Virus Corona

Pandemi Virus Corona Membuat Risiko Kekurangan Zat Besi Naik pada Anak

Pandemi virus corona berdampak besar bagi kehidupan manusia. Salah satunya pada konsumsi protein hewani yang menurun drastis.

Penulis: LilisSetyaningsih | Editor: Valentino Verry
Warta Kota/Dwi Rizki
Ilustrasi anak kurang gizi. Akibat pandemi virus corona yang berkepanjangan, membuat ekonomi masyarakat menurun. Akibatnya konsumsi makanan bergizi pun berkurang di masyarakat, terutama mereka yang berasal dari keluarga miskin. 

Pola Makan Tidak Seimbang

Penyebab kekurangan zat besi paling banyak disebabkan oleh pola makan tidak seimbang dan adanya gangguan proses penyerapan zat besi.

Prof Fikawati mengatakan, kekurangan mikronutrien sering disebut sebagai 'kelaparan tersembunyi' karena dampaknya tidak akan langsung terlihat.

Namun, berkembang secara bertahap dari waktu ke waktu. Padahal grafik pertumbuhan otak dan fisik mengalami peningkatan pesat.

Bila tidak bisa mengoptimalkan pertumbuhan itu, sel-sel otak tidak tumbuh optimal dan tidak bisa dikejar. Kekurangan gizi terutama zat besi bersifat irreversible, bila sudah rusak akan permanen dan tidak bisa diperbaiki.

Untuk mencegahnya, ketika anak sudah berusia satu tahun ke atas dan bisa mengonsumsi makanan rumah, orangtua perlu memastikan konsumsi makanan yang mengandung zat besi secara teratur. 

Zat besi bisa ditemukan pada daging sapi dan ayam, hati, telur, kacang-kacangan, ikan, dan sayuran. Tidak hanya itu, orangtua juga perlu memastikan konsumsi makanan sumber vitamin C untuk mendukung penyerapan zat besi

Kombinasi zat besi dengan vitamin C juga dapat ditemukan pada makanan dan minuman terfortifikasi zat besi dan vitamin C seperti susu pertumbuhan untuk anak di atas satu tahun.

"Orangtua harus mengukur status gizi anak dan memantaunya melalui KMS (kartu menuju sehat). Kadang anak terlihat normal-normal saja, tapi melalui KMS bisa dilihat apakah pertumbuhn anak sudah sesuai dengan kurva perumbuhan," jelas Prof. Fikawati.

Kekurangan zat besi tidak terjadi secara mendadak, namun bertahap. Diawali dari penurunan jumlah zat besi, lalu tubuh pun mulai membuat lebih sedikit sel darah merah.

Anak usia 1-3 tahun membutuhkan 7 mg zat besi setiap hari. Kadar zat besi dalam tubuh dipengaruhi oleh konsumsinya. Kalau pola makan tidak seimbang, penyerapan zat besi di saluran cerna terganggu, dan cadangan zat besi kurang, maka anak bisa kekurangan zat besi

Protein hewani seperti daging, ikan, unggas, dan hati adalah sumber zat besi heme, yang penyerapannya sangat baik di saluran cerna. Agar daging mudah dikunyah dan tidak ditolak oleh anak, masaklah daging hingga lunak.

Sementara tanin yang terkandung dalam teh, kopi, dan cokelat, serta bikarbonat dalam minuman bersoda bisa menghalangi penyerapan zat besi. Beri jeda 2 jam sebelum atau sesudah makan bila ingin memberi anak makanan/minuman tersebut.

Untuk meningkatkan penyerapan zat besi, barengi dengan asupan vitamin C. Vitamin C sebaiknya diberikan sebelum makan karena dengan situasi yang asam, zat besi lebih mudah diserap di saluran cerna.

Susu memiliki skor cerna protein yang paling tinggi dibandingkan makanan lainnya. Susu yang difortifikasi zat besi mudah diserap usus, terlebih bila susu juga difortifikasi vitamin C. 

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved