Gempa Bumi
CNN Laporkan 67 Orang Tewas karena Gempa Sulbar, Masih Banyak di Bawah Reruntuhan, Alat Berat Kurang
CNN melaporkan setidaknya 67 orang tewas setelah gempa berkekuatan 6,2 skala Richter di Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021). Alat berat kurang
WARTAKOTALIVE.COM, MAMUJU -- Jika pemberitaan di Indonesia baru 42 tewas, CNN melaporkan setidaknya 67 orang tewas setelah gempa berkekuatan 6,2 skala Richter melanda pulau Sulawesi di Indonesia Jumat (15/1/2021) pagi.
Hal itu disampaikan Ketua Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di Indonesia, Jan Gelfand.
Ia mengatakan kepada CNN bahwa dia memperkirakan korban tewas dan jumlah orang hilang akan meningkat.
Baca juga: Butuh Waktu 2 Jam untuk Evakuasi 2 Korban Gempa Bumi di Mamuju, 2 Rumah Sakit Rusak Berat
Baca juga: Data Terbaru Korban Gempa Sulbar: 42 Orang Meninggal Dunia, 34 di Mamuju dan 8 di Majene
Ratusan orang terluka, menurut badan mitigasi bencana negara itu.
Pusat gempa, yang melanda pada 1:28 pagi waktu Jakarta, berada enam kilometer (3,7 mil) timur laut kota Majene, pada kedalaman 10 kilometer (6,2 mil).
Sebanyak 34 tewas di kota Mamuju, sementara delapan lainnya tewas di Majene.
Di Majene, sedikitnya 637 orang terluka dan 15.000 penduduk mengungsi, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Baca juga: Manajer Persita I Nyoman Suryanthara Minta Kompetisi Liga 1 Baru Bukan Melanjutkan Musim 2020-2021
Ribuan warga meninggalkan rumah mereka untuk mencari keselamatan setelah gempa, yang dirasakan kuat selama lima hingga tujuh detik dan merusak setidaknya 300 rumah di Majene.
Bangunan lain juga rusak parah, termasuk kantor komando militer di Majene, dan hotel serta gedung pemerintahan di Mamuju.
Banyak orang masih terjebak di bawah bangunan yang runtuh, menurut tim pencarian dan penyelamatan setempat.
"Prioritas kami adalah menyelamatkan korban yang masih terkubur di bawah bangunan," kata Safaruddin Sanusi, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sulawesi Barat, kepada CNN, Jumat.
"Misalnya di [Kantor Gubernur Sulbar] kami masih berusaha mengevakuasi dua satpam yang terjebak di dalam."
Baca juga: Pasangan Leo Carnando/Daniel Marthin Terkejut Sampai Semifinal Thailand Open, Tak Mau Bermimpi Jauh
Hampir setengah dari bangunan di Mamuju telah musnah akibat gempa, tambahnya.
"Sebagian besar ... orang di kota Mamuju sekarang mengungsi. Mereka takut tinggal di rumah mereka."
Kepala komunikasi juga mengatakan gempa telah merusak empat rumah sakit terbesar di Mamuju.
"Rumah Sakit Mitra Manakara rata dengan gempa ini, sementara tiga lainnya, RS Pusat Mamuju, RS Bhayangkara dan RS Regional juga dalam keadaan buruk," katanya.
"Kami membutuhkan lebih banyak peralatan pelepasan dan lebih banyak personel untuk bekerja cepat [pada] menyelamatkan korban yang terperangkap di bawah gedung."
Baca juga: Giorgio Chiellini Tahu Cara Matikan Striker Buas Inter Milan Romelu Lukaku
"Kendala kami di sini adalah kami tidak memiliki alat berat untuk menyelamatkan mereka," kata Saidar Rahmanjaya, Kepala Badan SAR Daerah Mamuju, Sulawesi Barat, kepada televisi lokal.
Gelfand mengatakan kepada CNN Jumat bahwa sekitar 100 sukarelawan dan staf Palang Merah, serta truk air dan konvoi, telah dikerahkan dan sedang menuju ke daerah yang terkena dampak.
Ia menambahkan, tugas itu berat karena infrastruktur hancur dan terjadi longsor di jalan raya.
Gelfand juga mengatakan daerah yang terkena dampak adalah zona merah Covid-19 sehingga ada kekhawatiran tentang kebersihan dan keselamatan.
Arianto Ardi, Kepala Seksi Badan Pencarian dan Penyelamatan Mamuju, mengatakan kepada CNN bahwa petugas telah menyelesaikan evakuasi di tiga rumah yang terhapus akibat gempa.
Baca juga: Soualiho Meite Siap Memperkuat AC Milan di Serie A
Badan tersebut mengevakuasi delapan orang dari rumah pertama. Tiga orang selamat dan lima orang meninggal.
Kesulitan lain adalah kurangnya komunikasi di antara tim penyelamat, karena jaringan telepon lokal terputus setelah gempa, katanya, seraya menambahkan bahwa ada delapan lokasi di mana orang-orang sangat membutuhkan pertolongan.
Shalahuddin Salman, warga Mamuju, mengatakan banyak orang yang terjebak karena sedang tidur saat gempa melanda tengah malam.
"Kami menyelamatkan empat anggota keluarga tetapi satu masih tidak bisa dievakuasi," katanya.
"(Dia) terjebak di dalam gedung. Kami yakin dia sudah mati."
Baca juga: Anies Ajak Warga Penyintas Covid-19, Donor Plasma Konvalesen, ini Caranya
Butuh Dua Jam Evakuasi
Hingga Jumat (15/1/2021) malam korban gempa bumi di Sulawesi Barat tercatat menjadi sebanyak 42 orang.
Nah proses evakuasi dua orang korban meninggal dunia diantaranya dibutuhkan hingga waktu dua jam.
Basarnas dan Tim SAR gabungan terus berupaya mencari korban yang terperangkap reruntuhan bangunan akibat gempa 6,2 magnitudo di Mamuju, Sulawesi Barat.
Baca juga: Ringankan Korban Gempa Sulbar, Kemensos Kirim Bantuan Senilai Rp 1,7 Miliar
Baca juga: VIDEO Presiden Jokowi Perintahkan Kepala BNPB dan Mensos Risma ke Lokasi Gempa Majene
Pada pukul 19.18 waktu setempat, Tim SAR gabungan berhasil melakukan evakuasi dua korban.
"Basarnas Palu bersama tim SAR gabungan melakukan evakuasi terhadap dua korban yang terjebak di reruntuhan bangunan Jalan Abdul Wahab Kabupaten Mamuju," kata Kabag Humas Basarnas Yusuf Latief, Jumat, (15/1/2021).

Kondisi dampak gempa bumi magnitudo 6.2 di Kabupaten Mamuju, Sulbar. BMKG meminta warga Majene, Sulawesi Barat untuk tetap tenang meski ada potensi gempa susulan yang lebih kuat. ((TRIBUN-TIMUR.COM/NURHADI)
Banyaknya reruntuhan menyebabkan proses evakuasi memakwan waktu.
Setelah kurang lebih dua jam tim SAR Gabungan berhasil mengevakuasi dua korban dalam keadaan meninggal yakni atas nama Suranto dan Nurfaidah pada pukuk 19.18 WITA.
Proses evakuasi dilakukan di bawah guyuran hujan dan terbatasnya pencahayaan.
Baca juga: Pasangan Leo Carnando/Daniel Marthin Terkejut Sampai Semifinal Thailand Open, Tak Mau Bermimpi Jauh
"Keduanya dibawa ambulance menuju RS Bhayangkara Mamuju untuk proses selanjutnya," katanya.
Sebelumnya Korban meninggal dunia akibat gempa 6,2 magnitudo yang menggunacang Mamuju, Sulawesi Barat kembali bertambah.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 15 Januari 2021 pada pukul 20.00 WIB, korban meninggal dunia tercatat sebanyak 42 orang.
"Dengan rincian 34 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan delapan orang di Kabupaten Majane," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, Jumat, (15/1/2021).
Baca juga: Manajer Persita I Nyoman Suryanthara Minta Kompetisi Liga 1 Baru Bukan Melanjutkan Musim 2020-2021
Selain itu berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB kerusakan yang terjadi akibat gempa tersebut yakni Rumah Sakit Mitra Manakarra dengan kategori rusak berat
Juga RSUD Kabupaten Mamuju rusak berat serta Pelabuhan Mamuju dan Jembatan Kuning di Takandeang, Tapalang Mamuju mengalami kerusakan.
"Sedangkan pada Kabupaten Majene 300 unit rumah rusak yang masih dalam proses pendataan hingga rilis ini disiarkan," katanya.
Raditya mengatakan terdapat tiga rumah sakit yang saat ini aktif memberikan pelayanan kedaruratan di Mamuju, antara lain RS Bhayangkara, RS Regional Provinsi Sulawesi Barat dan RSUD Kabupaten Mamuju.
"Sebagian wilayah di Kabupaten Mamuju sudah dapat dialiri listrik dan sebagian lainnya masih mengalami gangguan. Kabupaten Majene masih dilakukan proses perbaikan arus listrik sehingga seluruh wilayah masih dalam keadaan padam," tuturnya.
Baca juga: Nita Thalia Berduka, Nurdin Rudythia Mantan Suaminya Meninggal Setelah Bercerai Satu Bulan Lalu
BPBD Kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Polewali Mandar menurut Raditya masih melakukan pendataan dan mendirikan tempat pengungsian serta berkoordinasi dengan TNI - Polri, Basarnas, relawan dan instansi terkait dalam upaya pencarian para korban terdampak gempa tersebut.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan gempa susulan masih akan terjadi.
"Untuk itu BNPB mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terkait adanya potensi gempa susulan dan selalu mengikuti informasi resmi yang tersedia melalui BMKG dan portal InaRisk untuk mengetahui potensi risiko bencana yang ada disekitar tempat tinggal," katanya.
Baca juga: Ramalan Zodiak Sabtu 16 Januari 2021 Leo Bikin Terkesan, Aries Hari Tak Baik, Cancer Hilang Motivasi
Doni dan Risma ke Mamuju
Kepala BNPB Doni Monardo bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini melakukan peninjauan langsung ke lokasi terdampak gempa bumi di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat sesuai dengan arahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Presiden turut memerintahkan Kepala BNPB, Menteri Sosial, Kepala Basarnas, Panglima TNI dan Kapolri beserta jajarannya untuk segera melakukan langkah-langkah tanggap darurat, mencari dan menemukan korban serta korban serta melakukan perawatan kepada korban yang mengalami luka-luka.
BNPB telah mendistribusikan bantuan dalam penanganan bencana gempa bumi di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene
Baca juga: Anies Ajak Warga Penyintas Covid-19, Donor Plasma Konvalesen, ini Caranya
Antara lain mengerahkan empat helikopter dalam mendukung penanganan darurat, 8 set tenda isolasi, 10 set tenda pengungsi, 2.004 paket makanan tambahan gizi, 2.004 paket makanan siap saji, 1.002 paket lauk pauk, 700 lembar selimut, 5 unit Light Tower, 200 unit Velbed
Kuga 500 paket perlengkapan bayi, 500.000 pcs masker kain, 700 pak mie sagu dan 30 unit Genset 5 KVA.
Data Pusat Pengendali Operasi BNPB per 15 Januari 2021, pukul 08.00 WIB, mencatat sekitar 637 warga mengalami luka-luka dan 3.000 lainnya mengungsi di Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat.
BPBD setempat terus melakukan pendataan dan kaji cepat di lapangan.
Sedangkan kerusakan bangunan di Kabupaten ini mencakup 62 unit rumah rusak, 1 unit puskesmas rusak berat, 1 kantor danramil Maluda rusak berat, jaringan listrik padam, komunikasi selular tidak stabil dan longsor 3 titik sepanjang jalan poros Majene – Mamuju.
Baca juga: Gempa Bumi di Mamuju, Basarnas Kerahkan Tim SAR dari Makassar, Balikpapan hingga Jakarta
Waspada Gempa Susulan
Saat ini masyarakat harus mewaspadai adanya potensi gempa susulan di Sulawesi Barat (Sulbar).
Tidak hanya berpotensi gempa susulan, tetapi juga potensi longsor bawah laut hingga tsunami di wilayah Sulbar.
Diketahui, gempa berkekuatan 6,2 magnitudo membuat jumlah korban gempa Sulawesi Barat terus bertambah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Barat menginformasikan ada 27 korban gempa yang meninggal dunia.
Sementara, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, membenarkan terkait potensi gempa susulan.
Baca juga: Soualiho Meite Siap Memperkuat AC Milan di Serie A
Dwikorita Karnawati, mengatakan, gempa susulan tersebut bisa berkekuatan sama atau bahkan lebih kuat lagi.
"Perlu kami sampaikan pula bahwa pertama tadi adalah masih ada potensi gempa susulan berikutnya yang masih kuat."
"Bisa mencapai kekuatan yang seperti tadi sudah terjadi 6,2 atau sedikit lebih tinggi lagi," kata Dwikorita dalam konferensi pers pada Jumat (15/1/2021).
Ia juga menyebut, gempa susulan yang berpusat di pantai bisa berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.
Bahkan, bisa juga menimbulkan longsor bawah laut seperti yang terjadi di Palu pada 2018 lalu.
Hal itu lantaran kondisi batuan di wilayah tersebut sudah diguncang hingga 28 kali.
"Nah dan itu karena kondisi batuan digoncang dua kali bahkan 28 kali, sudah rapuh dan pusat gempa ada di pantai."