Lifestyle
Pandemi Virus Corona Jadi Momen Bangkitkan Kembali Aktivitas Membaca
Membaca menjadi kunci untuk mempelajari segala macam ilmu pengetahuan, termasuk informasi dan petunjuk sehari-hari.
Penulis: LilisSetyaningsih |
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Penelitian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada tahun 2019 menunjukkan rata-rata indeks alibaca di Indonesia tergolong rendah angka 37,32 persen.
Padahal membaca merupakan kompetensi fungsional seperti menulis.
Membaca menjadi kunci untuk mempelajari segala macam ilmu pengetahuan, termasuk informasi dan petunjuk sehari-hari yang berdampak besar bagi kehidupan.
Kebiasaan membaca bermuatan positif perlu rutin ditanamkan agar anak dapat menjalani kehidupan dengan kualitas lebih baik.
Dr Mesty Ariotedjo, Sp.A, Dokter Spesialis Anak mengatakan bahwa keluarga merupakan salah satu dari trisentra pendidikan sebagai tempat pendidikan pertama dan utama.
"Orangtua dapat memanfaatkan momen Ramadan di masa pandemi ini untuk mengajarkan kebaikan pada anak agar dapat menyebarkan aksi kebaikan ke lingkungan sekitar," kata Mesty.
Dia mengatakannya saat menjadi pembicara dalam peluncuran Program BACA dari Danone, Jumat (23/4/2021).
Baca juga: Qoriah Muda Mimi Jamilah Bagikan Tips Membaca Al-Quran Dengan Baik dan Merdu
Menurut dia, anak-anak perlu dibekali kemampuan berpikir dan keseimbangan emosi.
Orangtua juga memberikan nutrisi dan stimulasi tepat, yang disesuaikan dengan tahapan tumbuh kembang anak.
"Salah satunya melalui membaca," kata Mesty.
Psikolog anak, Fathya Artha Utami MPsi, memaparkan bahwa Ramadan saat situasi pandemi virus corona memiliki tantangan tersendiri bagi anak.
Ruang gerak terbatas, pilihan kegiatan cenderung monoton, ditambah minimnya interaksi dengan teman bisa menjadi faktor anak stres.
Stres anak bisa berpengaruh pada emosi tidak stabil, bisa terlihat dari perilaku anak menjadi sulit diajak bekerja sama.
Untuk mengatasi situasi tersebut, Fathya menyarankan agar anak diberikan kegiatan yang beragam dan seimbang antara kegiatan menggunakan gadget dengan kegiatan offline.
Sebagai alternatif, anak dapat dikenalkan dengan aktivitas membaca menyenangkan.
Baca juga: Cara Mencegah Obesitas Mulai dari Membaca Label Makanan
Sederet manfaat membaca sejak dini, di antaranya mengasah kemampuan bahasa anak untuk dapat memahami makna dibalik kata melalui konteks cerita yang dibaca.
Kegiatan membaca dapat memperkaya kosakata dan meningkatkan kemampuan berbahasa anak.
Selain itu, kegiatan membaca membantu orangtua dalam mengasah imajinasi, empati, dan kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah.
Membaca juga bisa menjadi sarana hiburan untuk anak sekaligus memperluas wawasannya.
Membaca juga untuk menstimulasi pertumbuhan anak.
Aktivitas membaca yang dilakukan bersama orangtua juga bisa menjadi momen indah untuk mempererat hubungan kasih sayang antara orangtua dan anak.
Selain itu membaca juga menjadi media untuk mengajarkan kebaikan.
Fathya mengatakan, proses belajar membaca dan membaca untuk belajar merupakan dua hal yang berjalan berdampingan.
Perkembangan bahasa serta kemampuan literasi berkembang berdampingan sejak lahir.
Untuk mendapatkan manfaat membaca maksimal, orangtua perlu memahami tahapan perkembangan literasi anak.
Baca juga: Daya Saing Hanya Bisa Diciptakan, Salah Satunya dari Kebiasaan Membaca
Tahapan perkembangan literasi anak
* Usia 1-2 tahun
Si kecil sudah bisa memegang buku, mengucapkan kata sederhana, berinteraksi dua arah.
Buku bacaan sesuai buku karton tebal (board books), buku mainan musikal (rhyming books), buku bergambar (picture books), dan buku nama-nama benda (books that name things).
* Usia 2-3 Tahun
Si kecil sudah familiar dengan banyak obyek, memahami dan mengucapkan kalimat lebih panjang.
Buku bacaan yang sesuai seperti buku mainan musikal, buku cerita (story books), dan search and find books.
* Usia 3-4 Tahun
Mulai mengenali huruf, suka membacakan buku pada boneka, mengulang kalimat pada buku.
Buku bacaan yang sesuai buku cerita dengan gambar (longer story books with pictures), buku berhitung (counting books)
* Usia 4-6 Tahun
Mulai bisa menceritakan bacaan, dapat duduk untuk mendengarkan cerita lebih panjang.
Buku bacaan yang sesuai buku dongeng dan legenda, buku cerita dengan gambar.
Agar anak bisa memiliki kebiasaan membaca dan mendapatkan manfaat dari membaca, Fathya mengingatkan agar kegiatan membaca harus menyenangkan.
Baca juga: Ini Waktu yang Pas untuk Membaca Surat Al Kahfi dan Keutamaannya Bila Bisa Hapal 10 Ayat Pertama
Sumbang buku
Melalui program BACA, Danone Indonesia melalui Tentang Anak menyumbangkan buku serial “Sikap Baik” sebanyak 1.000 buku untuk didistribusikan pada bulan Ramadan ini.
Selain itu, Danone Indonesia menyumbangkan buku Sampahku Tanggung Jawabku untuk mengajarkan anak-anak mencintai lingkungan.
Serta modul serta flipchart 'Isi Piringku' juga disebarkan untuk memperkenalkan anak tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi melalui menu gizi seimbang.
Kedua buku dari program berkelanjutan unggulan Danone Indonesia tersebut akan disebarkan kepada anak-anak pasien Covid-19 atau penyakit lain di beberapa rumah sakit dan Wisma Atlet yang sedang dalam perawatan.
Selain itu, buku juga akan diberikan kepada anak-anak di sejumlah panti asuhan, PAUD, dan taman posyandu lainnya.
Arif Mujahidin, Corporate Communications Director Danone Indonesia berharap, para pendamping di tempat-tempat tersebut dapat memanfaatkannya sebagai bahan pengajaran.
Karyawan Danone Indonesia juga turut berpartisipasi dengan mendonasikan buku dan mainan anak-anak.
Danone Indonesia dan Tentang Anak juga akan menggalang Donasi 5.000 Buku Serial “Sikap Baik” untuk anak-anak Indonesia yang akan didistribusikan melalui Wecare.id.
Bagi masyarakat yang ingin berpartisipasi dapat menyalurkan donasinya melalui Wecare.id.
Tips kegiatan membaca menyenangkan:
1. Siapkan pojok baca atau spot seru untuk membaca.
2. Ajak anak untuk memilih buku
3. Bercerita dengan intonasi suara juga properti seru.
4. Sambungkan cerita yang dibaca dengan aktivitas sehari-hari.
5. Libatkan anak dalam cerita yang dibaca
6. Orangtua juga perlu merasa aktivitas tersebut seru
7. Jangan dipaksakan. Jadikan pergerakan anak sebagai ajang untuk melibatkannya dalam cerita.
