Jusuf Kalla: Buzzer Tidak Berargumentasi, Hantam Kromo Saja, Asal Berbeda dan Bikin Riuh
JK berpendapat, bila para buzzer menyampaikan argumentasi yang baik, tentu hasilnya akan baik bagi demokrasi.
Perlu Aturan Detail
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengusulkan pemerintah dan DPR membuat aturan lebih detail, untuk menindak pendengung alias buzzer, yang berpotensi merusak kerukunan masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Jazilul menyikapi persoalan Permadi Arya alias Abu Janda, yang diduga menyampaikan ujaran kebencian terkait suku, agama, ras, dan antar-golongan (SARA).
"Mungkin Kemenkominfo, saya mengajak melalui perisitiwa tadi (kasus Abu Janda), mengusulkan perubahan Undang-undang ITE."
Baca juga: Petugas Rutan KPK yang Dipukul Mantan Sekretaris MA Nurhadi Melapor ke Polsek Setiabudi
"Atau ada undang-undang yang memang secara gamblang meng-cover kriminal di bidang itu," ujar Jazilul di acara Polemik Trijaya, Jakarta, Sabtu (30/1/2021).
Menurutnya, UU 19/2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) belum secara rinci mengatur persoalan ujaran kebencian di media sosial, karena kepentingannya transaksi elektronik.
"Dulu buzzer itu untuk dagangan, untuk marketing, sekarang buzzer masuk dunia politik."
Baca juga: KNPI Kembali Laporkan Abu Janda ke Bareskrim, Kali Ini karena Sebut Islam Arogan
"Dunia politik sangat dekat sekali dengan propaganda, fitnah, dan hoaks," tutur anggota Komisi III DPR itu.
"Oleh karena itu, peristiwa Abu Janda dan lainnya, coba kita buka kembali apakah undang-undang kita cukup untuk menindaklanjuti buzzer ini?"
"Karena setahu saya UU ITE tidak rinci untuk mengatakan itu," sambung Jazilul.
Natalius Pigai: Buzzer Banyak Dibenci
Mantan komisioner Komnas HAM Natalius Pigai mengatakan, banyak masyarakat tak menyukai buzzer.
Hal tersebut ia katakan usai bertemu Permadi Arya alias Abu Janda, yang kini tengah terjerat persoalan hukum lantaran diduga melakukan ujaran rasisme.
"Saya tidak menuduh atau langsung ke Pak Abu Janda."
• Natalius Pigai Bertemu Abu Janda, Ini yang Ia Bicarakan
"Dengan kondisi itu bahwa rakyat tidak suka dengan buzzer," katanya dalam sambungan telepon dengan Tribunnews, Rabu (10/2/2021).