Virus Corona

Tangani Pandemi Covid-19, Utang Luar Negeri Indonesia Membengkak Lagi Jadi Rp 5.845 Triliun

Erwin menjelaskan, perlambatan ULN tersebut terutama disebabkan perlambatan dari pertumbuhan ULN swasta.

KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan IV 2020 sebesar Rp 5.845 triliun. 

"Baik dari sisi penerimaan negara yang tadi mengalami tekanan cukup dalam, dan belanja negara yang sudah cukup bagus," papar Sri Mulyani.

Dapat Keringanan

Sri Mulyani menyatakan, yang akan disampaikan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 adalah menyangkut Debt Service Suspensions Initiative (DSSI).

Ini adalah inisiatif untuk memberikan fasilitas relaksasi bagi pembayaran utang negara-negara miskin, yang saat ini dihadapkan pada kondisi ekonomi dan fiskalnya yang sangat sulit.

"Oleh karena itu, di dalam pembahasan yang kemudian didukung oleh lembaga multilateral seperti IMF dan Bank Dunia."

Baca juga: Sebelumnya Kena DBD, Kini Surya Paloh Dinyatakan Positif Covid-19

"Menyepakati untuk memberikan relaksasi cicilan utang."

"Yang pada mulanya sampai akhir tahun 2020."

"Kemudian, diperpanjang hingga pertengahan tahun 2021," jelasnya, Minggu (22/11/2020).

Baca juga: Doni Monardo Akui Kasus Covid-19 di Jakarta Melonjak Akibat Aktivitas Rizieq Shihab

Sri Mulyani menjelaskan, langkah IMF dan Bank Dunia bertujuan agar negara yang berpendapatan rendah memiliki ruang fiskal yang cukup untuk bisa menangani Covid-19.

"Pada hari pertama ini tentu fokusnya adalah pada pemulihan ekonomi dan kondisi ekonomi secara global."

"Di mana seluruh pimpinan negara akan menyamakan dukungan dari sisi kebijakan."

Baca juga: Kepala KUA Tanah Abang Dicopot Gara-gara Pernikahan Putri Rizieq Shihab, Kini Jadi Penghulu

"Untuk bersama-sama memulihkan ekonomi akibat Covid yang sangat luar biasa," bebernya.

Ia juga menekankan pentingnya peranan lembaga multilateral dalam memberikan dukungan pendanaan bagi negara-negara berkembang atau negara miskin, untuk mendapatkan vaksin.

"Akses terhadap vaksin ini penting, karena tidak akan ada pemulihan ekonomi di seluruh dunia sampai seluruh negara mendapatkan akses vaksin," cetus Sri Mulyani. (Yanuar Riezqi Yovanda)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved