Berita Jakarta
Puluhan Warga Terluka dalam Bentrok Berdarah di Pancoran, Pertamina Bantah Gerakkan Preman dan Ormas
Selain itu, PT PTC memastikan proses pemulihan aset Pertamina di Pancoran dilakukan dengan pendampingan dari pihak aparat kepolisian.
Mereka melaporkan, kampungnya diserang oleh kelompok organisasi kemasyarakatan baik berseragam maupun menggunakan pakaian preman.
Warga menuding, kelompok tersebut merupakan suruhan dari perusahaan BUMN yang sejak beberapa waktu lalu terlibat perselisihan dengan warga terkait upaya penggusuran kampung.
Baca juga: Ririe Fairus Tegar Hadapi Sidang Cerai, Ayus dan Nissa Sabyan Masih Ngumpet dari Media
Kericuhan bermula ketika organisasi masyarakat dan preman mendatangi lokasi pemukiman warga dan memblokade akses masuk dan pintu belakang Gang Buntu II sekitar pukul 15.00 WIB.
Semenjak itu, warga setempat mulai bersiaga menghadapi kemungkinan terburuk.
Warga kemudian meminta preman-preman itu segera pergi.
Pihak ormas yang datang itu juga diminta segera mengembalikan sekolah PAUD di wilayah pemukiman yang disebut dikuasai secara paksa.
Meski demikian, kelompok ormas tersebut tetap bertahan di depan gang perkampungan.
Sekitar pukul 17.00 WIB, warga dan perwakilan forum melakukan negosiasi dengan pihak Pertamina, Polres Metro Jakarta Selatan dan Polsek Pancoran.
Dalam negosiasi yang dilakukan itu, Pertamina meminta warga mengirimkan perwakilan untuk melakukan mediasi. Namun warga menolak.
Baca juga: Tanpa Takut, di Depan Anggota DPR Buwas Bongkar Dua Sosok Menteri yang Instruksikan Impor Beras
Baca juga: Demokrat Kritik Rencana Impor 1 Juta Ton Beras: Jangan Sampai Petani Lokal Dikorbankan
Mediasi tak menemukan titik terang.
Kericuhan pun mulai pecah sejak pukul 22.00.
Terjadi aksi saling lempar batu hingga bom molotov.
Polisi pun berusaha meredam kericuhan tersebut.
Dilaporkan, puluhan orang terluka dalam bentrokan tersebut.
Dari informasi yang dihimpun, Gang Buntu Pancoran II merupakan kawasan permukiman warga seluas 4,8 hektar.
Baca juga: Naik Onta hingga Sewa Helikopter saat Berlibur ke Bali,Rohimah Ingin Lepas Kisah Kiwil dari Hidupnya
Baca juga: Kemenperin Masih Kaji Formula Relaksasi PPnBM untuk Mobil 2.500 cc
Semenjak Juli 2020, warga setempat mengalami penggusuran oleh PT Pertamina Training and Consulting.
Namun, warga tidak menerima begitu saja upaya penggusuran yang dilakukan.
Warga menyebut mendapatkan intimidasi hingga melaporkan kejadian itu kepada Komnas HAM pada Oktober 2020.