Imlek
Masih Kondisi Pandemi, Umat Konghucu dan Masyarakat Tionghoa Bekasi Diminta Tidak Saling Berkunjung
Ronny Hermawan menyebut meskipun menjadi terasa berbeda, karena saling berkunjung sudah menjadi serangkaian utama dalam perayan Imlek
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Feryanto Hadi
WARTAKOTALIVE.COM, BEKASI---- Ketua Yayasan Pancaran Tridharma Bekasi, Ronny Hermawan meminta agar umat konghucu dan masyarakat tionghoa tidak saling berkunjung saat imlek 2572/2021.
Permintaan itu telah disampaikan kepada seluruh pengurus rumah ibadah, maupun kelenteng yang ada di Kota maupun Kabupaten Bekasi.
"Jadi saya berharap silaturahmi di hari raya imlek, dilakukan secara virtual saja, memakai whatsapp video call, pakai telepon aja," katanya, pada Kamis (11/2/2021).
Dia menyebut meskipun menjadi terasa berbeda, karena saling berkunjung khususnya kepada orangtua sudah menjadi serangkaian utama dalam perayaan imlek.
• Perayaan Imlek 2021, Kelenteng Hok Lay Kiong Tidak Gelar Perayaan, Hanya Persilahkan Umat Sembahyang
Maka itu, umat diminta memahaminya dikarenakan situasii tengah pandemi corona.
Dirinya meyakini hal tersebut tidak mengurangi suka cita kebahagiaan di hari raya imlek.
"Kita kedepankkan kesehatan, utamakan kesehatan keselamatan bersama. Kasihan misalnya kan yang muda-muda ini berkunjung ke orangtua, kita tidak tahu ada virus atau tidak mereka yang tua rentan sekali," ungkapnya.
Ronny juga berharap di tahun baru imlek 2572 yakni kerbau tembaga ini dapat memberikan suatu keberkahan serta kemakmuran lebih baik.
• Piawai Membaca Peluang, Airin Kini Sukses Membuka Bisnis Jastip Korea Selatan-Jepang
• Warna Merah dan Kuning Identik dengan Perayaan Tahun Baru Imlek, Ini Arti Sebenarnya
Pasalnya, kerbau identik dengan aktivitas di sawah guna membuat tanah itu subur sehingga padi dapat tumbuh dengan baik.
"Tahun ini membawa kebaikan, pandemi corona itu hilang. Karena memang tahun tahun lalu itu tikus, ada sisi baik dan buruk. Kita kenal sebagai hewan jorok yang mengundang penyakit," paparnya.
Vihara di Tambun terapkan protokol kesehatan
Vihara Darma Sakti, Kampung Rawa Kalong, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, tetap menggelar sembahyang untuk memperingati Tahun Baru Imlek 2572, Kamis (10/2/2021) malam hingga pada Jumat (12/11/2021).
Namun, dalam pelaksanaannya menerapan protokol kesehatan yang ketat dan jumlah umat yang dibatasi.
Ketua Viraha Darma Sakti Rawa Kalong, Lalan Maryanah, mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan persiapan untuk pelaksaan ritual persembahyangan pada saat Imlek besok.
Tempat cuci tangan, baik wastafel maupun hand sanitizer juga telah disiapkan. Nanti juga akan ada petugas yang berjaga di pintu masuk untuk melakukan pengecekan suhu tubuh, mengarahkan umat cuci tangan serta wajib memakai masker saat hendak masuk Vihara.
• Suka Diledek di Dalam Negeri soal Utang, Sri Mulyani Jadi Pimpinan Koalisi Menteri Keuangan Dunia
"Di dalam juga kursinya kami buat berjarak, kami batasi juga untuk pelaksaan sembahyang," kata Lalan, kepada Wartakotalive.com, Kamis (11/2/2021).
Lalan mengungkapkan jumlah umat di Vihara ini ada sebanyak 160. Akan tetapi, karena pandemi corona umat dibatasi tidak semua diperbolehkan datang sembahyang pada waktu bersamaan.
"Karena pandemi corona, kita batasi ritual persembahyangan paling hanya 25 persen. Itupun juga saya tidak informasikan ke seluruh umat. Paling hanya umat sekitar Vihara saja dan pengurus yang lakukan ibadah," jelasnya.
Selain itu juga, banyak kegiatan di Darma Sakti Rawa Kalong ditiadakan. Seperti berkumpul hingga tukar kado pada malam tahun baru Imlek itu.
• Lupakan Sejenak Kasus Hukumnya, Gisel akan Temani Wijin Rayakan Imlek, Bantu Masak di Rumah
Sebab, selepas ritual sembahyang semua diminta langsung meninggalkan Vihara untuk kembali pulang ke rumah masing-masing.
"Ya kalaupun ada terbatas saja, paling 10-15 orang itu hanya pengurus sama umat sekitar vihara. Tidak seperti tahun lalu seluruh umat ramai acara sambil menunggul pergantian tahun imlek," imbuhnya.
Ia menambahkan selama pandemi corona ini, pihaknya mematuhi aturan pemerintah terkiat pembatasan rumah ibadah. Setiap minggu, jumlah umat yang datang untuk ibadah dibatas hingga 50 persen lebih.
Bahkan dalam waktu dua bulan terakhir ini, vihara ditutup karena kondisi pandemi corona di lingkungan vihara memprihatikan.
• Orang Kaya Serobot Vaksin untuk Nakes, Wali Kota Jakarta Barat: Mohon Empatinya
"Dari awal kita batasi 50 persen, sampai dua bulan terakhir ini cuman pengurus saja yang sembahyang minggu," tuturnya.
Ia berharap di tahun kerbau tembaga ini agar pandemi corona segera berakhir. Soalnya, ada corona membuat segala aktivitas dibatasi serta membuat khawatir masyarakat.
"Harapan utama ya agar corona ini hilang, di Bekasi, Indonesia maupun dunia. Agar kembali normal," paparnya.