Vaksin Corona
Tenaga Kesehatan Jadi Kelompok Pertama Dapat Vaksinasi Covid-19, Akan Dapat SMS atau Cek Situs Ini
Pemerintah segera melakukan vaksinasi corona kepada seluruh masyarakat secara gratis. Tenaga Kesehatan atau Nakes jadi prioritas utama
WARTAKOTALIVE,COM, JAKARTA -- Pemerintah segera melakukan vaksinasi corona kepada seluruh masyarakat secara gratis.
Ada pun salah satu vaksi yang akan diberikan secara gratis kepada rakyat Indonesia adalah vaksin Covid-19 produksi perusahaan China, Sinovac.
Adapun program pemberian vaksin tersebut akan dilaksanakan secara bertahap.
Baca juga: Satgas: Warga yang Menolak Divaksinasi Covid-19 Bisa Diberikan Sanksi
Baca juga: Gubernur Banten Wahidin Halim Baru akan Membuka Sekolah Tatap Muka jika Vaksinasi Sudah Terlaksana
Pemerintah mulai mengirimkan SMS (Short Message Service) blast secara serentak, kepada penerima vaksin Covid-19 yang telah terdaftar pada tahap pertama.
Selain SMS, aplikasi PeduliLindungi memuat informasi terkait daftar penerima vaksin corona pada kelompok pertama.
Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebut tenaga kesehatan (nakes) akan menjadi kelompok pertama yang akan divaksin. Mengingat risiko mereka terpapar yang paling besar.
Baca juga: Komjen Pol Boy Rafli Amar Dikabarkan Calon Kapolri Pilihan Presiden Jokowi, Begini Reaksi DPR
Kemenkes pun sudah memetakan berapa banyak nakes yang akan disuntik. Terbanyak di Jawa Tengah.
Untuk mengetahui apakah sudah terdaftar sebagai kelompok prioritas, kunjungi website PeduliLindungi.
Bisa juga unduh melalui Google PlayStore bagi pengguna Android atau Appstore bagi pengguna IOS.
Persyaratan yang diminta untuk mendapat informasi status program vaksinasi corona Anda dengan memasukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dari KTP.
Baca juga: Remaja Pembunuh Karyawati Bank Diduga Penyuka Sesama Jenis, Pantesan Tak Ada Kekerasan Seksual?
Tim KompasTV mencoba memasukkan NIK ke kolom yang tertera.
Hasilnya adalah tulisan yang menunjukkan bahwa nomor tersebut belum termasuk calon penerima vaksinasi Covid-19 gratis pada periode ini.
Di sana juga tertulis:
"Khusus Anda NAKES (Tenaga Kesehatan).
Bagi Anda NAKES yang belum termasuk pada periode ini, harap melengkapi data: NAMA, NIK, ALAMAT, NO HP, TIPE NAKES dan dilengkapi dengan SURAT KETERANGAN dari Kepala FASYANKES yang menerangkan Anda adalah NAKES dari FASYANKES terkait. Data tersebut dapat dikirimkan melalui email: vaksin@pedulilindungi.id."
Lebih dari 12 Bulan
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, program vaksinasi Covid-19 akan berlangsung lebih dari 12 bulan.
Ia menyebut, program vaksinasi adalah salah satu strategi utama untuk menyelesaikan masalah pandemi ini.
Hal itu disampaikan Budi dalam sambutan kedatangan vaksin Covid-19 Sinovac batch kedua di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kamis (31/12/2020), yang disiarkan Kanal Youtube Sekretariat Presiden.
"Dibutuhkan waktu lebih dari 12 bulan untuk kita menyelesaikan program vaksinasi ini," ungkap mantan wakil menteri BUMN ini.
Budi berharap, masyarakat turut serta menyukseskan program nasional tersebut, dengan terus displin menjalankan protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun).
"Jangan lupa untuk selalu menaati protokol kesehatan."
"Dengan berjalannya program vaksinasi ini, kita Justru harus tetap menjalankan protokol kesehatan," tutur Budi.
Sebelumnya, pemerintah menjelaskan rencana vaksinasi akan dilakukan dalam dua tahap.
Baca juga: Aurel Hermansyah Menangis Didatangi Atta Halilintar Saat Malam Tahun Baru, Benarkah Mereka Putus?
Tahap pertama dengan periode vaksinasi mulai Januari-April 2021 akan diprioritaskan bagi 1,3 juta tenaga kesehatan dan 17,4 juta petugas pelayan publik.
Tahap kedua, vaksinasi akan diperuntukkan bagi 63,9 juta masyarakat rentan, dan 77,4 juta masyarakat lainnya yang diberikan sesuai pendekatan kluster.
Tahap kedua ini rencananya akan dilakukan mulai April 2021 hingga Maret 2022 mendatang.
Budi memastikan vaksin akan diberikan kepada tenaga kesehatan di 34 provinsi di Indonesia, jika telah lolos uji klinis dan mendapatkan izin penggunaan darurat (UEA) dari BPOM.
Baca juga: Film Mr. Zoo: The Missing VIP Agen BIN Bisa Berkomunikasi dengan Anjing di Trans7 Pukul 16.30WIB
Pelaksanaannnya akan menerapkan prinsip kehati-hatian dan bertahap.
"Kita percaya sekali bahwa data science itu yang akan menjadi pegangan kita."
"Dan BPOM sudah bekerja sama dengan baik dengan Kemenkes, dan telah berkoordinasi dengan otoritas di Brazil, Turki, dan Cina."
"Saya percaya BPOM bisa mengambil keputusan yang independen,” ucap Menkes beberapa waktu lalu.
Vaksin Gratis Tepat
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan akan memberikan vaksin Covid-19 secara gratis kepada seluruh masyarakat Indonesia dengan jangkauan umur 19-59 tahun.
Hal ini dinilai Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul, merupakan langkah yang tepat, sebab hasil survei lembaganya menyebutkan ada 44,7 persen masyarakat yang tidak akan melakukan vaksin jika tidak diberikan secara gratis.
KPN telah melakukan survei 'Tingkat Kemampuan Masyarakat dalam Menghadirkan Vaksin Covid-19 Secara Mandiri' pada periode tanggal 1-15 Desember 2020.
Baca juga: Kalender Pendidikan Tahun Ajaran 2020/2021, Jadwal Ujian Sekolah Hingga Libur
"Awalnya pemerintah berencana hanya akan memberikan bagi 30% masyarakat, sehingga kami pikir perlu untuk melihat kesanggupan masyarakat. Saya kira kebijakan Pak Jokowi sudah tepat, itu dibuktikan oleh hasil survei kami," ujar Adib kepada Warta Kota, Minggu (20/12/2020).
Adib yang juga Pengamat Kebijakan Publik ini mengatakan bahwa masih ada masyarakat yang takut terhadap vaksin Covid-19.
Hal itu disebabkan karena maraknya berita tentang dampak vaksin yang berkembang di masyarakat.
"Kita banyak menemukan berita terkait dampak buruk dari vaksin Covid, sehingga membuat ada 6,8 persen masyarakat yang memutuskan tidak mau divaksin karena tidak percaya. Nah, ini yang perlu diantisipasi oleh pemerintah," ucapnya.
Baca juga: Tahun Baru 2021, Disdik DKI Jakarta Siapkan Sistem Belajar Blended Learning
Lebih lanjut, Direktur Riset KPN Tamil Selvan yang akrab dipanggil Kang Tamil mengatakan bahwa banyaknya jenis vaksin yang beredar di media membuat masyarakat binggung.
Tamil mengatakan bahwa ada oknum-oknum tertentu yang melakukan penggiringan opini untuk meningkatkan elektoral politik.
"Kami melihat ada oknum-oknum tertentu yang menggiring opini sehingga membuat masyarakat menjadi curiga dan tidak percaya pada vaksin terutama pada jenis Sinovac," ucapnya.
"Ini perlu tindakan klarifikasi pemerintah pada black news, hoax, dan negatif news terkait vaksin ini," ungkap pengamat politik ini.
Baca juga: Alex Asmasoebrata Meninggal, Sang Putri Alexandra Unggah Kenangan Manis Ini
Diketahui bahwa Lembaga KPN melakukan survei secara nasional, dengan sample yang berasal dari lima pulau besar yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Wilayah Timur.
Vaksin Covid-19 produksi perusahaan China, Sinovac. (DW Indonesia/kompas.com)
Metode survei mengunakan multistage random sampling, dengan jumlah sample 1.030 responden, Margin of Error (MoE) 3,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Artikel ini sudah tayang di Kompas TV dengan judul Daftar Nama Penerima Vaksin Corona Sudah Keluar, Cek Nama Anda di Situs Ini
