Pangdam Jaya: Ada Tokoh Agama Cuma Dukung TNI tapi Polri Tidak, Langsung Saya Respons Tegas
Sebab, kata Dudung, TNI dan Polri adalah garda terdepan dan benteng terakhir untuk menjaga negara dan rakyatnya.
Penulis: Budi Sam Law Malau |
WARTAKOTALIVE, SEMANGGI - Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman mengatakan, saat ini masih saja ada pihak-pihak, bahkan tokoh agama, yang berupaya menghasut dan memecah belah soliditas antara TNI dan Polri.
Hal itu dikatakan Dudung saat bersama Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengunjungi Mako Yonif Mekanis 201/JY TNI AD di Jalan Raya Bogor Km 28, Pekayon, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (16/12/2020) siang.
"TNI dan Polri adalah saudara kembar yang tidak bisa dipisahkan."
"Ada seseorang tokoh agama yang mengatakan kepada saya bahwa mereka hanya mendukung TNI dan tidak mendukung Polri," kata Dudung.
Mendengar hal itu, Dudung mengaku merespons dengan keras.
"Langsung saya respons dengan tegas."
Baca juga: MAHFUD MD Langsung Tanggapi Pernyataan Ridwan Kamil: Saya Tanggung Jawab Kang, Tapi Salahnya di Mana
Baca juga: Tak Puas dengan Jawaban Mahfud MD, Ridwan Kamil: Mengapa Kerumunan di Bandara Tidak Diperiksa?
"Bahwa tokoh agama semacam inilah yang mau pecah belah persatuan serta TNI-Polri."
"Saya tidak akan terpengaruh sedikitpun oleh hasutan maupun tekanan dari luar, yang berupaya memecah belah TNI dan Polri," tutur Dudung.
Karena itu, ia juga meminta semua prajurit TNI dan personel Polri tidak terpengaruh dengan hasutan semacam itu.
"Prajurit TNI dan Polri harus solid, jangan terpengaruh dengan hasutan yang memecah belah."
"Sekalipun dari habib, ulama, atau pihak lainnya," ujar Dudung.
Sebab, kata Dudung, TNI dan Polri adalah garda terdepan dan benteng terakhir untuk menjaga negara dan rakyatnya.
Sementara, dalam kesempatan yang sama, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran kembali menegaskan soliditas TNI Polri tetap terjaga.
Dan, akan senantiasa bahu-membahu melawan pihak manapun yang berupaya memecah belah persatuan bangsa, termasuk dari kelompok keras dan ormas radikal.
"Prajurit Jayakarta juga merupakan anak-anak saya."
"Jakarta adalah rumah kita, yang sudah dibangun oleh nenek moyang kita, dipertahankan oleh orang tua kita, dan sekarang ini wajib kita jaga dan pelihara."
"Tidak boleh rumah kita diacak-acak oleh kelompok- kelompok atau ormas keras dan radikal," papar Fadil dihadapan para prajurit TNI.
Ke depan, menyikapi eskalasi situasi Jakarta, kata Fadil, dengan didasarkan soliditas dan sinergi TNI Polri, mereka akan tetap menjaga kamtibmas Jakarta.
"Juga menjaga negara dan bangsa ini dari pihak yang ingin merongrong persatuan dan kesatuan negara dan bangsa kita," ucapnya.
Fadil menuturkan TNI/Polri diamanahkan oleh undang-undang untuk menjaga keamanan dan ketenteraman warga.
"TNI/Polri sebagai benteng terakhir dalam menjaga keamanan NKRI," tegasnya.
Tak Ada Gigi Mundur
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan, kepolisian tidak mau kalah dari kelompok organisasi kemasyarakatan (ormas) yang kerap merasa dirinya berada di atas negara.
Penegakan hukum, katanya, harus berjalan kepada siapapun orangnya.
"Satu kelompok atau ormas yang menempatkan dirinya di atas negara, apalagi ormas tersebut melakukan tindak pidana."
Baca juga: Kabareskrim Pastikan Polisi Diserang, Ada Jelaga Bekas Tembakan Senjata Api di Tangan Laskar FPI
"Apa tindak pidananya? Melakukan hate speech, melakukan penghasutan, menyemburkan ujaran kebencian, menebarkan berita bohong."
"Dan itu berlangsung berulang-ulang dan bertahun-tahun," kata Irjen Fadil di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (11/12/2020).
Menurutnya, tindakan ormas itu dianggap telah merusak kenyamanan masyakarat dan mengganggu kebhinekaan bangsa.
Baca juga: UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia 10 Desember 2020: Melonjak 6.033, Pasien Positif Tembus 598.933
Sebab, mereka menggunakan identitas agama sebagai komoditas tertentu.
"Di samping ini merupakan tindak pidana, ini juga dapat merusak rasa nyaman masyarakat."
"Dapat merobek-robek kebhinekaan kita, karena menggunakan identitas sosial apakah suku atau agama tidak boleh."
Baca juga: Naikkan Cukai, Sri Mulyani Berharap Jumlah Perokok di Indonesia Menurun, Terutama Anak dan Perempuan
"Negara ini dibangun dari kebhinekaan," tuturnya.
Fadil menegaskan, Polda Metro Jaya akan menangkap dan memproses hukum siapapun orang yang mengganggu ketertiban sosial.
Khususnya, masyarakat yang menggangu kenyamanan masyarakat lainnya.
Baca juga: Jadikan Rizieq Shihab Cs Tersangka, Kapolda Metro Jaya Bakal Beberkan Dua Alat Bukti
"Jadi saya harus melakukan penegakan hukum yang tegas terhadap model seperti ini."
"Enggak ada gigi mundur, ini harus kita selesaikan."
"Jadi kalau Polda Metro Jaya menangkap dan memproses hukum kelompok atau siapapun, maka itu karena negara ini butuh keteraturan sosial, kita butuh ketertiban sosial."
Baca juga: 72 Warga Ciracas Positif Covid-19 yang Dibawa Pakai Bus Sekolah ke Wisma Atlet Bukan dari Satu RT
"Adalah tugas Kapolda untuk menjamin yang namanya ketertiban dan keteraturan sosial tersebut, social order."
"Supaya masyarakat bukan hanya merasa aman tapi dia juga merasa nyaman," paparnya.
Ia juga menyampaikan penegakan hukum terhadap ormas yang tak disebutkan namanya itu, untuk menjaga iklim investasi negara agar tetap stabil.
Baca juga: Urusan Bintang 3, Brigjen Prasetijo Utomo Disuruh Keluar Saat Tommy Sumardi Bertemu Irjen Napoleon
"Supaya iklim investasi ini bisa hidup, ekonomi development need law in order."
"Jadi pembangunan ekonomi ini butuh kepastian hukum dan butuh keteraturan, butuh ketertiban siapa investasi bisa datang."
"Jadi hukum harus ditegakkan," tegasnya. (*)