Berita Nasional

Partainya Direbut Moeldoko, SBY Sebut Bangsa Sedang Berkabung,Teddy: Jangan Cengeng,Tuhan Tidak Suka

Teddy meminta agar masalah internal SBY dan Demokrat jangan dijadikan sebagai masalah semua orang apalagi masalah bangsa.

Editor: Feryanto Hadi
Istimewa via Tribunnews
Dewan Pakar PKPI Teddy Gusnaidi 

"Termasuk rasa malu dan rasa bersalah saya yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya. Saya mohon ampun kehadirat Allah SWT tuhan yang maha kuasa atas kesalahan saya itu," katanya.

Baca juga: Jokowi Serukan Benci Produk Asing, Para Petinggi E-Commerce di Indonesia Bereaksi

Pidato lengkap SBY

Berikut ini pernyataan lengkap Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat SBY, dalam pidato yang disampaikan dari kawasan Cikeas, Bogor, Jumat (5/3/2021): 

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..

Saudara-saudara, hari ini kami berkabung,

Partai Demokrat berkabung. Sebenarnya bangsa Indonesia juga berkabung.

Berkabung karena akal sehat telah mati. Sementara keadilan, supremasi hukum dan demokrasi sedang diuji.

Hari ini, 5 Maret 2021, KLB Partai Demokrat abal-abal, KLB yang tidak sah dan tidak legal telah digelar di Deli Serdang, Sumatera Utara.

KLB tersebut telah menobatkan KSP Moeldoko, seorang pejabat pemerintahan aktif berada di lingkar dalam lembaga kepresidenan.

Bukan kader Partai Demokrat alias pihak eksternal partai, menjadi ketua umum Partai Demokrat, mendongkel dan merebutnya dari ketua umum Partai Demokrat yang sah, yang setahun yang lalu telah diresmikan oleh negara dan pemerintah.

Satu bulan yang lalu, kita semua masih ingat ketika Ketua Umum AHY secara resmi mengirimkan surat kepada yang mulia Bapak Presiden Jokowi tentang keterlibatan KSP Moeldoko dalam gerakan penggulingan kepemimpinan Partai Demokrat yang sah.

Dan setelah itu Ketua Umum AHY juga menyampaikan kepada publik tentang gerakan kudeta ini, banyak tanggapan yang bernada minir dan miring.

Mereka mengatakan, Demokrat hanya mencari sensasi, demokrat hanya play victim

KSP Moeldoko mengatakan itu hanya ngopi-ngopi, pelaku gerakan mengatakan itu hanya rapat-rapat biasa.

Sementara itu, kita juga masih ingat ada pula yang punya keyakinan bahwa KSP Moeldoko pasti mendapatkan sanksi dari atasannya karena ulahnya itu.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved