Virus Corona
VARIAN BARU Virus Corona Menular Lebih Cepat 40-70 Persen, Tidak Perlu Panik Tapi Lebih Waspada
Kendati varian baru virus Corona punya daya penularan lebih cepat, masyarakat tidak perlu panik namun diminta lebih waspada.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Varian baru virus Corona, yaitu virus Corona B117 lebih cepat menular dalam kerumunan atau keramaian.
Tingkat kecepatan penularannya mencapai 40 sampai 70 persen dari virus corona yang terdahulu menjadi pandemi.
Kendati demikian, masyarakat diminta tidak panik dan meningkatkan kewaspadaan dalam menjalankan protokol kesehatan.
Upaya pencegahan agar virus ini tidak menular dinilai penting dengan menjalankan protokol kesehatan semaksimal mungkin.
Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengatakan bahwa varian baru virus corona B.1.1.7 akan lebih cepat menular pada keramaian.
Baca juga: Rilis Varian Baru, Joksyn Berbagi Penjualan Ke Yatim dan Dhuafa
Menurut dia, penularan varian baru virus Covid-19 ini mencapai 40 persen hingga 70 persen.
Oleh karena itu, ada kecenderungan varian ini lebih mudah menular dari varian virus Covid-19 sebelumnya.
"Ada potensi pada event super spreader atau keramaian akan sangat efektif (menular) itu. Karena 40 sampai 70 persen cepat menular," jelas Dicky pada Kompas.com, Rabu (3/3/2021).
Baca juga: Gelombang Varian Baru Virus Corona Semakin Meluas, Kini Melanda Spanyol, Swedia, Swiss Hingga Kanada
Menurut Dicky, varian Covid-19 B.1.1.7 merupakan virus SARS-CoV-2 yang sama dengan Covid-19 saat ini.
Hanya saja, berbeda kode genetiknya.
"Kalau bicara strain baru, virusnya tetap SARS-CoV-2, penyakitnya pun sama, Covid-19, hanya yang berbeda adalah kode genetik dari si virus ini," kata Dicky.
Baca juga: Apa Itu B117, Virus Corona Varian Baru yang Masuk Indonesia dan Apa Saja Gejala Covid-19 yang Baru
Karena memiliki tingkat penularan lebih tinggi, Dicky khawatir virus ini dapat meningkatkan tingkat kematian, terutama pada lansia atau orang dengan komorbid.
"Karena viralnya tinggi, 30 persen meningkatkan kematian," ucap dia.
Namun demikian, Dicky meminta masyarakat tidak perlu panik.
Hal yang harus dilakukan masyarakat, menurut dia, yakni meningkatkan respons dan kewaspadaan pada protokol kesehatan.
Baca juga: Virus Corona B117 Masuk Karawang, Pemkab Bekasi Minta Masyarakat Waspada dan Tetap Jaga Prokes
"Tidak perlu panik, hanya harus sangat waspada, bukan berarti panik. Waspada itu artinya harus memperkuat responsnya, 3T dan 5M dan diperkuat vaksinasinya," ujar Dicky.
"Hanya sekarang harus 2-3 kali lipatlah responnya, lebih masif lebih agresif, maskernya dua lapis dan lain sebagainya," kata dia.
Adapun virus Covid-19 B.1.1.7 dikabarkan sudah masuk ke Indonesia.
Baca juga: Varian Virus Corona B117 Sudah Masuk Indonesia Sejak Beberapa Minggu Lalu, Kasus Impor
Varian ini merupakan jenis virus Covid-19 baru yang ditemukan di Inggris.
Informasi masuknya virus Covid-19 B.1.1.7 disampaikan Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono pada acara "Inovasi Indonesia untuk Indonesia Pulih Pasca Pandemi", Selasa (2/3/2021).
"Kita menemukan mutasi B.1.1.7 UK (United Kingdom) di Indonesia, ini fresh from the oven baru tadi malam ditemukan dua kasus," ucap Dante.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito membenarkan informasi tersebut pada konferensi pers virtual di hari yang sama.
Baca juga: Pemkab Bekasi Tidak Keluarkan SIKM terkait Temuan Virus Corona B117 di Karawang
"Iya benar bahwa varian B.1.1.7 telah ditemukan di Indonesia sebagaimana yang disampaikan Bapak Wakil Menteri Kesehatan," kata Wiku.
Cara pencegahan
Awalnya varian baru virus corona B117 ditemukan di Inggris kemudian menyebar ke sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Lalu, bagaimana kiat menjaga diri dari varian baru virus corona B117?
Baca juga: Belum Ada Rekomendasi Dokter, Indro Warkop Batal Vaksin Virus Corona di Menteng Jakarta Pusat
Otoritas kesehatan sekarang menghadapi rintangan besar baru seiring ditemukannya varian baru virus corona yang lebih menular, yakni B117.
Varian baru virus corona B117 pertama kali muncul di Inggris lalu menyebar ke negara lain, termasuk Indonesia seperti yang diungkapkan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono pada Selasa (2/3/2021).
Dia mengonfirmasi dua kasus Covid-19 dengan mutasi B117.
Para peneliti di London School of Hygiene and Tropical Medicine seperti dikutip dari ABC News, Rabu (3/3/2021), memperkirakan varian ini 56 persen lebih menular.
Sebuah studi pracetak terpisah dari para peneliti di Imperial College London menemukan varian baru meningkatkan reproduksi virus dengan jumlah rata-rata orang yang terinfeksi orang yang positif antara 0,4 dan 0,7.
Baca juga: Sudah Menyebar ke Indonesia, Ini Kiat Menjaga Diri dari Varian Baru Virus Corona B117
Apa yang membuatnya lebih menular?
Kecepatan penyebaran B117 menunjukkan varian ini membawa fitur biologis tertentu atau mutasi dalam genomnya yang membuatnya lebih menular.
Mutasi genetik sebenarnya bagian normal dan diharapkan dari evolusi virus, tetapi terkadang virus memperoleh mutasi menguntungkan yang memungkinkan mereka untuk mengungguli varian lain yang beredar, kata pakar virologi di University of Sydney, Prof Eddie Holmes.
Ada juga bukti awal yang menunjukkan varian B117 menghasilkan viral load (tingkat replikasi virus dalam tubuh) yang lebih tinggi.
Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 Indonesia 3 Maret 2021: 2.104.967 Orang Disuntik Dosis Pertama
Ini artinya, ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk, mereka cenderung menyebarkan lebih banyak virus.
Kiat melindungi diri
Varian ini menyebar dengan cara yang sama seperti virus corona. Anda kemungkinan besar tertular virus jika Anda menghabiskan waktu di ruang tertutup untuk menghirup udara orang yang terinfeksi.
Baca juga: Ada 180 Kasus Mafia Tanah Ditangani Polda Metro Jaya Bersama Kementerian ATR/BPN
Protokol kesehatan yang melindungi Anda dari Covid-19 akan membantu melindungi Anda dari varian ini, meskipun Anda mungkin perlu lebih teliti misalnya mengenakan dua atau tiga lapis masker.
Selain itu, jangan menghabiskan waktu di dalam ruangan dengan orang yang tidak tinggal serumah, hindari keramaian, dan menjaga jarak.
Cucilah tangan Anda sesering mungkin, dan hindari menyentuh wajah Anda.

"Hal pertama yang saya katakan kepada orang-orang ini bukanlah virus yang berbeda. Semua hal yang telah kami pelajari tentang virus ini masih berlaku," kata Dekan Brown University School of Public Health, Dr. Ashish K. Jha, seperti dikutip dari The New York Times.
Pakar kesehatan mengingatkan Anda jangan lengah setelah setahun hidup dalam pandemi.
Baca juga: Mulai Juli 2021, Menteri Kesehatan Targetkan 1 Juta Orang Divaksin Covid-19 Setiap Hari
Mungkin menghabiskan waktu di dalam ruangan dan membuka masker saat bersama teman atau makan di restoran.
"Semakin banyak saya mendengar tentang varian baru, semakin saya prihatin. Saya pikir tidak ada ruang untuk kesalahan atau kecerobohan dalam mengikuti tindakan pencegahan," tutur profesor lingkungan di Virgnia Tech, Linsey Marr.
Perlukah upgrade masker?
Anda harus mengenakan masker berkualitas tinggi saat berada di luar rumah misalnya berbelanja atau berada dalam situasi di dalam ruangan dengan orang yang tidak tinggal serumah dengan Anda.
Marr dan timnya baru-baru ini menguji 11 bahan masker dan menemukan masker kain yang tepat, dipasang dengan benar bisa menyaring partikel virus yang menyebabkan infeksi.
Masker terbaik memiliki tiga lapisan yakni dua lapisan kain dengan saringan diapit di antaranya.

Masker juga harus dipasang di sekitar pangkal hidung dan terbuat dari bahan yang fleksibel untuk mengurangi celah.
Ikat kepala pada masker membuat lebih pas daripada loop telinga.
Apabila Anda tidak ingin membeli masker baru, kenakan masker tambahan saat Anda berada di dekat orang lain.
Menambah lapisan masker yakni masker bedah sekali pakai dan menutupinya dengan masker kain dapat Anda terapkan.
Anda tidak memerlukan tingkat perlindungan tinggi seperti yang dibutuhkan para tenaga medis sehingga N95 tidak direkomendasikan.
Di sisi lain, mendapatkan vaksin adalah cara terbaik untuk mengurangi risiko.
Para ahli optimistis vaksin saat ini sebagian besar akan efektif melawan varian baru virus corona yang muncul.
Awal bulan ini, Pfizer dan BioNTech mengumumkan vaksin Covid-19 buatan mereka bekerja melawan salah satu mutasi utama yang ada di beberapa varian.
Tetapi beberapa data juga menunjukkan varian dengan mutasi tertentu, terutama yang pertama kali terlihat di Afrika Selatan, mungkin lebih resisten terhadap vaksin.
Meskipun datanya mengkhawatirkan, para ahli mengatakan vaksin saat ini menghasilkan tingkat antibodi yang sangat tinggi, dan kemungkinan besar setidaknya dapat mencegah penyakit serius pada orang yang diimunisasi dan terinfeksi.
"Alasan saya sangat optimis adalah dari apa yang kita ketahui tentang cara kerja vaksin, bukan hanya satu antibodi yang memberikan semua perlindungan. Divaksin menghasilkan antibodi dan ini membuat kecil kemungkinan terjadi mutasi," kata profesor penyakit menular di University of Michigan, Dr. Adam Lauring.
Baca juga: 5 Alasan Penting Berolahraga demi Kesehatan Jantung pada Masa Pandemi Virus Corona
Tetapi sampai tiba giliran Anda divaksin, tetap perhatikan aktivitas Anda dan coba kurangi waktu dan jumlah eksposur ke orang lain.
Misalnya, apabila Anda sekarang pergi ke toko dua atau tiga kali seminggu, kurangi menjadi seminggu sekali.
Lalu, apabila biasanya Anda menghabiskan 30-45 menit di toko bahan makanan, kurangi waktu Anda menjadi 15 atau 20 menit.
Baca juga: Kemenristek/BRIN Berhasil Ciptakan 61 Produk Inovasi Selama Setahun Pandemi Virus Corona
Apabila toko sedang ramai, kembali lagi nanti. Jika Anda sedang mengantre, jagalah jarak setidaknya satu meter dari orang-orang di depan dan di belakang Anda.
"Varian baru ini membuat saya berpikir dua kali tentang rencana saya untuk mengajar secara langsung, yang tentunya dengan masker dan dengan ventilasi yang baik," tutur Marr.
Anak-anak tampaknya terinfeksi varian dengan kecepatan yang hampir sama dengan strain aslinya.
Baca juga: Jalani Vaksinasi, Sekda Kabupaten Bekasi Sebut Vaksin Sebagai Upaya Mengakhiri Pandemi Virus Corona
Sebuah studi besar di Inggris menemukan, anak-anak hanya memiliki kemungkinan sekitar setengah dari orang dewasa untuk menularkan varian tersebut kepada orang lain.
Meskipun itu kabar baik, sifat varian baru yang sangat menular berarti lebih banyak anak-anak yang akan tertular virus.
Lalu, apabila Anda sudah terkena Covid-19, artinya memiliki tingkat kekebalan yang sama terhadap varian baru?
Sebagian besar ahli setuju pada penyintas Covid-19 memiliki tingkat kekebalan alami tertentu untuk membantu melawan infeksi kedua meskipun tidak diketahui berapa lama perlindungan tersebut bertahan.

Varian yang beredar di Brazil dan Afrika Selatan tampaknya memiliki mutasi yang memungkinkan virus menghindari antibodi alami dan menginfeksi kembali seseorang yang telah terinfeksi virus.
Kekhawatiran tersebut didasarkan pada tes laboratorium yang menggunakan antibodi dari orang-orang dengan infeksi sebelumnya.
Di sisi lain, pengaruh vaksin terhadap varian ini juga belum diketahui.
Tetapi, meski semua ini terdengar menakutkan, para ilmuwan berharap meskipun vaksin tidak sepenuhnya melindungi dari variasi baru virus, antibodi yang dihasilkan oleh vaksin tetap akan melindungi orang dari penyakit yang lebih serius. (Antaranews)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Epidemiolog: Varian Baru Virus Corona 40-70 Persen Lebih Cepat Menular", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2021/03/03/13125071/epidemiolog-varian-baru-virus-corona-40-70-persen-lebih-cepat-menular?page=all#page2.