Mata Uang Kripto
Mengenal Blockchain, Apa dan Fungsinya dalam Transaksi Mata Uang Kripto?
Blockhain pertama kali dibuat bersamaan dengan Bitcoin, oleh seseorang dengan nama samaran Satoshi Nakamoto.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Tren penggunaan mata uang kripto dakam transaksi digital sedang merebak akhir-akhir ini.
Mudahnya akses informasi mengenai Bitcoin, Ethereum, Dogecoin dan mata uang kripto lainnya membuat banyak orang berbondong-bondong mencoba peruntungan ini.
Kemudahan itu bisa didapatkan mulai dari reli harga atau bahkan tempat mana saja yang mau menerima pembayaran menggunakan mata koin itu. Meski transaksinya unik dan sederhan, ternyata ada hal penting juga yang patut diketahui sebelum memulai terjun ke dunia mata uang kripto.
Baca juga: Sepuluh Hari Digelar, IIMS Hybrid 2021 Dikunjungi 91.000 Orang, Transaksi Tembus Rp 1 Triliun
Baca juga: Sasar Bisnis Video Streaming, PT Pandosoft Teknologi Indonesia Usung Teknologi Berbasis Blockchain
Jangan karena mengikuti tren tanpa mempunyai pengetahuan yang cukup, bisa-bisa bukan untung yang diraih malah kerugian besar yang menanti di depan mata.
Mata uang kripto sendiri sangat akrab dengan istilah Blockhai.
Meski terdengar asing di telinga, tapi istilah ini harus dipahami betul sebelum Anda memulai berbisnis mata uang kripto.
Lalu, seberapa pentingnya Blockchain yang terhadap transaksi Bitcoin dan aset kripto yang lain?
Secara umum Blockhain adalah buku besar digital. Jadi Blockhain digunakan saat seseorang memasukkan transaksi, tidak akan mudah untuk menggantinya.
Salah satu keunggulan Blockhain adalah informasi transaksi di dalamnya tidak bisa benar-benar diubah setelah dicatat. Terdapat catatan permanen dan karena buku besar dipegang banyak entitas sangat tidak mungkin diretas.
Seluruh input transaksi yang dibuat dengan samaran, jadi ada tingkatan privasi yang aksesnya sangat terbatas.
Baca juga: Polisi Bongkar Investasi Kripto Ilegal, 57.000 Orang Jadi Korban, Kerugian Mencapai Rp500 Miliar
Selain itu, faktor keamanannya membuat tidak ada orang yang memiliki otoritas paling besar di sana.
Blockhain pertama kali dibuat bersamaan dengan Bitcoin, oleh seseorang dengan nama samaran Satoshi Nakamoto.
Dia menginginkan adanya sistem desentralisasi, permanen dan publik untuk merekam pembuatan serta distribusi Bitcoin.
Baca juga: Mata Uang Kripto Makin Ramai, Kali Ini Giliran Dogecoin Siap Melawan Dominasi Bitcoin
Saat ini Blockhain telah menjalankan tugasnya untuk mencatat seluruh transaksi kripto. Dari 21 juta koin yang beredar, telah ada 18 juta Bitcoin yang ada dan tiap transaksi yang digunakan direkam dalam Blockchain.
Meski pembuatnya mendesain sistem ini sebagai buku besar publik, namun nyatanya saat ini penggunaan Blockhain bisa dikendalikan oleh perusahaan tertentu.
Hanya saja yang membedakan itu disimpan dalam sejumlah komputer yang lebih sedikit dan tidak menawarkan kekekalan yang sama.
Baca juga: Mata Uang Kripto Dinilai Bisa Anjlok Lebih Dalam Lagi jika Ditolak Banyak Negara
Blockchain dapat menyimpan data lengkap dengan sistem yang tidak bisa diubah. Karena tiap transaksi yang tercatat selalu ada kode yang terenkripsi berkala dan terus berubah.
Meski begitu, banyak pula yang mempertanyakan kegunaan teknologi tersebut bahkan mengkritik gagasan Blockchain akan mengubah segalanya. Blockhain disebut pula sebagai pelopor revolusioner dalam pencatatan transaksi digital sepihak.
Terlepas dari pro dan kontra, transaksi kripto saat ini masih menjadi pilihan bagi raja bisnis dunia untuk memperluas jaringan korporasinya. (Fandi Permana)