Kecelakaan

Deretan Kecelakaan di Tanjakan Cae Sumedang yang Sering Makan Korban dari Tahun 1980 an

Kecelakaan di Tanjakan Cae Sumedang tidak sekali ini saja terjadi, tahun 2012 ada juga bus yang masuk jurang

Kolase foto instagram
Tanjakan Cae Sumedang rawan kecelakaan yang makan korban banyak 

WARTAKOTALIVE.COM, SUMEDANG - Kecelakaan bus Pariwisata di Tanjakan Cae pada Rabu (10/3/2021) bukan pertama kalinya terjadi.

Apakah Tanjakan Cae Sumedang ini memang angker? Atau lokasi yang rawan kecelakan? 

Di artikel ini juga akan diceritakan kejadian kecelakaan Tanjakan Cae yang pernah terjadi pada tahun 1980 dan 2012. 

Kali ini rombongan bus para peziarah dan tur siswa SMP IT Al Muawwanah, Cisalak, Subang masuk ke jurang sedalam lebih dari lima meter pada Rabu (10/3/2021) sekitar pukul 18.30 WIB.

Korban meninggal diketahui sebanyak 27 orang.

Baca juga: Kecelakaan Maut di Wado Sumedang, Pemilik PO Bus Padma Kencana Juga Jadi Korban

Baca juga: Kronologi Kecelakaan Bus Pariwisata Masuk Jurang Bawa Rombongan Siwa SMP IT Muawanah

Diketahui, para peziarah tersebut dalam perjalanan pulang dari Pamijahan, Tasikmalaya.

Tanjakan Cae di Kecamatan Wado, Sumedang, Jawa Barat, menjadi salah satu titik yang kerap memakan korban.

Jika  dilalui dari arah Tasikmalaya menuju Wado, maka jalannya menurun. Dalam kondisi jalanan menurun ini, pengendara harus hati-hati.

Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengakui bahwa lokasi kecelakaan bus masuk jurang yakni di Tanjakan Cae, Kecamatan Wado,  memang rawan kecelakaan.

"Iya memang di sana sering terjadi kecelakaan, di sana memang harus hati-hati. Jalan ini jalan provinsi tapi kami tetap sediakan lampu PJU-nya, marka jalan, dan sebagainya. Ini jadi perhatian kami secepatnya," katanya.

Tercatat, Pada tahun 1980 silam di tempat yang sama pernah terjadi kecelakaan yang melibatkan group kesenian calung dan menelan korban jiwa.

Lalu pada tahun 2012 kecelakaan yang sama  terjadi ketika bus Maju Jaya jurusan Tasikmalaya - Cikampek terperosok hingga menyebabkan  12 orang meninggal dunia dan 26 orang luka-luka.

Menurut saksi mata, bus menggelinding jatuh ke jurang dalam kondisi mesin mati.

Sopir bus Sofian alias Asep kemudian ditetapkan sebagai tersangka.

Cerita Korban Selamat Kecelakaan Bus Ziarah Siswa SMP Masuk Jurang: Sempat Mencium Bau Sangit

Kecelakaan maut terjadi di Sumedang Jawa Barat, Rabu (10/3/2021). Bus parisiwsata Sri Padma Kencana terperosok ke jurang yang mengakibatkan puluhan orang tewas.
Kecelakaan maut terjadi di Sumedang Jawa Barat, Rabu (10/3/2021). Bus parisiwsata Sri Padma Kencana terperosok ke jurang yang mengakibatkan puluhan orang tewas. (HO/ Tribun Jabar)

Mimin Mintarsih (52) adalah salah satu penumpang dalam kecelakaan bus maut di Jalan Raya Sumedang-Malangbong, Tanjakan Cae, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (10/3/2021).

Warga Desa Paku Haji, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang, itu beserta dua anaknya yang berumur 2 dan 11 tahun selamat dalam kecelakaan maut tersebut.

Ketiganya kini sudah kembali ke rumah.

"Alhamdulillah saya dan dua anak saya selamat," ujar Mimin di rumahnya, Kamis (11/3/2021) dini hari.

Kepada Kompas.com, Mimin memberikan kesaksian mengenai apa yang terjadi dengan bus sesaat sebelum terjun ke jurang.

Mimin yang duduk di jok kedua dari sopir menyebut, bus oleng sebelum masuk ke jurang.

"Bus goyang-goyang, terus masuk jurang," ucap Mimin.

Saat di jalan, menurut Mimin, sudah tercium bau sangit kampas rem.

Salah seorang penumpang pun meminta sopir memeriksanya.

"Sopir bilang remnya blong," ujar Mimin.

Baca juga: Cerita Pilu Rombongan Remaja Masjid Alami Kecelakaan Maut di Tebing Tinggi, 9 Orang Meninggal Dunia

Ia mengungkapkan, sesaat sebelum kejadian, 59 penumpang bus yang terdiri dari siswa SMP IT Muaawanah, orangtua, pendamping, dan guru serempak mengucapkan takbir.

"Semua orang teriak Allahhu akbar, takbir," ujar Mimin.

Akibat kecelakaan itu, Mimin terjepit jok di dalam bus.

Sedangkan kedua anaknya terpental ke belakang.

Namun, Mimin bisa menyelamatkan diri dan merangkak mencari anaknya, lalu keluar dari bus.

"Saya terjepit jok, saya merangkak cari anak saya dan keluar dari bus," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, korban tewas akibat kecelakaan di Jalan Raya Sumedang-Malangbong, Tanjakan Cae, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, menjadi 27 orang hingga Kamis, pukul 02.18 WIB.

Sebagian besar korban tewas adalah penumpang yang terjepit badan bus.

Kecelakaan tahun1980 dan 2012 

kecelakaan bus di Tanjakan Cae tahun 2012

Kecelakaan besar pernah terjadi di Tanjakan Cae Sumedang tahun 2012.

Kecelakaan yang diduga akibat rem blong itu seperti mengulang sejarah sembilan tahun silam.

Saat itu, tepatnya Rabu 1 Februari 2012 petang, bus Maju Jaya sarat penumpang terperosok ke dalam jurang di Tanjakan Cae akibat rem blong.

Bus Maju Jaya Bernopol Z 7661 A terguling masuk jurang di betulan Cilangkap Desa Sukajadi Kecamatan Wado Kab Sumedang, Rabu 01/02/2012, Sumedang kota 

Dikutip dari blog Kangkurniawan, ini beberapa kecelakaan yang terjadi di Tanjakan Cae 

Bukan sekali itu saja Tanjakan Cae di jalur lalu lintas Sumedang-Tasikmalaya via Wado betulan Cilangkap Desa Sukajadi Kec Wado menjadi sumber kisah petaka.

Sekitar pertengahan dekade 1980-an, Ki Jebrag Group, sebuah grup kesenian calung yang kepopulerannya saat itu nyaris setara dengan Darso, Sang Maestro Calung asal Bandung Jawa barat, mengalami kisah tragis.

Truk yang mengangkut kru dan peralatan kesenian calung milik grup tersebut terguling ke dalam jurang di Tanjakan Cae, hingga Ki Jebrag sendiri, bintang dan pimpinan grup tersebut tewas dalam kecelakaan tersebut.

“Saya masih duduk di bangku sekolah dasar ketika itu, sekitar tahun 1980-an. Waktu itu menyaksikan sendiri truk Rombongan Ki Jebrag Group terguling masuk jurang di tanjakan Cae. Banyak yang tewas, termasuk Ki Jebrag sendiri, tapi saya lupa berapa jumlahnya,” ujar Gumelar Mulyamihardja, petugas Direktorat Bea dan Cukai Kementrian Keuangan RI, kelahiran Cikareo Wado Sumedang.

Ia pun mengaku kaget ketika menyaksikan di media televisi, tanjakan di kampungnya itu kembali memakan korban jiwa yang cukup banyak.

Gumelar mengenang, sejak dulu tanjakan Cae memang terkenal rawan kecelakaan.

Tanjakannya panjang, turunannya curam, dan berkelok-kelok membelah kaki Gunung Cakrabuana di kawasan timur Kabupaten Sumedang yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Garut.

“Dulu masih sepi, kalau berangkat sekolah, saya sering jalan kaki melewati tanjakan itu, lumayan berkeringat. Dan seingat saya, dulu di kawasan itu, sekitar 50 meter dari jalan ada sebuah curug (air terjun-red). Saya sering main ke situ bersama anak-anak Desa Cikareo lainnya,” kenang Gumelar, mantan Ketua OSIS SMAN 1 Sumedang angkatan 1996 ini.

Tanjakan Cae memang tak asing bagi Gumelar. Menurutnya, panjang jalur tanjakan itu sekitar 2 kilometer.

“Kalau dari arah Sumedang itu melewati Desa Cikareo Selatan dan Desa Sukajadi, ujungnya di Desa Cilengkrang berbatasan langsung dengan Malangbong Kabupaten Garut.

Dulu jalannya sempit. Di sebelah kirinya tebing, dan sebelah kanannya dulu cuma toangan (areal persawahan-red),” katanya.

Meski dulu cuma tebing dan toangan saja di kedua sisi tanjakan tersebut, namun Gumelar mengaku tidak pernah mengalami atau mendengar ada mitos atau kesan angker di kawasan tersebut.

Dalam kesempatan terpisah, putra desa Cikareo lainnya, Bagoes Noerochmat mengatakan hal yang sama.

Menurut anggota DPRD Sumedang ini , seumur lahir hingga kini, ia tidak pernah mendengar kisah, kesan atau peristiwa angker di tanjakan tersebut.

“Saya tak pernah mendengar ada mitos atau kisah horor. Malah di sisi kiri dan kanan jalan suka terlihat pemuda desa yang nongkrong, atau pejalan kaki penduduk setempat,” kata Bagoes.

Ia pun mengatakan, beberapa kejadian laka pernah terjadi sebelumnya, dan bus masuk jurang itu yang paling buruk dalam dua dekade terakhir.

Penyebab rawannya tanjakan tersebut, kata Bagoes, karena memang secara geografis, sudut kemiringan tanjakan itu cukup curam, serta tanjakan yang panjang.

Menurutnya, laka lantas di kawasan tersebut lebih banyak disebabkan kondisi teknis kendaraan atau human eror.

“Biasanya karena rem blong, atau karena supirnya yang kurang menguasai medan tanjakan tersebut, ujarnya.

Sementara kondisi badan jalan sendiri, kata Bagoes saat ini sudah beraspal mulus.

“Empat tahun lalu badan jalannya diperlebar, meski memang sudut kemiringan jalan tidak diperbaiki. Pihak propinsi selalu mengaspal mulus jalan tersebut, karena memang intensitas kendaraan di jalur Sumedang-Garut-Tasik ini termasuk padat, dan selalu menjadi jalur alternatif saat penanganan arus mudik lebaran,” terang Bagoes.

Ia pun berandai-andai, kalau saja supir Bus Maut Maju Jaya tidak panik saat mengalami rem blong, kata Bagoes, bus itu seharusnya dibanting ke arah tebing di bagian kanan.

“Kalau dibanting ke kanan ceritanya bisa lain. Tapi ya itulah takdir musibah, kita tidak pernah tahu,” kata Bagoes. (Harian Radar Sumedang, Edisi Sabtu, 04/02/2012).

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Ngerinya Tanjakan Cae Sumedang yang Sudah Makan Korban Berkali-kali, Terbaru 27 Orang Tewas,

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved