Keluarga Protes Jenazah Ibunya Tertukar Jasad Pria di Dalam Peti, ini Penjelasan RSUD Kota Bogor

Atas kejadian jenazah tertukar tersebut, keluarga pasien pun langsung melayangkan aksi protes ke pihak RSUD Kota Bogor.

Editor: Mohamad Yusuf
Warta Kota/Alex Suban
(Ilustrasi) Sebuah kejadian jenazah tertukar di RSUD Kota Bogor bikin heboh. Di mana jenazah tertukar itu pasien virus corona yang berjenis kelamin wanita, tertukar dengan jasad pasien seorang pria di RSUD Kota Bogor 

WARTAKOTALIVE.COM, BOGOR - Sebuah kejadian jenazah tertukar di RSUD Kota Bogor bikin heboh.

Di mana jenazah tertukar itu pasien virus corona yang berjenis kelamin wanita, tertukar dengan jasad pasien seorang pria di RSUD Kota Bogor

Atas kejadian jenazah tertukar tersebut, keluarga pasien pun langsung melayangkan aksi protes ke pihak RSUD Kota Bogor.

Dikutip dari TribunBogor, keluarga asal Leuwiliang, Kabupaten Bogor kaget bukan kepalang saat membuka peti jenazah ternyata bukan sang ibu. Mereka pun protes ke RSUD Kota Bogor.

Peristiwa itu terjadi pada Rabu (30/12/2020). 

Menurut DF, ibunya dirawat di RSUD Kota Bogor lantaran positif Covid-19.  Ibunda DF, yakni WT dirawat di ruang isolasi.

Namun, pada Rabu (30/12/2020) pada pukul 00.30 WIB, ibunya menghembuskan nafas terakhirnya. 

Meski demikian, namun petugas ruangan isolasi baru mengabari petugas forensik sekitar pukul 06.00 WIB.

Kemudian mengabari pihak keluarga almarhumah WT untuk mengambil jenazah pada pukul 07.30 WIB.

Namun, pihak keluarga harus menunggu hingga  pukul 09.00 WIB. 

Jenazah ibunya akhirnya dibawa ke ruang forensik kemudian diserahkan dengan peti jenazah khusus Covid-19.

"Jenazah kan katanya gak boleh dilihat. Kita gak mau, kita saklek sekeluarga mau lihat," katanya.

Saat peti jenazah dibuka, lanjut DF, ia terkejut lantaran di dalam peti tersebut bukan jenazah ibunya, melainkan jenazah pria.

Hal itu pun membuat keluarga DF protes kepada pihak rumah sakit sampai akhirnya jenazah WT bisa diambil keluarga untuk dimakamkan.

"Pas dibuka, ternyata jenazah cowok dan itu bukan keluarga dari kita, itu bukan mama saya," kata DF.

Klarifikasi RSUD Kota Bogor

Humas RSUD Kota Bogor, Taufik Rahmat, menjelaskan, jenazah tidak langsung dipulangkan pasca meninggal karena kendala pemakaman pada waktu dini hari.

"Karena kalau tengah malam tidak ada petugas pemakaman. Kedua, kalau dari warga Kabupaten Bogor seperti kasus ini dari Leuwiliang, petugas pemakaman yang piket saat itu memang satu orang untuk malam. Untuk pemakaman ke lokasi minimal dua orang," terang Taufik Rahmat.

Baca juga: Pedagang Tempe di Kabupaten Bogor Ketahuan Jualan di Pasar Saat Aksi Mogok Bakal Ditegur

Terkait jenazah yang dinilai tertukar ini, kata dia, disebabkan adanya kelalaian komunikasi petugas jenazah dalam memberikan laporan.

Awalnya dilaporkan bahwa ada satu pasien yang meninggal, namun ternyata lebih dari satu orang.

Dia juga menyayangkan bahwa sejumlah petugas tidak mengecek ulang jenazah yang hendak diserahkan kepada keluarganya.

"Sebenarnya bukan tertukar, tetapi pada hari itu ternyata lebih dari satu orang yang meninggal. Akhirnya kita coba perbaiki, kita ikuti tuntutan pihak keluarga," ungkapnya.

Jenazah Tertukar di Surabaya

Beredar video viral jenazah tertukar di Surabaya saat akan dimakamkan, begini ceritanya.

Fakta baru terungkap dalam video jenazah tertukar saat hendak dimakamkan di kompleks pemakaman Pagesangan, Kota Surabaya, Rabu (24/6/2020).

Video jenazah tertukar berdurasi 1 menit 39 detik itu viral di media sosial WhatsApp (WA) Group.

Dalam video rekaman tersebut sejumlah petugas berpakaian alat pelindung diri (APD) baju Hazmat, tampak sibuk mengangkat sebuah peti jenazah berwarna gelap, dan terselubung lapisan plastik.

Edi, warga setempat membenarkan kabar adanya jenazah tertukar saat hendak dimakamkan. 

Jenazah itu adalah tetangganya, bernama Samsulhuda, pensiunan karyawan pabrik sabun di Surabaya, yang tinggal di Jalan Pagesangan, Jambangan, Surabaya.

"Iya udah dimakamkan ini tadi," ujarnya saat ditemui Tribunjatim.com di komplek pemakaman, Rabu (24/6/2020).

Viral Insiden Jenazah Tertukar, Rumah Sakit ini Akui Kesalahan Fatal

Berikut ini fakta-faktanya: 

1. Tertukar dengan jenazah perempuan 

Menurut Edi, insiden tersebut terjadi sekira pukul 10.00 WIB, saat dirinya dan belasan warga lain, menemani keluarga almarhum hendak menunggu kedatangan jenazah yang diangkut mobil jenazah dari sebuah rumah sakit.

Saat mobil jenazah tiba dan menurunkan sebuah kotak peti mayat ke dekat liang lahat yang terletak pada sisi selatan pintu masuk komplek pemakaman itu.

Ternyata, ungkap Edi, identitas jenazah berjenis kelamin perempuan yang tinggal di kawasan Wonocolo, Surabaya.

"Baru tadi sekitar jam 10-an. Terus diturunkan udah siap, pas diturunkan lho namanya perempuan," ujarnya.

3 Bulan Lebih Kuburkan Jenazah dengan Protap Covid-19, Kini Jimmy Sudah Berani Gendong Bayinya

Sementara itu, sepupu Samsulhuda, Amir Machmud (53) juga membenarkan bahwa jenazah yang sempat tertukar itu adalah jenazah kerabatnya.

Ia mengaku mengetahui jenazah yang tiba seusai diantar oleh mobil ambulan itu bukan jenazah kerabatnya, setelah melihat data identitas mayat yang ada di peti mati.

"Yang kurang dari pihak RS adalah setiap pengiriman itu tidak ada, kalau istilah, surat jalan, dokumentasi tidak ada, mungkin dari pihak RS. Mana suratnya, begitu kita foto lah kok perempuan'. Langsung kami sampaikan. Kami minta tolong drivernya hubungi langsung," ujar Amir pada Tribunjatim.com

2. Langgar SOP, petugas langsung di SP

Direktur RSIA Yani Surabaya, dr Samsul Arifin membenarkan, insiden jenazah tertukar itu terjadi dalam penanganan tenaga medis di rumah sakitnya.

Ia mengakui, insiden tertukarnya jenazah itu murni sebagai kesalahan teknis yang dilakukan petugas pemulasaraan jenazah yang bertugas di rumah sakitnya.

"Jadi memang penyebabnya adalah kesalahan fatal dari petugas saya," ujarnya saat dikonfirmasi Tribunjatim.com, Rabu (24/6/2020).

Ia juga mengakui, petugasnya mengabaikan sejumlah rangkaian prosedur teknis Standar Operasional (SOP) dalam proses pemulasaraan jenazah.

"Tiap SOP itu setelah dimandikan, sebelum dimandikan, itu sudah ditandai nama, tanggal lahir, nomor rekam medis, dan sebagainya," katanya.

Gugus Tugas Nasional Perlu Ambil Alih Kebijakan, PSBB Harus Kembali Diterapkan di Kota Surabaya

"Mungkin karena terburu-buru barangkali, memberikan pelayanan, makanya tadi mengabaikan prosedur biasa, kan harus ada serah terima, (prosedur) yang harus dilalui," tambahnya.

Sore tadi, ungkap Samsul, pihaknya sudah mengirimkan perwakilan petugas rumah sakitnya untuk mendatangi kediaman keluarga jenazah.

Tujuannya untuk meminta maaf secara langsung, atas kesalahan teknis yang sempat terjadi dalam proses pemulasaraan jenazah, Samsulhuda, pascadirawat di RSI A Yani, Wonokromo, Surabaya.

"Semua sudah clear, saya sudah tugaskan petugas untuk datang ke pihak keluarga untuk minta maaf. Ya harus diakui yang salah adalah petugas saya," jelasnya.

Selain itu, ungkap Samsul, pihaknya juga telah memberikan surat peringatan (SP) secara tertulis kepada sejumlah petugas yang keliru mengantarkan jenazah.

"Sudah saya berikan peringatan keras tadi, saya kasih SP tadi, karena ya tidak mengikuti prosedur, karena membahayakan. Dan untungnya jenazah satunya, yang Pak Samsul, belum diambil keluarganya," pungkasnya.

3. Serangan jantung, dimakamkan secara Covid-19

Tangkapan layar video viral jenazah tertukar saat hendak dimakamkan di Surabaya, Rabu (24/6/2020).
Tangkapan layar video viral jenazah tertukar saat hendak dimakamkan di Surabaya, Rabu (24/6/2020). (Istimewa)

Jenazah yang sempat tertukar saat dikebumikan di Kompleks Pemakaman Pagesangan, Jambangan, dipastikan pihak anggota keluarga meninggal karena serangan jantung.

Anak SH, yang berinisial SS,  mengungkapkan bahwa ayahandanya itu meninggal dunia karena penyakit jantung yang telah diidap beberapa tahun lalu.

Sempat menjalani perawatan disebuah rumah sakit di Jalan A Yani, Wonokromo, Surabaya, pada Selasa (23/6/2020) malam.

Namun dalam hitungan menit, ternyata penyakitnya makin parah dan nyawa ayahandanya tak tertolong.

"Sakit jantung, meninggal dunia belum ada jam 22.00 WIB, ya sekitar jam 21.30 WIB," ujar wanita berkerudung itu saat ditemui Tribunjatim.com seusai prosesi pemakaman.

Sementara itu, kerabat atau sepupu SH, Amir Machmudi (53) menuturkan, pada Selasa (23/6/2020) malam, SH sempat mengeluhkan kondisi kesehatannya, bahwa merasa tidak enak badannya.

Kabar Duka, Covid-19 Merenggut Nyawa Perawat Vivitra dari Surabaya Habis Melahirkan

SH sempat ragu untuk dirujuk ke rumah sakit, karena pertimbangan ini dan itu, yang enggan disampaikan Amir.

Namun karena tensi darahnya terus meninggi, lalu tubuhnya makin meriang. SH akhirnya mengiyakan ajakan sanak familinya untuk dirujuk ke sebuah rumah sakit di Jalan A Yani, Wonokromo, Surabaya.

"Itu cuma sebentar aja. Itu tensinya sudah tinggi. Sebenarnya, jadi badannya gak enak, minta di RS, lama lama dia gak enak, daripada salah akhirnya ke RS," ujar pria berkacamata itu pada Tribunjatim.com di lokasi pemakaman.

Sekira pukul 21.00 WIB, SH tibalah di sebuah ruang perawatan di rumah sakit tersebut, setelah diantar menggunakan sarana transportasi taksi online.

Belum sempat diberi penanganan medis secara kontinyu, ternyata selang 30 menit kemudian, SH mengembuskan nafas terakhir.

"Jadi kita cuma datang, belum sempat infus, tapi sempat buang air, begitu ditinggal ambil infus, 'lho kung kok turu'. Baru dipanggil perawat, ternyata enggak ada," pungkasnya.

4. Pihak RS meyakini ada gejala Covid-19

Direktur RSI Surabaya Ahmad Yani, dr Samsul Arifin tak menampik jikalau SH meninggal dunia karena serangan jantung yang dialaminya, pada Selasa (23/6/2020) malam.

Namun pihak memiliki pendapat lain mengenai kondisi kesehatan pensiunan karyawan pabrik sabun di Surabaya itu. Bahwa SH diduga juga terpapar Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). 

"Menurut teman-teman dokter yang bertugas itu sudah ada tanda-tanda klinis. Tanda-tanda klinisnya untuk Covid-19," katanya saat dikonfirmasi Tribunjatim.com, Rabu (24/6/2020).

Hal itu dibuktikan dari hasil rekam medis melalui metode Rotgen, pada organ paru-paru SH terdapat gejala klinis yang menyerupai pasien pengidap Covid-19.

Di antaranya, gejala klinis secara fisiologis; sulit bernafas, dan terdapat temuan hasil Rontgen; bercak putih pada paru-paru SH.

"Karena sesak, paru-paru ada, menurut teman-teman (dokter) ada tanda-tanda pneumonia putih. Sesak nafas, dari rontgen ada tanda putih pada paru-paru merujuk pada ciri pasien Covid-19," jelasnya.

Di singgung mengenai kepastian Covid-19 pada SH, melalui metode lain; Swab Test.

Samsul mengungkapkan, pihaknya; dokter medis RSI, belum sempat melakukannya.

"Pak S belum (swab test). Mau direncanakan," tukasnya.

Namun, demi mengantisipasi potensi penularan terhadap Covid-19 yang terdapat dalam jenazah SH. 

Pihaknya tetap memberlakukan mekanisme pemulasaraan jenazah sesuai aturan dan protokol pencegahan Covid-19.

"Makanya kalau ada tanda tanda begitu, kalaupun swabnya belum jadi, biasanya kita pakai protokol kesehatan, prosedur protokol Covid-19, karena ada petunjuknya dari Kemenkes dan Dinkes," terangnya.

"Karena yang ditakutkan adalah penularan warga yang sekitarnya itu, bahayakan di situ, nah kami menjaga masyarakat yang disekitarnya itu," tambahnya.

Kendati demikian, Samsul mengaku masih belum bisa memastikan kategori gejala Covid-19 yang diderita SH.

Apakah SH sebagai Orang Dalam Pantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP) atau terkonfirmasi Positif Covid-19.

"Nanti tak (saya) cek dulu ke Tim Covid-19 RSI ya," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul FAKTA BARU Video Viral Jenazah Tertukar di Surabaya: Riwayat Sakit dan Nasib Petugas yang Diberi SP dan di tribunnewsbogor.com dengan judul Jenazah Pasien Covid-19 di Bogor Tertukar, Ini Penjelasan Pihak Rumah Sakit  

Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved