Partai Politik

Sebut Moeldoko Jadi Ketua Umum Hanya Ambisi, AHY: Tidak Mencintai Tapi Ingin Miliki Partai Demokrat

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebut Moeldoko menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB hanyalah ambisi semata.

Editor: PanjiBaskhara
Kolase Wartakotalive.com/Istimewa
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebut Moeldoko menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB hanyalah ambisi semata. Kolase Foto: Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua Umum Partai Demokrat Moeldoko versi KLB 

Istri AHY Sebut Ada Pembiaran

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pada Jumat (5/3/2021), Partai Demokrat gelar Kongres Luar Biasa atau KLB di The Hill Hotel and Resort Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara.

Dalam KLB Partai Demokrat, terpilih Kepala Staf Presiden atau KSP Moeldoko jadi Ketua Umum Partai Demokrat.

Hal itu tersebut, langsung ditanggapi istri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Annisa Larasati Pohan atau Annisa Pohan.

Terpilihnya Ketua Umum Partai Demokrat Moeldoko versi KLB tersebut membuat Annisa Pohan ikut bersuara.

Diketahui, Annisa Pohan ikut bersuara lantaran pemilihan Ketua Umum Partai Demokrat yang dijabat Moeldoko telah mengger suaminya, AHY

Menanggapi hal itu, Annisa Pohan menyinggung adanya sikap pembiaran dari dari pihak penguasa di dalam aksi KLB Partai Demokrat tersebut.

Hal tersebut diungkapkan Annisa Pohan melalui akun Twitternya di @AnnisaPohan, Sabtu (6/3/2021), kemarin.

"Ketika sebuah Partai Politik diambil haknya secara paksa dengan melanggar konstitusi, lebih lagi ada 'pembiaran' dari yang punya kuasa," tulis Annisa Pohan.

Melihat hal ini, Annisa juga mempertanyakan bagaimana nasib hak dari rakyat nantinya.

"Apalagi dengan hak Rakyat kecil ? Siapa yang akan lindungi? apakah kita akan terus diam?," lanjutnya.

Lanjut cuitan lain, istri AHY ini mengatakan keadilan di Indonesia sudah lama hilang.

Menurutnya, keadilan sudah hilang karena masyarakat tidak berperan aktif.

Annisa Pohan
Annisa Pohan (instagram)

"Saya sadar, sudah lama keadilan pergi dari negara ini dan tidak pernah kembali."

"Itu karena kita hanya menjadi penonton pasif, tidak membela keadilan dan tidak ikut berperan aktif 'memulangkan' keadilan."

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved