Waspada, Memasuki Awal Tahun Ular Mulai Berkembang Biak, Banyak Masuk ke Pemukiman Warga

Pengamat reptil melihat bahwa hal itu terkait fenomena musim kawin dan berkembang biak ular di akhir tahun dan awal tahun.

Penulis: Desy Selviany | Editor: Mohamad Yusuf
(Gulkarmat Jakarta Barat)
Seekor ular sanca dievakuasi di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (6/1/2021) 

WARTAKOTALIVE.COM, KEBON JERUK - Ular mulai bermunculan di wilayah Jakarta memasuki musim penghujan.

Pengamat reptil melihat bahwa hal itu terkait fenomena musim kawin dan berkembang biak ular di akhir tahun dan awal tahun.

Pendiri komunitas reptile zone Roni mengatakan bahwa ular terbiasa memasuki musim kawin di bulan Oktober.

Kemudian memasuki musim mengeram di bulan November hingga Desember.

Baca juga: Viral Penjual Surat Tes PCR Palsu 1 Jam jadi, Bebas Pilih Tanggal, Kepergok Dr Tirta Langsung Ngamuk

Baca juga: Risma Blusukan, Warga Kolong Tol Penjaringan Dijanjikan Relokasi ke Tempat Layak Seperti di Surabaya

Baca juga: Pihak Pelapor Minta Gisel Berikan Hak Asuh Anak Pada Gading Marten

"Pada Januari hingga Maret biasanya telur ular menetas. Berhubung habitat ular mulai menipis maka ular masuk ke pemukiman warga," terang Roni dihubungi Rabu (6/1/2021).

Roni menjelaskan, biasanya faktor utama ular masuk ke pemukiman warga lantaran untuk mencari makanan.

Karena habitat yang semakin menipis, sumber makanan ular pun bergeser ke pemukiman warga.

Sumber makanan ular tidak hanya hewan ternak, melainkan yang utama adalah tikus.

Roni menjelaskan, ular kerap masuk ke rumah warga di Ibukota Jakarta lantaran mengejar tikus yang berada di dalam rumah.

Biasanya ular masuk melalui lobang-lobang di rumah. Paling sering ular masuk melalui lobang pipa paralon yang mengarah ke kamar mandi.

"Sering kami temukan ular terjepit di pipa paralon. Biasanya karena habis makan tikus tubuh ular mengembang sehingga terjepit di pipa palaron," ungkap Roni.

Maka dari itu Roni menyarankan agar warga menutup lobang-lobang yang berada di rumah. Khususnya lobang di kamar mandi harus ditutup dengan penyaring.

Garam Hanyalah Mitos

Roni juga menyarankan warga agar selalu menjaga kebersihan rumah.

Menurutnya memasang garam di sekeliling rumah untuk mencegah ular masuk hanyalah mitos.

Sebab garam hanya ditakuti oleh hewan berlendir bukan hewan bersisik seperti ular.

Sehingga penggunaan garam tidak efektif untuk menghalau ular masuk.

"Paling penting jaga kebersihan rumah. Agar tikus tidak bersarang sehingga tidak menjadi sasaran ular untuk masuk ke dalam rumah," jelas Roni.

Selain itu, warga juga harus meminimalisir tempat lembab dan tempat kering yang kerap disukai ular.

Ular sanca biasanya lebih menyukai tempat-tempat lembab seperti kamar mandi.

Namun ular kobra lebih menyukai tempat kering seperti belakang kulkas, jetpam, dan genset.

Lokasi-lokasi itu harus rutin dicek oleh pemilik rumah khususnya di bulan-bulan ular berkembang biak.

Selain itu warga juga harus paham jenis-jenis ular.

Di mana ada dua hal paling umum dari jenis ular yakni ular berbisa dan tidak.

Untuk ular berbisa biasanya yang umum ditemukan dipemukiman adalah kobra. Sementara ular tidak berbisa yang biasa ditemukan adalah jenis sanca.

"Untuk ular kobra warga harus lebih berhati-hati dengan anak kobra ketimbang induknya," tutur Roni.

Anak kobra dianggap lebih berbahaya ketimbang induk kobra lantaran dapat menyerang tanpa aba-aba terlebih dahulu.

Baca juga: Baru Dilarang oleh Pemerintah, FPI Ganti Nama jadi Front Persatuan Islam, Deklarasi di Jakarta

Baca juga: Polisi yang Bunuh Diri, Tembak Anak dan Istri di Depok Dikenal Tetangga Sosok Pendiam dan Kreatif

Baca juga: Ternyata Pria Berinisial MYD di Video Syur, Seorang Pengusaha dan Kerap Bekerjasama dengan Gisel

Pada kobra dikenal dua jenis gigitan yakni gigitan full bite dan dry bite. Gigitan dry bite adalah gigitan kering yang tidak mengeluarkan bisa.

Sementara gigitan full bite adalah gigitan dengan bisa.

Umumnya induk kobra akan menggigit secara dry bite terlebih dahulu kepada pihak yang menurutnya ancaman.

Namun anak kobra biasanya tidak dapat membedakan dry bite dan full bite sehingga cenderung langsung menggigit menggunakan bisa terhadap pihak yang dianggap ancaman.

"Jadi kalau anak kobra cenderung tidak ada ancang-ancangan tapi langsung mengigit menggunakan bisa," tandas Roni.

Diketahui sebelumnya memasuki musim hujan, dua ular sanca besar ditemukan di Kebon Jeruk, Jakarta Barat hanya dalam waktu satu hari. Penemuan kedua terjadi di Rawa Belong, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Kasie Operasi Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat Eko Sumarno mengatakan pihaknya kembali mengevakuasi ular sanca di Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

"Sebelumnya petugas kami evakuasi ular sanca di kelurahan Kebon Jeruk, kali ini kembali ditemukan di Rawa Belong, Kecamatan Kebon Jeruk," ujar Eko dikonfirmasi Rabu (6/1/2021).

Eko menuturkan ular itu ditemukan warga di Jalan Rawa Belong Blok Y Nomor 2 Rt.007, RW09, Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Rabu (6/1/2021).

Pihak Gulkarmat Jakarta Barat menerima laporan pukul 08.30 WIB.

Satu unit mobil rescue yang diisi empat personil Gulkarmat dikerahkan ke lokasi ular sanca berada.

Sekira satu jam kemudian satu ekor ular sanca sepanjang dua meter dievakuasi petugas.

Petugas Gulkarmat tidak temukan kesulitan dalam evakuasi ular sanca tersebut.

Diberitakan sebelumnya ular sanca sepanjang 2,5 meter ditemukan berkeliaran di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. 

Sebanyak empat personil penanggulangan kebakaran dan penyelamatan (Gulkarmat) dikerahkan untuk evakuasi ular tersebut.

Kasie Operasi Gulkarmat Jakarta Barat Eko Sumarno mengatakan bahwa awalnya ia menerima laporan penemuan ular sanca di Jalan Perjuangan, Gang Murtabali RT.10 Rw.07, Kebun Jeruk, Jakarta Barat.

"Kami terima laporan penemuan ular sanca Rabu (6/1/2021) dini hari tepatnya pukul 03:55 WIB," tutur Eko dikonfirmasi Rabu pagi.

Dari temuan tersebut, satu unit mobil rescue yang diisi empat personil Gulkarmat dikerahkan untuk evakuasi ular.

Mereka tiba di lokasi pukul 04.07 WIB. Setelah 18 menit kemudian tepatnya pukul 04.25 WIB seekor ular sanca ditemukan.

Ular sanca sepanjang 2,5 meter itupun berhasil dievakuasi petugas Gulkarmat. 

Eko menuturkan tidak ada kesulitan dan hambatan dalam mengevakuasi ular sanca tersebut. (m24)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved