Aplikasi

Menengok Aplikasi Signal, Pesaing WhatsApp Rekomendasi Elon Musk, Diklaim Lebih Privasi dan Aman

Aplikasi Signal naik daun mendadak, setelah pengguna WhatsApp diwajikan menyerahkan data ke Facebook apabila ingin tetap menggunakan aplikasi tersebut

CNet
Aplikasi Signal, aplikasi pesan instan yang direkomendasikan orang terkaya di dunia yang juga CEO Tesla, Elon Musk, sebagai pengganti WhatsApp. 

Agak sulit mengalahkan aplikasi Signal dalam urusan privasi. Aplikasi ini disebut tidak menyimpan data penggunanya sama sekali.

WARTAKOTALIVE.COM - WhatsApp baru saja melakukan perubahan kebijakan privasi yang membuat mereka yang konsen terhadap data pribadi mulai berniat untuk meninggalkan aplikasi pesan instan tersebut.

Salah satunya adalah orang terkaya di dunia, Elon Musk, pemilik perusahaan mobil listrik Tesla dan roket SpaceX.

Elon Musk, baru-baru ini menyarankan aplikasi ini ke pengikutnya (followers) di Twitter.

"Pakai Signal", twit Elon.

Baca juga: Pengguna Baru Aplikasi Telegram dan Signal Naik Drastis, Ini Klarifikasi WhatsApp soal Kebijakannya

Baca juga: Terkait RUU Perlindungan Data Pribadi, Kemenkominfo Panggil Facebook dan WhatsApp

Menurut laporan The Verge, setelah dipromosikan oleh Elon Musk, Signal kebanjiran pengguna baru sehingga membuat server mereka kepayahan dalam mengirimkan kode verifikasi untuk pengguna baru.

Bukan cuma Elon Musk, pada 2016 lalu, whistleblower fenomenal, Edward Snowden juga "mempromosikan" Signal.

Baca juga: Dampak Pemberlakuan PPKM Hari Ini, Rupiah Ditutup Melemah 105 Poin

Baca juga: Ini Daftar 10 Saham Termahal di Lantai Bursa Efek Indonesia 2021, IHSG Diproyeksi Meningkat

Lalu, apa sebenarnya aplikasi Signal?

Signal adalah aplikasi perpesanan sebagaimana WhatsApp.

Aplikasi ini bisa diunduh di platform Android maupun iOS dan tersedia pula untuk versi desktop.

Baca juga: Ini Daftar Ponsel yang Sudah Tidak Bisa Menggunakan Whatsapp Pada Tahun 2021

Baca juga: Cara Mengetahui WhatsApp Disadap Orang Lain, Aksi Penyadapan WhatsApp Bisa Langsung Dihentikan

Mengenal Signal

Seperti WhatsApp, Signal juga bisa digunakan secara gratis dan terenkripsi.

Antarmuka aplikasi ini hampir serupa dengan WhatsApp, termasuk fitur-fitur di dalamnya.

Tak heran, sebab pembuatnya adalah orang yang sama.

Signal dikembangkan oleh Signal Foundation dan Signal Messenger LLC.

Signal Foundation adalah lembaga non-profit yang didirikan oleh founder WhatsApp, Brian Acton pada tahun 2018, setelah dirinya hengkang dari Facebook Inc.

Berbeda dengan WhatsApp, Signal dikembangkan dengan model swadaya.

Pengguna bisa menjadi donatur untuk Signal Foundation yang menyebut ingin mengembangkan layanan komunikasi yang mengutamakan privasi.

Privasi

Dirangkum dari Cnet, agak sulit mengalahkan Signal dalam urusan privasi.

Aplikasi ini disebut tidak menyimpan data penggunanya sama sekali.

Hal ini juga diungkap Forbes yang memaparkan perbandingan metadata dari berbagai aplikasi perpesanan, seperti WhatsApp, iMessage, Facebook Messenger, dan Signal.

Dari tabel yang ditampilkan, Signal tidak menghimpun data apa pun dari penggunanya, selisih yang jauh berbeda dari metadata yang dihimpun WhatsApp dan Facebook Messenger.

Dalam laman kebijakan privasinya, Signal mengklaim bahwa mereka menggunakan enkripsi ujung ke ujung (end-to-end encryption) dan sistem keamanan yang modern.

Semua pesan dan panggilan pengguna akan dienkripsi sepenuhnya.

"Mereka (data pengguna) tidak akan dibagikan atau dilihat oleh siapapun kecuali anda dan penerima pesan," begitu catatan kebijakan privasi Signal.

Tabel perbandingan metadata antara aplikasi Signal, WhatsApp, iMessege, dan Facebook Messenger yang dirangkum Forbes.
Tabel perbandingan metadata antara aplikasi Signal, WhatsApp, iMessege, dan Facebook Messenger yang dirangkum Forbes. (Forbes)

Tidak hanya pesan, informasi pengguna, termasuk nomor yang digunakan untuk registrasi, profil, dan foto profil juga akan dienkripsi.

Pada 2018 lalu, Signal memperkenalkan Sealed Sender, fitur privasi mutakhir yang akan menyembunyikan siapa pengirim pesan dan siapa penerimanya.

Fitur ini akan semakin melindungi metadata pengguna di sistem back-end.

Mirip WhatsApp

Seperti dikatakan sebelumnya, fitu-fitur di Signal persis seperti yang tersedia di WhatsApp, termasuk fitur dasar seperti pesan teks, gambar, video, suara, GIF, dan dokumen.

Signal juga memiliki fitur mute, video call personal dan grup hingga lima orang.

Ada pula fitur disappearing messages atau menghapus pesan otomatis yang baru-baru ini ditambahkan WhatsApp.

Bedanya, di Signal pengguna bisa mengatur waktu kapan pesan otomatis terhapus, mulai dari 5 detik hingga 7 hari.

Sementara WhatsApp hanya menyediakan default hapus pesan setelah 7 hari.

Karena kemiripan fitur ini, kemungkinan besar pengguna WhatsApp yang hijrah ke Signal tidak akan menemukan kesulitan dalam beradaptasi.

Aplikasi Signal bisa diunduh di Play Store (Android) atau App Store (iOS).

Bagaimana, Anda mau mencobanya?

Klarifikasi WhatsApp

Sementara itu, WhatsApp menyampaikan beberapa penjelasan penting terkait kebijakan privasi dan persyaratan layanan baru yang berjalan di platformnya, menyusul banyaknya pelanggan aplikasi ini yang berniat meninggalkannya.

Berdasarkan keterangan resmi yang diterima Sabtu (9/1/2021) lalu, WhatsApp menjelaskan bahwa pihaknya telah membagikan data terbatas dengan Facebook di ranah backend sejak 2016.

Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur perusahaan.

Dalam kebijakan  terbaru yang diumumkan awal 2021 ini, tidak ada perubahan tentang berbagi infrastruktur backend ini.

WhatsApp menegaskan bahwa update awal 2021 ini menekankan pada perpesanan WhatsApp Business, yang kini dapat menggunakan infrastruktur hosting Facebook untuk percakapan WhatsApp-nya.

Artinya, percakapan yang terjadi pada akun bisnis tersebut akan disimpan di server Facebook.

Meski demikian, pengguna masih diberikan kebebasan untuk memilih, apakah mereka ingin berinteraksi dengan akun bisnis tersebut atau tidak.

"Bisnislah yang menentukan bagaimana mereka menggunakan atau membagikan informasi tersebut," tulis WhatsApp.

Selain itu, WhatsApp turut menegaskan bahwa dalam kebijakan privasi dan persyaratan layanan baru, pihaknya masih menggunakan sistem enkripsi secara end-to-end, sehingga baik WhatsApp maupun Facebook tidak dapat mengakses percakapan pribadi pengguna.

ILUSTRASI Aplikasi WhatsApp
ILUSTRASI Aplikasi WhatsApp (net)

Tiga poin persyaratan

Pada Kamis (7/1/2021) lalu, WhatsApp resmi memperbarui persyaratan layanan dan kebijakan privasinya.

Terdapat tiga poin persyaratan baru yang ditampilkan, salah satunya terkait keharusan data pengguna WhatsApp yang diteruskan ke Facebook.

Dalam menanggapi persyaratan tersebut, pengguna diminta untuk memilih untuk menyetujui, menunda persetujuan, atau menghapus akunnya.

Apabila tidak setuju, WhatsApp sebelumnya mengatakan bahwa pengguna bisa menghapus akunnya melalui bantuan laman help center di link berikut ini.

Meski demikian, akun milik pengguna yang tidak menyetujui kebijakan privasi baru ini masih akan tetap aktif sehingga pengguna dapat memilih untuk menyetujui update ini di kemudian hari.

Pilihan menolak (opt-out) pada kebijakan aplikasi hanya ditawarkan sebanyak satu kali, dan telah diberikan pada 2016.

Sejak saat itu, WhatsApp tidak lagi menyediakan fitur pilihan ini di dalam aplikasinya.

Namun, WhatsApp berjanji akan berusaha untuk mematuhi pilihan opt-out untuk pengguna yang memilih menolak kebijakan yang telah diterapkan pada tahun 2016, meski pengguna tersebut kini menyetujui update kebijakan baru 2021.

"Pengguna dapat melihat status opt-out mereka di fungsi 'download your data'," tulis WhatsApp.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Signal, Pesaing WhatsApp yang Diklaim Lebih Aman" Penulis: Wahyunanda Kusuma Pertiwi 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved