Pembantaian Sigi

Buru Teroris MIT di Sigi, Pasukan Elite Mulai Diterjunkan, Mulai Densus 88, Kopassus hingga Marinir

Tingkat kesulitan geografis yang tinggi karena berupa pegunungan dan hutan di Sigi menjadi kendala tersendiri dalam memburu kelompok MIT itu.

Penulis: Budi Sam Law Malau | Editor: Feryanto Hadi
KompasTV
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahyanto saat melakukan inspeksi ke markas Kopassus. Marsekal Hadi memastikan akan mengirim Kopassus ke Sigi untuk membantu memburu teroris MIT pimpinan Ali Kalora yang telah membunuh satu keluarga di wilayah itu. 

WARTAKOTALIVE.COM, SEMANGGI--Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono menuturkan ada penambahan pasukan dan personel lagi yang diturunkan dalam memburu jaringan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT), yang menjadi dalang pembunuhan satu keluarga di Dusun 5 Lewonu, Sigi, Sulawesi Tengah.

"Ada penambahan pasukan lagi yang diturunkan berdasar info Kabid Humas Sulteng. Sebelumnya dari kemarin di Sigi, sudah diturunkan Satgas Tinombala, Densus 88 Antiteror Polri, Satbrimob Polda Sulawesi Tengah, yang juga dibantu oleh ratusan personel TNI.

Bahkan hari ini ada informasi tambahan dari TNI AD dan juga dari Marinir Angkatan Laut sebanyak 30 personel, baru tiba digeser dari Poso. Kami juga menunggu update informasi tambahan personel lagi dari Jakarta," kata Awi di Jakarta, Selasa (1/12/2020)

Baca juga: Babak Baru Kasus Ahok Beli Lahan Pemprov DKI, MAKI Pertanyakan Mengapa Polisi Hentikan Penyelidikan

Menurutnya sampai saat ini semua pasukan masih melakukan pengejaran.

Tingkat kesulitan geografis yang tinggi karena berupa pegunungan dan hutan di Sigi menjadi kendala tersendiri dalam memburu kelompok MIT itu.

"Jadi kita sama sama doakan untuk hal tersebut karena memang permasalahan yang seperti kemarin saya sampaikan, bahwa rentang wilayahnya cukup luas," katanya.

Menurut Awi, selama ini kelompok MIT berada di Poso tapi kemudian bergerak ke Parimo atau Parigi Moutong dan ke Sigi di wilayah pegunungan di atas 2.500 MDPL. 

Baca juga: Kecam Pembantaian di Sigi, Yusril Ihza Mahendra Ingatkan Kejadian Serupa Bisa Meluas

"Jadi sama sama harus bersabar karena tim masih melakukan pengejaran," katanya.

Untuk meredam situasi Kamtibmas disana pasca pembantaian dimana korbannya dari agama tertentu, kata Awi, tentunya Polda setempat bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat dari MUI, FKUB, FUKRI, Komnas HAM dan media dilibatkan untuk duduk bersama dan melakukan pertemuan.

"Untuk memberikan pemahaman dan satu persepsi bahwasanya, memang betul, yang terjadi ini murni kasus teror, yang dilakukan oleh Mujahidin Indonesia Timur atau MIT atau kelompok Ali Kalora Cs," ujar Awi.

Selain itu tambah Awi, jajaran Polres setempat bersama Karo SDM Polda Sulawesi Tengah masih melakukan trauma healing kepada warga dan masyarakat setempat.

Yusril meminta pemerintah ambil langkah hati-hati

Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra mengecam keras pembantaian terhadap satu keluarga di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, yang dilakukan oleh anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kolara.

Apapun alasannya, menurut Yusril, pembunuhan yang dilakukan anggota MIT sangat melukai hati umat semua agama.

Menurut Yusril, tindakan tersebut membuat muka umat Islam tercoreng, karena ada orang-orang yang mengatas-namakan Islam membunuhi orang lain.

Baca juga: Presiden Jokow Kutuk Pembantaian di Sigi: Tidak Ada Tempat di Tanah Air bagi Terorisme

Sementara umat agama lain tersinggung perasaannya oleh perbuatan yang seolah-olah didasarkan kepada ajaran Islam.

Padahal, Islam mengajarkan kedamaian dan perlindungan terhadap nyawa sesama manusia.

Sebab itu, Ketua Umum PBB mendukung langkah tegas POLRI dan TNI untuk menangkapi anggota MIT yang telah menyebarkan teror dan mengganggu bukan saja kerukunan umat beragama, tetapi juga keutuhan bangsa dan negara.

Baca juga: Pambantaian di Sigi Trending Lagi, Netizen Berharap Tanggapan Jokowi yang Muncul dari Menkopolhukam

"Mereka yang ditangkap harus diadili karena hukum wajib kita tegakkan" kata Yusril di Jakarta, Senin (30/11/2020).

Ketua Umum PBB yang menjadi Menteri Kehakiman dan HAM di awal Reformasi tahun 1999 itu sangat prihatin dengan situasi di Sulawesi Tengah.

"Saya salah seorang yang ikut menangani penghentian konflik di Ambon dan Poso saat itu, berharap betul agar konflik tidak akan terulang untuk selama-lamanya".

Yusril beranggapan, pembunuhan satu keluarga di Sigi ini kalau tidak ditangani hati-hati, berpotensi meluas kemana-mana.

Baca juga: Mengutuk Aksi Pembantaian di Sigi, PBNU Desak Polisi Bertindak Cepat Tangkap Aktor Intelektualnya

Karena itu, Yusril mendesak agar POLRI, TNI dan masyarakat setempat segera mengamankan wilayah tersebut.

Kepada umat Islam, Yusril menyerukan untuk sabar menahan diri dalam menghadapi situasi kurang menyenangkan di Kabupaten Sigi itu.

Umat Islam harus didorong ke tengah, ke posisi moderat, bukan berada di posisi ekstrim.

Umat Islam, tambahnya, wajib menjadikan dirinya sebagai "ummatan wasatan" umat yang moderat dan berada di tengah dalam berbagai konflik yang terjadi dalam masyarakat.

Baca juga: Kerumunan Acara Haul di Pesantren Abuya Uci, Bupati Tangerang sebut Sudah Berupaya Mencegah

Presiden Jokowi kutuk keras

Presiden Joko Widodo mengutuk keras segala bentuk tindak teror dan di luar batas kemanusiaan yang terjadi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Presiden juga menegaskan bahwa tak ada satu pun tempat di Tanah Air bagi tindak terorisme tersebut.

Hal itu disampaikan Presiden dalam keterangan resminya di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, 30 November 2020.

Baca juga: YUSRIL Ihza Mahendra Ingatkan Tito Karnavian, Instruksi Mendagri Bukan Peraturan Perundang-undangan!

"Tindakan yang biadab itu jelas bertujuan untuk menciptakan provokasi dan teror di tengah masyarakat yang ingin merusak persatuan dan kerukunan di antara warga bangsa," ujarnya.

Kepala Negara dalam kesempatan tersebut menyampaikan dukacita mendalam bagi keluarga korban. Pemerintah akan memberikan santunan bagi keluarga mereka yang ditinggalkan.

Baca juga: Wagub Sempat Hadiri Rapat Paripurna sebelum Dinyatakan Covid-19, Gedung DPRD DKI Bakal Disterilisasi

Selain itu, Presiden Joko Widodo telah meminta Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) untuk mengusut tuntas jaringan pelaku teror itu hingga ke akarnya. Kepada Kapolri dan Panglima TNI, Kepala Negara juga menginstruksikan peningkatan kewaspadaan.

"Sekali lagi, saya tegaskan bahwa tidak ada tempat di Tanah Air kita ini bagi terorisme," kata Presiden.

Menyikapi aksi tersebut, Presiden mengajak seluruh masyarakat untuk tenang dan tetap menjaga persatuan sambil meningkatkan kewaspadaan. Dalam kondisi saat ini, semua elemen masyarakat harus bersatu melawan terorisme.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved