Kecelakaan

Deretan Kecelakaan di Tanjakan Cae Sumedang yang Sering Makan Korban dari Tahun 1980 an

Kecelakaan di Tanjakan Cae Sumedang tidak sekali ini saja terjadi, tahun 2012 ada juga bus yang masuk jurang

Kolase foto instagram
Tanjakan Cae Sumedang rawan kecelakaan yang makan korban banyak 

Tanjakannya panjang, turunannya curam, dan berkelok-kelok membelah kaki Gunung Cakrabuana di kawasan timur Kabupaten Sumedang yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Garut.

“Dulu masih sepi, kalau berangkat sekolah, saya sering jalan kaki melewati tanjakan itu, lumayan berkeringat. Dan seingat saya, dulu di kawasan itu, sekitar 50 meter dari jalan ada sebuah curug (air terjun-red). Saya sering main ke situ bersama anak-anak Desa Cikareo lainnya,” kenang Gumelar, mantan Ketua OSIS SMAN 1 Sumedang angkatan 1996 ini.

Tanjakan Cae memang tak asing bagi Gumelar. Menurutnya, panjang jalur tanjakan itu sekitar 2 kilometer.

“Kalau dari arah Sumedang itu melewati Desa Cikareo Selatan dan Desa Sukajadi, ujungnya di Desa Cilengkrang berbatasan langsung dengan Malangbong Kabupaten Garut.

Dulu jalannya sempit. Di sebelah kirinya tebing, dan sebelah kanannya dulu cuma toangan (areal persawahan-red),” katanya.

Meski dulu cuma tebing dan toangan saja di kedua sisi tanjakan tersebut, namun Gumelar mengaku tidak pernah mengalami atau mendengar ada mitos atau kesan angker di kawasan tersebut.

Dalam kesempatan terpisah, putra desa Cikareo lainnya, Bagoes Noerochmat mengatakan hal yang sama.

Menurut anggota DPRD Sumedang ini , seumur lahir hingga kini, ia tidak pernah mendengar kisah, kesan atau peristiwa angker di tanjakan tersebut.

“Saya tak pernah mendengar ada mitos atau kisah horor. Malah di sisi kiri dan kanan jalan suka terlihat pemuda desa yang nongkrong, atau pejalan kaki penduduk setempat,” kata Bagoes.

Ia pun mengatakan, beberapa kejadian laka pernah terjadi sebelumnya, dan bus masuk jurang itu yang paling buruk dalam dua dekade terakhir.

Penyebab rawannya tanjakan tersebut, kata Bagoes, karena memang secara geografis, sudut kemiringan tanjakan itu cukup curam, serta tanjakan yang panjang.

Menurutnya, laka lantas di kawasan tersebut lebih banyak disebabkan kondisi teknis kendaraan atau human eror.

“Biasanya karena rem blong, atau karena supirnya yang kurang menguasai medan tanjakan tersebut, ujarnya.

Sementara kondisi badan jalan sendiri, kata Bagoes saat ini sudah beraspal mulus.

“Empat tahun lalu badan jalannya diperlebar, meski memang sudut kemiringan jalan tidak diperbaiki. Pihak propinsi selalu mengaspal mulus jalan tersebut, karena memang intensitas kendaraan di jalur Sumedang-Garut-Tasik ini termasuk padat, dan selalu menjadi jalur alternatif saat penanganan arus mudik lebaran,” terang Bagoes.

Ia pun berandai-andai, kalau saja supir Bus Maut Maju Jaya tidak panik saat mengalami rem blong, kata Bagoes, bus itu seharusnya dibanting ke arah tebing di bagian kanan.

“Kalau dibanting ke kanan ceritanya bisa lain. Tapi ya itulah takdir musibah, kita tidak pernah tahu,” kata Bagoes. (Harian Radar Sumedang, Edisi Sabtu, 04/02/2012).

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Ngerinya Tanjakan Cae Sumedang yang Sudah Makan Korban Berkali-kali, Terbaru 27 Orang Tewas,

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved