VIDEO Pangdam Jaya Sebut Kampung Tangguh Dalam PPKM Harus Berkesinambungan

Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengatakan perlu adanya kesinambungan dan keselarasan program Kampung Tangguh Jaya di masa PPKM

Penulis: Budi Sam Law Malau | Editor: Murtopo
Wartakotalive.com/Budi Sam Law Malau
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengatakan perlu adanya kesinambungan dan keselarasan program Kampung Tangguh Jaya yang sudah diterapkan di DKI di masa PPKM berbasis mikro kali ini. Hal itu dikatakan Dudung usai rapat koordinasi membahas penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis mikro di wilayah Jakarta dan sekitarnya di Polda Metro Jaya, Rabu (10/2/2021). 

"Bila mereka dalam proses menunggu karena diperlukan 1X24 jam adalah maksimum untuk mendapatkan hasil. Di masa itu ada potensi penularan maka difasilitasi supaya tidak tertular. Yang ketiga bila ditemukan positif maka membantu untuk mengarahkan agar yang bersangkutan bisa diisolasi di tempat-tempat yang sudah ditentukan," kata Anies.

Misalnya kata dia di Wisma Atlet dan di hotel-hotel yang sudah ditentukan pihaknya.

"Dengan begitu maka yang bersangkutan tidak berpotensi menularkan kepada lingkungan sekitarnya," ujar Anies.

Di Jakarta sendiri katanya klaster keluarga itu porsinya sekitar 40 persen atau tepatnya 41 persen adalah kluster keluarga.

Lima Wilayah Kecamatan di Kota Bekasi Ini Masuk Prioritas Wajib Terapkan PPKM Mikro Karena Hal Ini

"Karenanya berada di tempat isolasi terkendali lebih dianjurkan daripada berada bersama keluarga bila sedang terpapar covid 19," ujar dia

Yang berikutnya kata Anies adalah pertahanan terakhir.

"Pertahanan terakhir kita adalah penanganan medis. Dan penanganan medis ini kami mengharapkan bahwa rumah sakit rumah sakit di kawasan yang kasus aktifnya tinggi, maka porsi dari tempat tidur rumah sakit yang dikonversi menjadi tempat tidur perawatan covid harus ditingkatkan," katanya.

Dengan begitu kata Anies, maka kita akan punya cukup tempat untuk menangani bila ditemukan kasus Covid-19 yang perlu penanganan khusus atau yang ada komorbid.

"Perlu kami sampaikan disini di DKI Jakarta tingkat kematian itu 1,6 persen. Salah satu sebab mengapa tingkat kematian itu bisa rendah karena pertama testing nya tinggi sehingga terdeteksi awal. Yang kedua ada tempat isolasi Wisma Atlet dan ada hotel-hotel sehingga mereka tidak memaparkan pada lingkungan," katanya.

Lalu yang ketiga adalah pertahanan terakhir, yakni fasilitas Rumah Sakit.

"Ini bukan sekedar tempat tidur tapi juga tenaga medis dan juga sistem di dalam pengelolaan rumah sakitnya. Ini poin ketiga terkait dengan penanganan yang terakhir," kata Anis.

Anies menjelaskan pada beberapa hari ini, akan ada libur panjang, maka ia mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk memanfaatkan libur ini bersama keluarga di rumah.

"Mengurangi kegiatan bepergian kecuali ada kebutuhan mendasar dan mendesak. Bila tidak mendasar tidak mendesak, maka kurangi bepergian apalagi bepergian keluar kota," katanya.

Untuk yang berada di dalam kendaraan selama beberapa jam, kata Anies, bila ada satu saja diantara anggota keluarga yang terpapar tapi tidak bergejala, maka dia punya potensi menularkan kepada anggota keluarga lain yang bersama-sama di dalam perjalanan itu.

"Itulah yang menyebabkan, mengapa setiap kali habis libur panjang di Jakarta, kita selalu menyaksikan lonjakan kasus aktif. Kita berharap kasus aktifnya tidak tambah yang terpapar, tidak tambah dengan libur panjang besok. Jadi menghindari bepergian jauh. Itu saja dari kami," kata Anies.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved