Vaksinasi Covid19

Herd Immunity Diprediksi Terbentuk 15 Bulan, Itupun Jika Pasokan Vaksin Covid-19 Lancar

Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo mengatakan, untuk mencapai herd immunity memerlukan waktu yang cukup panjang.

Biro Pers/Setpres - Laily Rachev, Muchlis JR
Petugas melakukan vaksinasi Presiden Joko Widodo, Rabu (13/1/2021), di Istana Merdeka, Jakarta. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Program vaksinasi Covid-19 telah dimulai.

Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo mengatakan, untuk mencapai herd immunity memerlukan waktu yang cukup panjang.

Ia mengatakan, paling cepat kekebalan komunitas akan terbentuk 15 bulan ke depan.

Baca juga: DVI Polri Terima 288 Sampel DNA dari Keluarga, 62 Data Korban SJ 182 Sudah Lengkap

Dengan catatan, pasokan vaksin untuk 70 persen atau 260 juta penduduk Indonesia tersedia lancar.

"Selama herd immunity belum terbentuk mencapai 70 persen."

"Menkes hitungannya 15 bulan, bahkan dengan syarat pasokan vaksin lancar tidak terhambat," kata Windhu saat dihubungi Tribunnews, Jumat (15/1/2021).

Baca juga: Mengaku Sakit, Dirut RS UMMI Bogor Ternyata Sehat Saat Didatangi Polisi, Langsung Diperiksa di Rumah

Windhu mengatakan, jika pasokan vaksin tidak lancar lantaran produsen vaksin di dunia masih terbatas, maka herd immunity baru terbentuk di tahun 2023, atau dua tahun ke depan.

"Kita berebut vaksin dengan negara lain, sementara pembuatan vaksin sangat kecil."

"Jadi 15 bulan itu prediksi optimistik, tentu bisa melesat 1,5 tahun atau 2 herd immunity baru ada," ulasnya.

Baca juga: UPDATE Kasus Covid-19 Indonesia 16 Januari 2021: Rekor Baru Beruntun, Pasien Positif Tambah 14.224

Ia mengingatkan, meski telah divaksin, penerima harus displin protokol kesehatan.

"Jadi betul-betul kalau orang sudah divaksinasi supaya melindung dirinya, maka dia harus protokol kesehatan 3M-nya sampai 15 bulan ke depan untuk melindungi orang lain," papar Windhu.

Menurutnya, hasil efikasi vaskin Covid-19 Sinovac belum memberikan bukti bahwa vaksin tersebut mampu melindungi orang dari terinfeksi Virus Corona.

Baca juga: Dianggap Bohong Soal Kondisi Kesehatan Mertuanya, Menantu Rizieq Shihab Dicecar 48 Pertanyaan

Windhu melanjutkan, hasil efikasi yang diumumkan BPOM lalu, menunjukkan vaksin tersebut baru mampu memberikan perlindungan, agar jika terinfeksi maka sakitnya tidak menjadi parah.

"Orang yang divaksin belum ada bukti bahwa tidak bisa tertular."

"Sekarang antibodi belum bisa mencapai mukosa hidung dan tenggorokan."

Baca juga: Perlu Kajian, Pemerintah Belum Buka Vaksin Covid-19 Jalur Mandiri Alias Berbayar

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved