OBITUARI

OBITUARI Leo Joosten OFMCap, Sosok Langka Imam Katolik Ahli Budaya Batak dan Penulis 23 Buku

Sosok Pastor Leo Joosten OFMCap tergolong langka. Ahli budaya Batak dan penulis 23 buku itu berpulang pada Minggu (28/2/2021) di Medan.

istimewa
Pastor Leo Joosten OFMCap melihat salah satu karyanya. 

"Buku kenangan atas karya dan perjalanan P. Leo selama 50 tahun telah terbit setebal 628 halaman, berisi karya-karya, kisah dan kesan banyak pihak terhadap beliau. Tentu intinya monumen emas 50 tahun seorang pejuang iman, kemanusiaan dan pemerhati budaya," tulis Pastor Liberius Sihombing OFMCap tentang Pastor Leo Joosten OFMCap.

Sosok langka

Leo Joosten Ginting, OFMCap merupakan seorang pastor kelahiran Nederwetten, Belanda, 9 September 1942 yang telah berkewarganegaran Indonesia.

Pastor Leo di depan salah satu gereja karyanya di Berastagi.
Pastor Leo di depan salah satu gereja karyanya di Berastagi. (istimewa)

Masyarakat Karo di desa Suka, Tanah Karo, pada tahun 1999, secara adat telah menabalkan marga Ginting Suka bere-bere Sitepu pada pastor Leo.

Pastor Leo juga merupakan ketua Lembaga Pusaka Karo dan pendiri Museum Pusaka Karo.

Sosok Pastor Leo Joosten, OFMCap tergolong langka.

Ia dikenal mencintai budaya Batak dan menjadi salah satu ahli budaya Batak yang tak tergantikan.

Baca juga: Mengenal Ulos dari Suku Batak Sumatera Utara, Ragam dan Kegunaan dalam Tradisi

Ia juga dikenang atas upayanya dalam pembangunan gereja inkulturatif, yakni di Paroki St. Mikael – Pangururan dan Paroki St. Fransiskus Assisi – Berastagi.

Imam Kapusin asal Negeri Kincir Angin ini dikagumi banyak kalangan atas kegemarannya dalam dunia menulis.

Sebanyak 23 buku telah lahir dari tangan dinginnya.

“Saya mulai tekun menulis buku sejak melayani sebagai Parochus di Pangururan, karena ada pertanyaan dari para turis yang berkunjung untuk melihat gereja inkulturatif di Pangururan dan menikmati pemandangan Danau Toba. Sampai sekarang, saya tak pernah bosan menulis,” tuturnya dalam perbincangan dengan Katolikana di Berastagi, Sabtu (21 November 2020) sebagaimana dikutip dari Komsoskam.com.

Baca juga: Darmayanti Lubis Apresiasi Terbentuknya Batak Center

Dia mengaku dalam waktu dekat akan menulis sebuah buku berkenaan pesta jubileum salah satu paroki di Keuskupan Agung Medan.

Rekan Imam di Paroki Pangururan, (saat itu) Pastor Elias Sembiring, OFMCap juga turut memberi dukungan.

Buku mengenai budaya Batak dan gereja inkulturasi Pangururan tersebut lalu mendapat apresiasi besar.

Baca juga: Kisah Philip Situmorang, Pemuda Batak Jadi Perwira Militer AS Viral di Medsos, Ayah: Selamat Anakku

“Bahkan sempat dicetak dalam bahasa Inggris dan Jepang karena jumlah peminat yang banyak,” tutur Pastor yang baru saja menapak Momen Emas Imamat (50 tahun).

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved