2021" secara virtual, Kamis (22/4/2021).
Sementara untuk belanja negara sudah terealisasi sebesar Rp 523 triliun per Maret 2021 atau lebih tinggi 15,6 persen dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 452,4 triliun.
Lalu, realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa atau TKDD mencapai Rp 173 triliun, turun 0,9 persen dibandingkan tahun lalu Rp 174,5 triliun.