Dampak Pandemi
Bus TransPatriot Koridor 2 dan 3 Berhenti Operasional, Sepi Penumpang Akibat Pandemi Virus Corona
Bus Transpatriot koridor 2 rute Vida Bantargebang-Narogong-Cipendawa-Summarecon dan koridor 3 rute Sumber Arta-Wisma Asri, berhenti operasional.
Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Valentino Verry

WARTAKOTALIVE.COM, BEKASI - Bus Transpatriot koridor 2 rute Vida Bantargebang-Narogong-Cipendawa-Summarecon dan koridor 3 rute Sumber Arta-Wisma Asri, berhenti operasional.
Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara PD Mitra Patriot (Transpatriot) Iqbal Daud.
"Iya betul (stop operasional)," kata Iqbal saat dikonfirmasi, Jumat (19/3/2021).
Iqbal menuturkan pandemi Covid-19 menjadi faktor utama diberhentikannya operasional koridor 2 dan 3.
Sejak April 2020 lalu, pendapatan Bus TransPatriot di koridor tersebut menurun drastis.
Sebenarnya, cukup banyak masyarakat yang memanfaatkan fasilitas tersebut.
Baca juga: Bekasi Dapat Bantuan dari Korea Selatan Senilai Rp 210 Miliar untuk Modernisasi Bus Transpatriot
Baca juga: VIDEO: Buka Rute Baru, Bus Transpatriot Gratiskan Tarif Hingga Awal September
Baca juga: SIMAK 5 Fakta Calon Bus Transpatriot yang Mangkrak di Lahan PDAM Tirta Patriot Bekasi
Baca juga: Sopir Angkot di Bekasi Mulai Berminat Jadi Sopir Transpatriot
Namun sejak pandemi, orang-orang memilih menahan diri untuk berpergian ke tempat yang tergolong sebagai rute koridor 2 dan 3.
"Kondisi pandemi yang berkepanjangan sejak April 2020 menyebabkan pendapatan menurun, kenapa menurun? Koridor 2 dan 3 itu adalah rute yang lebih banyak melayani penumpang masyarakat perumahan yang kalau hari libur Jumat, Sabtu dan Minggu, mereka ke SMB ke daerah Wisma Asri atau Sumber Arta," tuturnya.
Terlebih lagi, Kota Bekasi juga menerapkan batas jam operasional tempat usaha saat pemberlakuan adaptasi tatanan hidup baru (ATHB).
Konsekuensinya, masyarakat yang menggunakan jasa Bus Transpatriot koridor 2 dan 3 semakin sedikit.
"Nah dengan PSBB, tentunya kan mendapat konsekuensi mal-mal jam operasionalnya terbatas, karena terbatas, otomatis berkunjung ke pusat perbelajaan atau makan di restoran yang ada di mal jadi berkurang," kata Iqbal.