Berita Video
VIDEO Perajin Tempe di Tangerang Kembali Berproduksi Setelah Sempat Berhenti Karena Kedelai Mahal
Kenaikan harga kedelai impor dari Rp 7500 menjadi Rp 9500/Kilogram berdampak pada menurunnya jumlah produksi sehingga mengurangi pendapatan
Penulis: MNur Ichsan Arief | Editor: Ahmad Sabran
WARTAKOTALIVE.COM, TANGERANG- Sahir (50) perajin tempe di kawasan Buaran Indah, Kota Tangerang, kembali memproduksi tempe setelah sempat berhenti berproduksi selama 3 hari, akibat melonjaknya harga kacang kedelai impor, Minggu (3/1/2021).
Sahir seperti halnya para pengrajin tempe lainnya berharap harga kacang kedelai impor yang menjadi bahan baku pembuatan tempe kembali stabil sehingga usaha mereka bisa kembali berjalan normal.
Kenaikan harga kedelai impor dari Rp 7500 menjadi Rp 9500/Kilogram berdampak pada menurunnya jumlah produksi sehingga mengurangi pendapatan para pengrajin.
Meskipun telah kembali berproduksi Sahir belum berani menaikan harga tempe buatannya karena takut ditinggalkan konsumen tetapnya yang berada di sekitaran Pasar Anyar, Kota Tangerang.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kenaikan harga tempe dan tahu di tahun 2021 ini dipicu dari ketergantungan impor Indonesia terhadap tiga negara produsen kedelai.
Pengamat pangan Dwi Andreas Santosa mengatakan bahwa sampai saat ini Indonesia masih bergantung bahan baku tempe dan tahu dari Amerika Serikat, Brazil, dan Argentina.
Sedangkan, akhir tahun lalu Brazil sudah mengimpor besar-besaran kedelai kepada China jauh sebelum harga kedelai mulai merangkak naik.
Hal itu membuat pasokan impor kedelai di Brazil juga menipis.
Baca juga: SP3 Kasus Chat Mesum Rizieq Shihab Dibatalkan, Mahfud MD: Proses Hukum Harus Diteruskan
Sementara itu di Argentina, akhir tahun lalu negara itu hadapi mogok besar-besaran dari petani.
Aksi mogok petani itu membuat pasokan kedelai Argentina terganggu. Hal itu membuat Argentina menyetop sementara keran impor kedelai guna memenuhi stok dalam negeri.
"Jadi yang masih terbuka tinggal Amerika Serikat. Tapi karena dua negara lain kesulitan ekspor maka harga kedelai naik tinggi," ujarnya dihubungi Sabtu (2/1/2021).
Saat ini kata Dwi harga kedelai memang mencapai puncak tertinggi sejak tahun 2014 lalu. Dimana harga 27 kg kedelai mencapai 13 USD.
Baca juga: Harga Kedelai Terus Naik, Pengrajin Tempe Tercekik: Pak Jokowi, Lihatlah Kami Pengrajin Usaha Kecil
Maka dari itu menurutnya yang dapat dilakukan produsen dan penikmat tempe hanya pasrah menunggu harga kedelai impor kembali normal.
Menurutnya hal ini akan terus terulang apabila kebijakan pemerintah yang tidak pro dengan petani kedelai lokal terus dilakukan.
Sampai saat ini pemerintah enggan memberikan subsidi dan stimulus kepada petani kedelai lokal untuk bersaing dengan produk petani impor.