Berita Bekasi

Harga Kedelai Meroket, Pengusaha Tempe di Bekasi Minta Presiden Joko Widodo Bertindak

Pengusaha tempe di Bekasi, Jawa Barat, meminta Presiden RI Joko Widodo bertindak atas harga kedelai naik tinggi.

Penulis: Muhammad Azzam |
Warta Kota/Muhammad Azzam
Pekerja sedang membuat tempe di pabrik tempe di Gang Mawar, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu (3/1/2021). Pengusaha tempe menjerit karena harga kedelai naik. 

WARTAKOTALIVE.COM, BEKASI - Pengusaha tempe di Bekasi, Jawa Barat, meminta Presiden RI Joko Widodo bertindak atas harga kedelai naik tinggi.

Pasalnya, harga normal kedelai per kwintal Rp 680.000 saat ini menjadi Rp 930.000.

"Tolong pak menteri dan Pak Presiden Jokowi untuk bertindak, ini semakin hari semakin naik terus harga kedelai," kata Saari (60), produsen tempe di Gang Mawar, Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Minggu (3/1/2021).

Saari meminta, harga kedelai dapat ditekan hingga kembali ke normal. Alasannya, jika harga kedelai naik terus terpaksa harga jual tempe ikut naik.

"Untuk pemerintah jangan terlalu kencang gini, bahaya nantinya. Orang Indonesia kalau tidak makan tempe nanti penasaran," ujarnya.

Baca juga: Tiga Hari Pengrajin Gelar Aksi Mogok, Tempe di Bekasi Kini Mulai Diproduksi Kembali

Baca juga: VIDEO Perajin Tempe di Tangerang Kembali Berproduksi Setelah Sempat Berhenti Karena Kedelai Mahal

Produsen tempe lainnnya di Bekasi juga meminta hal serupa.

Dia meminta pemerintah mengambil langkah cepat dan jangka panjang dalam mengatasi harga kedelai.

"Ya minta segera ada solusinya aja, biar bisa segera normal harganya," ujarnya.

Dia menyarankan, Indonesia dapat meningkatkan produksi kedelai dalam negeri ketimbang harus mengandalkan impor kedelai.

Jika ditangani dan didukung maksimal, dia yakin Indonesia mampu memenuhi kebutuhan kedelai secara mandiri tanpa harus impor.

"Ya repot si kalau sekarang ini kan kedelai lebih besar dari impor."

"Sulit kendalikan harga, maka solusi jangka panjangnya harus dapat ditingkatkan petani kedelainya. Tolong ini dipikirkan sama menteri dan Presiden Jokowi," tuturnya.

Baca juga: Tempe dan Tahu Langka Buntut Pengrajin Mogok Produksi, Warga Rela Beli dengan Harga Tinggi

Baca juga: Tempe dan Tahu Langka Buntut Pengrajin Mogok Produksi, Warga Rela Beli dengan Harga Tinggi

Suasana pembuatan tempe di kawasan Gang Mawar, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Minggu (3/1/2021).
Suasana pembuatan tempe di kawasan Gang Mawar, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Minggu (3/1/2021). (Warta Kota/Muhammad Azzam)

Warga Bekasi juga  mengeluhkan kehilangan tempe dan tahu karena tidak ada pedagang yang menjualnya.

Makanan yang paling dicari masyarakat Indonesia itu sudah tiga hari menghilang di pasaran atau bertepatan saat Tahun Baru, Jumat (1/1/2021).

Berdasarkan pengamatan Wartakotalive.com, hingga Minggu (3/12/2021) tempe dan tahu masih tidak ada di pasaran.

Baik di pasar tradisional, maupun tukang sayur mayur dekat permukiman warga.

Kepala Pasar Kranji Baru, Amas membenarkan tempe dan tahu tidak ada di pasar sejak awal tahun 2021.

Sampai saat ini, katanya, pedagang di pasar belum ada yang menjual tempe tahu.

"Iya tidak ada yang jual sejak 1 Januari 2021 sampai sekarang," ujarnya, Minggu (3/1/2021).

Baca juga: Sudah Tiga Hari Tempe dan Tahu Hilang di Bekasi, Tukang Nasi Uduk Ganti Orek Tempe Pakai Telur Suwir

Baca juga: Pedagang Tempe di Kabupaten Bogor Ketahuan Jualan di Pasar Saat Aksi Mogok Bakal Ditegur

Amas tak memberi penjelasan tentang tidak ada tempe tahu di Pasar Kranji Baru.

Namun, dia mengatakan, tempe tahu tidak ada di seluruh pasar di Bekasi, bahkan sebagian besar daerah.

"Ini semua rata, buka di sini aja (Pasar Kranji), pasar lain juga sama, di daerah lain juga sama," katanya.

Warga mengeluh

Sementara itu, warga mengeluhkan tidak ada yang menjual tempe tahu di Bekasi.

"Iya saya kemarin mau beli tempe ke Pasar Bintara, terus ke Kranji sama penjual sayur deket rumah engga ada kosong semua engga ada yang jual," kata Richa Nurlela, warga Bintara.

Awalnya, dia hendak membuat tempe orek dan goreng tempe.

Namun, dia terpaksa mengurungkan membuat masakan itu karena tidak ada pedagang yang menjual tempe.

"Niatnya mumpung libur mau masakin suami tempe orek sama gorengan tempe, enggak ada kosong. Akhirnya jadi buat bakwan aja," tutur dia.

Baca juga: Harga Kedelai Naik, Pengrajin Tahu-Tempe di Kabupaten Bogor Mogok Massal

Baca juga: Terlalu Mengandalkan Impor, Harga Kedelai Melambung Tinggi, Produsen Tempe-Tahu Mogok Massal

Sementara Anah (57) penjual nasi uduk di Bintara, Kecamatan Bekasi Barat, mengganti orek tempe dengan irisan telur dadar.

Banyak pembeli yang bertanya kepadanya tentang  tidak ada tempe orek dalam nasi uduknya.

"Saya jelasin aja enggak ada jual tempe, sayur tahunya juga enggak ada. Soalnya tahunya juga sama enggak ada yang jual di pasar," ujarnya.

Sebagai gantinya, tempe orek dan sayur tahu itu diganti dengan telur suwir dan kentang.

"Ya ganti pakai telur diiris-iris aja, sama biasanya kan ada tahunya itu diganti pakai kentang semur aja," ujar Anah.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved