Berita Nasional
Sempat Dirayu untuk Ikut Gulingkan AHY, Jenderal Gatot: Moral Etika Saya Tidak Bisa Menerima Itu
Dalam wawancara aku channel Bang Arief, Gatot Nurmantyo menyinggung soal KLB Partai Demokrat kubu Johnny Allen di Deli Serdang
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Masalah yang menjerat partai Demokrat masih ramai diperbincangkan.
Kubu Agus Harimurti Yudhoyono terus melakukan perlawanan terhadap Partai Demokrat kubu Moeldoko.
Moeldoko sendiri diputuskan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat melalui Kongres Luar Biasa Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021) lalu.
Dia terpilih melalui votting berdiri dan berlangsung hanya dalam hitungan menit.
Baca juga: Saiful Mujani Blak-blakan Bongkar Skenario Moeldoko, Tujuan Akhirnya Membunuh Demokrat di 2024
Proses 'kudeta' partai Demokrat itu pun disebut dilakukan dengan cara inkonsistional dan mengabaikan AD/ART partai.
Beberapa pengamat menyebut bahwa pengambilalihan partai Demokrat itu 'serampangan dan kasar'.
Meski demikian, hingga saat ini pihak Demokrat kubu KLB cuek dan tidak banyak menanggapi komentar miring dari kubu AHY.
Baca juga: Satgas dan Kader Siaga 1 Jaga Kantor DPP Demokrat di Menteng, Antisipasi Direbut Pihak Moeldoko
Di tengah ramainya kecaman terhadap Moeldoko, muncul pengakuan dari mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.
Dalam wawancara aku channel Bang Arief, Gatot menyinggung soal KLB partai Demokrat kubu Johnny Allen di Deli Serdang, Sumatera Utara.
Gatot menyebutkan bahwa saat ini sudah terjadi politik yang tidak sehat.
Baca juga: Partainya Direbut Moeldoko, SBY Sebut Bangsa Sedang Berkabung,Teddy: Jangan Cengeng,Tuhan Tidak Suka
"Ini kan politik yang sudah tidak sehat. Politik sudah menyimpang dari Pancasila, di sila ke empat. Jadi musawarah itu sekarang sudah nggak ada, (sekarang) votting. Begitu votting, pasti money politik bisa terjadi. Inilah penyimpangan ini," jelas Gatot Nurmanyo dikutip Wartakotalive.com, Minggu (7/3/2021).
Menyikapi keterlibatan Moeldoko dalam 'kudeta; Partai Demokrat, Gatot menyebut dirinya sempat ditawarin untuk ikut serta dalam aksi itu.
"Ada juga yang datang kepada saya. Saya tanya gimana prosesnya, nanti bikin KLB. Yang dilakukan kita mengganti AHY dulu melallui mosi tidak percaya. Setelah AHY turun, nanti pemilihan," jelas Gatot.
Menurut Gatot, bagaimanapun SBY memiliki peran penting terhadap kariernya hingga menjadi panglima TNI.
Jadi, tidak mungkin ia menerima tawaran itu meskipun dijanjikan dengan 'kekuasaan' apabila sudah menguasai Partai Demokrat.