Hasil Survei Ini Sebut Tak Berlebihan jika Nadiem Makarim Di-Reshuffle, Berikut Penjelasannya
Menurut Dedi, Nadiem lebih cocok untuk menjadi menteri yang menangani sektor ketenagakerjaan dibanding pendidikan.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Nama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, disebut-sebut yang cocok untuk di-reshuffle.
Bahkan jika Nadiem direshuffle disebut-sebut bukan tindakan yang berlebihan.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah.
Di mana Nadiem kerap menghadirkan polemik dalam kebijakannya. Dibanding menghadirkan integrasi dalam pendidikan nasional.
Menurut Dedi, Nadiem lebih cocok untuk menjadi menteri yang menangani sektor ketenagakerjaan dibanding pendidikan.
Baca juga: Viral Video Pria Berseragam Dishub Kota Bekasi hendak Tilang Pengendara Pick-Up, Sopir Melawan
Baca juga: Bawa Anak Istri, Pemotor di Bekasi Nekat Curi HP di Dashboard Motor
Baca juga: WADUH Barang Bukti 11 Kg Sabu di Surabaya Hilang, IPW Minta Mabes Polri Turun Tangan
"Membaca kebijakan Nadiem sejauh ini, lebih banyak menghadirkan polemik dibanding integrasi arah pendidikan nasional, sehingga muncul asumsi jika Nadiem lebih sesuai di bidang ketenagakerjaan daripada pendidikan dan kebudayaan," ujar Dedi kepada Tribunnews.com, Rabu (14/4/2021).
"Untuk itu, tidak berlebihan jika Nadiem layak direshuffle, mungkin bukan soal kinerja, melainkan soal ketepatannya di Kemendikbud," tambah Dedi.
Polemik terbesar, menurut Dedi, yang ditimbulkan oleh Nadiem adalah melupakan essensi pendidikan nasional kita.
"Mengutamakan teknologi dibanding pembangunan karakter bangsa," ucap Dedi.
Dirinya mengungkapkan dalam survei IPO periode Maret-April 2021 nama Nadiem konsisten dianggap publik paling layak diganti.
Nadiem, menurut Dedi, dianggap publik tidak berhasil menghadirkan solusi pendidikan di masa pandemi.
Baca juga: Pinkan Mambo Jual Perabotan Rumahnya, Tong Sampah, Cobek, hingga Pengki di IG, Netizen Prihatin
Baca juga: Putus Asa Dihukum Jalan Bugil oleh Sang Istri karena Ketahuan Selingkuh,Pria Ini Minta Ditembak Mati
Baca juga: 4 Teroris Jakarta Mengaku sebagai Simpatisan FPI, Ini Tanggapan Kuasa Hukum Habib Rizieq
Mantan CEO Gojek itu juga dinilai tidak mampu membangun komunikasi dengan pemangku kepentingan di dunia pendidikan.
Padahal, menurut Dedi, sosok menteri seharusnya mampu membangun harmoni kepada seluruh pemangku kepentingan.
"Buruknya komunikasi kepada stakeholder pendidikan, sehingga wajar jika Nadiem termasuk menteri paling sering mendapat kritik bahkan dari Muhammadiyah sebagai organisasi terbesar pendidikan di Indonesia," pungkas Dedi.
Tiga Alasan Reshuffle
Tenaga Ahli Utama Kedeputian Kantor Staf Presiden, Ali Ngabalin membocorkan alasan Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan melakukan reshuffle menterinya.