Virus Corona

Varian E484K Bisa Turunkan Khasiat Vaksin Covid-19, Lebih Cepat Menular, Sudah Ditemukan di Jakarta

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, varian E484K merupakan hasil mutasi dari varian B117.

bbc.co.uk/kompas.com
Dampak yang cukup mengkhawatirkan dari E484K, varian baru Covid-19, adalah bisa terjadinya sebuah resistensi, di mana virus bisa bertahan dari imunitas di dalam tubuh. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Varian baru Covid-19 dengan kode E484K, dilaporkan banyak menginfeksi pasien positif di Tokyo, Jepang, dua bulan terakhir.

Dikutip dari Reuters, 12 dari 36 pasien positif Covid-19 terinfeksi varian baru ini.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, varian E484K merupakan hasil mutasi dari varian B117.

Baca juga: Kompolnas Tak Lihat Ada Polwan Periksa Pengunjung Wanita Saat Zakiah Aini Tebar Teror di Mabes Polri

"Mutasi E484K yang terjadi pada protein spike adalah mutasi yang sama seperti ditemukan pada varian Afsel atau Brazil," kata Wiku dalam konferensi pers virtual, Senin (5/4/2021).

Ia mengatakan, berdasarkan penelitian, varian tersebut memiliki sifat cepat menular.

Sehingga, masyarakat diminta semakin disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Baca juga: Penjual Senjata yang Dipakai Zakiah Aini Dibekuk di Aceh, Polisi Dalami Motif dan Cara Belinya

"Berdasarkan hasil penelitian, varian ini lebih cepat menular."

"Masyarakat diminta tetap patuhi protokol kesehatan setiap aktivitas yang dilakukan sebagai upaya cegah terjadinya penularan," kata Wiku.

Sebagai upaya antisipasi, pemerintah terus melakukan whole genome sequencing (WGS) untuk memetakan berbagai varian Covid-19 yang ada di Indonesia.

Baca juga: LOWONGAN Kerja Reporter Tribun Network-Warta Kota, Simak Syaratnya Ya

WNI dan WNA yang datang dari luar negeri juga harus melakukan proses skrining di pintu masuk kedatangan.

"Pemerintah juga terus lakukan WGS untuk memetakan varian Covid-19 yang masuk di Indonesia."

"Sambil mempertahankan proses screening pada saat WNA atau WNI masuk ke Indonesia," jelasnya.

Bisa Kurangi Efikasi Vaksin

Menurut Dicky Budiman, epidemiologi Indonesia dan peneliti pandemi dari Griffith University Australia, E484K dapat mengurangi efikasi atau khasiat dari vaksin.

Di sisi lain, dampak yang cukup mengkhawatirkan dari virus ini adalah bisa terjadinya sebuah resistensi, di mana virus bisa bertahan dari imunitas di dalam tubuh.

"Mutasi ini disebut bisa menghindari sistem pertahanan tubuh atau imun."

Baca juga: MAKI Praperadilankan 5 Kasus Mangkrak di KPK, dari Perkara Bank Century Hingga Bansos Covid-19

"Sehingga mutasi virus ini menjadi lebih meningkat kemampuan dalam menginfeksi bahkan reinfeksi," katanya, Selasa (6/4/2021).

Reinfeksi merupakan situasi terinfeksi kembali setelah dinyatakan sembuh.

Dicky juga menyebutkan, tubuh membutuhkan lebih banyak serum antibodi untuk mencegah infeksi pada sel tubuh akibat mutasi virus E484K ini.

Baca juga: Polri: Kelompok Teror Sebar Radikalisme Dibungkus Kebebasan Berpendapat

Oleh karena itu, menurut Dicky, perlu ditingkatkan kembali kualitas dan kuantitas dalam meningkatkan protokol kesehatan.

"Kita harus sangat serius meningkatkan 3T dan 5M."

"Nah, hal lain menjadi catatan bahwa betul vaksinasi untuk varian B117 sebelumnya efektif."

"Kalau E484K ini masih dalam tanda tanya," ucapnya.

Satu Kasus di Jakarta

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, E484K telah ditemukan di Indonesia.

Kasus tersebut terdeteksi di DKI Jakarta.

"Ada satu kasus di DKI Jakarta," ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (5/4/2021).

Baca juga: Yaqut Cholil Qoumas Ingin Doa Semua Agama di Indonesia Dipanjatkan di Setiap Acara Kemenag

Ia mengatakan, sampel spesimen tersebut dikumpulkan pada Februari oleh lembaga Eijkman, yang kemudian dilaporkan ke GISAID, lembaga yang melakukan pemantauan hasil pemeriksaan genome sequencing untuk melacak mutasi Covid-19.

"Kita monitor saja, karena ini spesimen Februari, dan sampai saat ini tidak menemukan varian baru lagi," ungkap perempuan berhijab ini.

Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 5 April 2021, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:

DKI JAKARTA

Jumlah Kasus: 386.989 (25.8%)

JAWA BARAT

Jumlah Kasus: 253.455 (8.9%)

JAWA TENGAH

Jumlah Kasus: 170.684 (8.4%)

JAWA TIMUR

Jumlah Kasus: 140.782 (12.7%)

KALIMANTAN TIMUR

Jumlah Kasus: 64.497 (3.5%)

SULAWESI SELATAN

Jumlah Kasus: 59.875 (4.4%)

BANTEN

Jumlah Kasus: 44.184 (2.3%)

BALI

Jumlah Kasus: 40.608 (2.8%)

RIAU

Jumlah Kasus: 35.572 (3.6%)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jumlah Kasus: 34.278 (0.9%)

SUMATERA BARAT

Jumlah Kasus: 32.206 (3.6%)

KALIMANTAN SELATAN

Jumlah Kasus: 29.024 (2.8%)

SUMATERA UTARA

Jumlah Kasus: 27.695 (3.2%)

PAPUA

Jumlah Kasus: 19.698 (2.2%)

SUMATERA SELATAN

Jumlah Kasus: 18.069 (1.9%)

KALIMANTAN TENGAH

Jumlah Kasus: 17.695 (1.1%)

SULAWESI UTARA

Jumlah Kasus: 15.387 (1.3%)

LAMPUNG

Jumlah Kasus: 14.234 (0.5%)

NUSA TENGGARA TIMUR

Jumlah Kasus: 12.642 (0.2%)

SULAWESI TENGAH

Jumlah Kasus: 11.351 (0.2%)

KALIMANTAN UTARA

Jumlah Kasus: 11.282 (0.2%)

SULAWESI TENGGARA

Jumlah Kasus: 10.283 (1.2%)

ACEH

Jumlah Kasus: 9.933 (1.8%)

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Jumlah Kasus: 9.755 (0.1%)

NUSA TENGGARA BARAT

Jumlah Kasus: 9.698 (1.0%)

KEPULAUAN RIAU

Jumlah Kasus: 9.358 (1.0%)

PAPUA BARAT

Jumlah Kasus: 8.406 (1.0%)

MALUKU

Jumlah Kasus: 7.375 (0.9%)

JAMBI

Jumlah Kasus: 6.405 (0.3%)

KALIMANTAN BARAT

Jumlah Kasus: 6.091 (0.4%)

BENGKULU

Jumlah Kasus: 5.549 (0.3%)

SULAWESI BARAT

Jumlah Kasus: 5.373 (0.2%)

GORONTALO

Jumlah Kasus: 5.202 (0.7%)

MALUKU UTARA

Jumlah Kasus: 4.332 (0.5%). (Rina Ayu/Taufik Ismail/Aisyah Nursyamsi)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved