Kesehatan

Atiqah Hasiholan dan Cynthia Lamusu Bagikan Tips Penting Cegah Pneumonia Anak Sejak Usia Dini

Cynthia Lamusu dan Atiqah Hasiholan membagikan tips penting mencegah pneumonia anak sejak usia dini.

Instagram
Atiqah Hasiholan dan Rio Dewanto berkomitmen menjaga kesehatan anak dan keluarga termasuk dari penyakit pneumonia yang masih mengintai masyarakat Indonesia terutama anak-anak dan lansia itu. Foto ilustrasi: Rio Dewanto (31) menggendong putri kecilnya, Salma Jihane Putri, bersama istrinya, Atiqah Hasiholan. 

Sama seperti Atiqah, dia juga menyiapkan sendiri menu MPASI untuk anak-anaknya.

Cynthia lalu membagikan menu-menu yang dia praktikan di laman media sosial Instagram.

"Kami esktra termasuk untuk MPASI, saya langsung buat menunya, sharing di Instagram. Persiapannya saya baca buku, cari tahu menu apa saja untuk pertumbuhan kembang anak-anak kami," kata dia.

Terkait pneumonia, Cynthia mengaku sangat khawatir penyakit yang menyerang paru itu mengenai anak-anaknya, apalagi mengingat riwayat kelahiran prematur mereka.

Baca juga: Olga Lydia Relakan Kepergian Sang Ayahanda karena Pneumonia

Dia mengatakan, pernah tiba-tiba terbangun sekedar untuk memastikan putra dan putrinya masih bernapas.

"Salah satu yang menjadi ketakutan kami, pneumonia itu sendiri," kata Cynthia.

Kondisi bayi prematur dengan organ yang belum terlalu siap, karena lahir di usia 33 minggu.

Cynthia sampai terbangun saattidur,  anak masih napas atau enggak.

Sampai seperti itu karena angka kematian untuk bayi yang baru lahir normal saja untuk pneumonia saja sangat tinggi.

Baca juga: Akhirnya Polisi Segel Pabrik Almunium di Cilincing, Diduga Sebabkan Guru SD Terkena Pneumonia

"Apalagi anak-anak kami dengan kelahiran prematur," kata Cynthia.

Pneumonia terjadi akibat peradangan pada kantong udara (alveoli) di paru-paru karena infeksi bakteri, virus dan jamur namun yang paling umum bakteri Streptococcus pneumoniae (pneumococcus), sehingga menyebabkan kantong udara itu terisi dengan cairan dan nanah.

Akibatnya, selain mengalami kesulitan bernapas, penderita juga bisa mengalami berbagai komplikasi serius mulai dari abses paru-paru, infeksi darah atau sepsis, gagal organ hingga kematian.

Perjalanan gejala ini biasanya berlangsung kurang dari 14 hari.

Gejala pneumonia antara lain batuk, demam dan kehilangan nafsu makan yang sering disalahartikan sebagai selesma, lalu sesak napas dan napas penderita bisa tampak sangat cepat dari biasanya.

Baca juga: Inilah Alasan Whoopi Goldberg Butuh Waktu Lama untuk Pengobatan Pneumonia

Penyakit ini masih mengintai masyarakat Indonesia tak kenal usia, termasuk para balita.

Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2017 menunjukkan, Indonesia berada di peringkat tujuh dunia sebagai negara yang memiliki beban pneumonia tertinggi, dengan total 25.481 kematian balita karena infeksi pernapasan akut atau 17 persen dari seluruh kematian balita. (Antaranews)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved