Berita Nasional
Pernyataan Lengkap Imam Katolik yang Memprotes Gus Yaqut terkait Salah Tulis di Buku Sejarah Gereja
Pater Kopong berusaha meluruskan kekeliruan yang terjadi dan menempatkan duduk persoalan sesuai kajian sejarah
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pater Yohanes Kopong Tuan MSF, seorang misionaris Indonesia yang bertugas di Filipina memprotes dengan menulis surat terbuka kepada Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas.
Surat yang ditembuskan ke sejumlah pihak berkepentingan itu berisi keberatannya atas klaim Gereja Nestorian yang dimuat di buku pelajaran agama Sekolah Menengah Pertama Teologi Kristen.
Saat dihubungi Wartakotalive.com, Minggu (14/3/2021), Pater Kopong membenarkan dirinya yang menulis surat kepada Menteri Agama RI tersebut yang salinannya diterima Warta Kota.
Baca juga: Masih Ada Salah Tulis di UU Cipta Kerja, Mensesneg: Tak Pengaruhi Implementasi
Pater Kopong menegaskan, ia menulis surat tersebut karena imannya.
Penjelasan yang disampaikannya dalam surat tersebut semata untuk mempertanggungjawabkan iman Katolik dalam menyuarakan suara kenabian.
"Prinsip saya, kebenaran seharusnya mengalahkan ketakutan," tegasnya.
Merujuk pada Isi surat tersebut, Pater Kopong berusaha meluruskan kekeliruan yang terjadi dan menempatkan duduk persoalan sesuai kajian sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Berikut isi lengkap surat Pater Kopong:
Kepada
Yth.
1.Bapak Menteri Agama Republik Indonesia
2.Bapak Menteri Pendidikan Republik Indonesia
3.Bapak Dirjen Bimas Kristen Republik Indonesia
4.Persekutuan Gereja Indonesia (PGI)
5.Yayasan, Kepala Sekolah dan Seluruh Guru Agama Kristen Sekolah Menengah Pertama Teologi Kristen
6.Penulis dan Editor Buku Siswa Sejarah Gereja Kelas VII Untuk Sekolah Menengah Pertama Teologi Kristen
Di
Tempat
Salam damai untuk kita semua;
Melalui surat terbuka ini, ijinkan saya terlebih dahulu memperkenalkan diri saya. Saya adalah Pastor Yohanes Kopong Tuan MSF yang sekarang bertugas sebagai Misionaris di Pilipina, tepatnya di Keuskupan Novaliches-Quezon City-Metro Manila.
Surat terbuka saya ini tidak mewakili lembaga resmi Gereja Katolik Indonesia, dalam hal ini Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), juga tidak mengatasnamakan seluruh umat Katolik Indonesia.
Surat saya ini merupakan surat pribadi yang mengatasnamakan pribadi saya sebagai seorang umat Katolik dan juga sebagai seorang imam dalam Gereja Katolik Roma.
Beberapa hari ini, media sosial diramaikan oleh banyaknya postingan terkait isi dari Buku Siswa Sejarah Gereja Kelas VII untuk Sekolah Menengah Pertama Teologi Kristen yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen, Dikrektorat Pendidikan Kristen, Kementerian Agama Republik Indonesia yang mana pada halaman 24 buku tersebut dituliskan bahwa Gereja Katolik Roma merupakan bagian dari gereja Nestorian.