Vaksinasi Covid19

Mantan Menkes Siti Fadilah Supari Inisiatif Sendiri Jadi Relawan Vaksin Nusantara Gagasan Terawan

Setelah Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, kini mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari juga menjadi relawan untuk Vaksin Nusantara.

Penulis: Junianto Hamonangan |
kompas.com
Atas inisiatifnya sendiri, mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari menjadi satu dari sekian orang yang menjadi relawan Vaksin Nusantara. Foto dok: Siti Fadilah Supari, mantan Menteri Kesehatan, yang memprotes WHO terkait virus Flu Burung. 

Dia menegaskan akan mendukung setiap produk yang diciptakan anak bangsa.

"Saya tidak tahu ada izin atau tidak, tapi saya ditawari untuk jadi uji klinik saya siap," ucapnya.

Baca juga: Tuding Guru SD yang Ditembak Mati Mata-mata TNI-Polri, OPM: Kami Tidak Sembarang Tembak

Gatot mengungkapkan, dirinya belum menerima vaksin Nusantara, melainkan baru pengambilan sampel darah untuk diambil sel dendritiknya.

Dia meyakini, seluruh dunia akan mengikuti cara pembuatan vaksin yang digagas Terawan.

"Belum disuntik, diambil darahnya dulu, mudah-mudahan ini yang terbaik."

Baca juga: Polisi Terlibat Penyalahgunaan Narkoba, Kapolri: Kalau Sudah Tidak Bisa Dibina, Binasakan Saja

"Ingat kata-kata saya, dua tahun yang akan datang VVIP seluruh dunia pasti menggunakan cara seperti ini, mudah-mudahan benar," harapnya.

Selain Gatot, sejumlah anggota DPR juga mendatangi RSPAD untuk menjalani proses vaksinasi menggunakan vaksin Nusantara.

Proses pertama penggunaan vaksin Nusantara adalah dengan mengambil darah dari tubuh seorang subyek atau pasien.

Baca juga: Firli Bahuri: Masih Banyak Orang Baik, yang Ditangkap KPK karena Korupsi Tidak Lebih dari 1.550

Selanjutnya darah itu akan dibawa ke laboratorium untuk dipisahkan antara sel darah putih dan sel dendritik (sel pertahanan, bagian dari sel darah putih).

Sel dendritik ini akan dipertemukan dengan rekombinan antigen di laboratorium, sehingga memiliki kemampuan untuk mengenali virus penyebab Covid-19 SARS-CoV-2.

Kemudian setelah sel berhasil dikenalkan dengan Covid-19, maka sel dendritik akan kembali diambil untuk disuntikkan ke dalam tubuh subyek atau pasien (yang sama) dalam bentuk vaksin.

Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 RI 13 April 2021: Dosis Pertama 10.373.963, Suntikan Kedua 5.431.997

Dengan ini, pasien diharapkan memiliki kekebalan atau antibodi yang baik dalam melawan Covid-19.

Dari proses pengambilan darah, laboratorium, hingga akhirnya menjadi vaksin yang siap disuntikkan, diperlukan waktu satu minggu.

Sebelumnya, vaksin Nusantara yang digagas Terawan belum bisa lanjut ke tahap uji klinis fase II, oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Hijau Covid-19 di Indonesia: Tambah Jadi 9, Tetap di Papua, Nias, dan Maluku

Dokumen hasil pemeriksaan tim BPOM menunjukkan berbagai kejanggalan penelitian vaksin.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved