Kesehatan

Atiqah Hasiholan dan Cynthia Lamusu Bagikan Tips Penting Cegah Pneumonia Anak Sejak Usia Dini

Cynthia Lamusu dan Atiqah Hasiholan membagikan tips penting mencegah pneumonia anak sejak usia dini.

Instagram
Atiqah Hasiholan dan Rio Dewanto berkomitmen menjaga kesehatan anak dan keluarga termasuk dari penyakit pneumonia yang masih mengintai masyarakat Indonesia terutama anak-anak dan lansia itu. Foto ilustrasi: Rio Dewanto (31) menggendong putri kecilnya, Salma Jihane Putri, bersama istrinya, Atiqah Hasiholan. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Cynthia Lamusu dan Atiqah Hasiholan membagikan tips penting mencegah pneumonia anak sejak usia dini.

Pneumonia terjadi akibat peradangan pada kantong udara (alveoli) di paru-paru karena infeksi bakteri, virus dan jamur namun yang paling umum bakteri Streptococcus pneumoniae (pneumococcus), sehingga menyebabkan kantong udara itu terisi dengan cairan dan nanah.

Selebritas Atiqah Hasiholan dan Cynthia Lamusu berkomitmen menjaga kesehatan anak dan keluarga termasuk dari penyakit pneumonia yang masih mengintai masyarakat Indonesia terutama anak-anak dan lansia itu.

surya saputra, cynthia lamusu dan anaknya
Cynthia Lamusu dan Surya Saputra berkomitmen menjaga kesehatan anak dan keluarga termasuk dari penyakit pneumonia yang masih mengintai masyarakat Indonesia terutama anak-anak dan lansia itu. Foto dok: Surya Saputra, Cynthia Lamusu dan kedua anaknya (instagram)

Atiqah mengatakan, sejak putri semata wayangnya kecil, dia dan suaminya, Rio Dewanto sudah membekali diri dengan informasi mengenai pneumonia dari sumber-sumber terpercaya.

Mereka juga memastikan sang buah hati mendapatkan ASI eksklusif, imunisasi dasar lengkap untuk sang buah hati hingga nutrisi yang seimbang.

"Bagi saya dan suami urusan pemenuhan kesehatan anak (Salma) sejak lahir, sekarang hingga ke depannya Insya Allah merupakan prioritas utama kami," ujar Atiqah di sela acara daring bertema pneumonia, Kamis (12/11/2020)

Sejak lahir, kata Atiqah, Salma selalu mendapatkan imunisasi dasar lengkap, Salma juga mendapatkan ASI eksklusif dan MPASI.

Baca juga: Pneumonia Coronavirus Belum Ada Vaksinnya, Pencegahan Terapkan Gaya Hidup Sehat

Baca juga: Kebiasaan Mencuci Tangan Bisa Membantu Pencegahan Wabah Pneumonia Seperti yang Terjadi di Wuhan Cina

Baca juga: Wabah Pneumonia di Wuhan, Dokter Paru-paru Ingatkan Jangan Panik dan Ini yang Perlu Dilakukan

Lalu lanjut pemberian ASI sampai dua tahun.

"Hal ini saya lakukan untuk memastikan agar gizinya terpenuhi dengan baik," ujar Atiqah.

Atiqah mengatakan, selalu menyiapkan sendiri makanan pendamping ASI (MPASI) untuk putrinya, menggunakan bahan-bahan lokal yang bervariasi dan sebisa mungkin menghindari makanan pabrikan.

Di sisi lain, dia juga memantau tumbuh kembang sang anak dan menerapkan tindakan pencegahan penyakit lainnya mencakup penerapan cara hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti mencuci tangan.

Baca juga: Penyakit Pneumonia Seperti di Wuhan, Penyakit yang Sebabkan Gangguan Pernafasan

Hal senada juga dilakukan penyanyi Cynthia Lamusu.

Dia menuturkan, pengalaman melahirkan putra dan putri kembar yang prematur beberapa waktu lalu sebenarnya membuatnya dan sang suami, Surya Saputra terlatih memberikan ekstra perhatian soal kebersihan dan kesehatan termasuk pencegahan penyakit.

"Kami kayak sudah sedikit terlatih, karena sudah mengalami pada waktu karantina anak-anak masa mereka baru pulang ke rumah, karena kami memang betul-betul karantina, tidak terima tamu, kamar selalu pakai air purifier, disteril. Saya sampai membatasi tidak dijenguk mulai dari di rumah sakit sampai di rumah selama enam bulan. Kami benar-benar steril," tutur Cynthia.

Untuk pemberian ASI eksklusif hingga MPASI, dia bersyukur bisa menuntaskan komitmennya itu.

Baca juga: Penyakit Pneumonia Seperti di Wuhan, Penyakit yang Sebabkan Gangguan Pernafasan

Sama seperti Atiqah, dia juga menyiapkan sendiri menu MPASI untuk anak-anaknya.

Cynthia lalu membagikan menu-menu yang dia praktikan di laman media sosial Instagram.

"Kami esktra termasuk untuk MPASI, saya langsung buat menunya, sharing di Instagram. Persiapannya saya baca buku, cari tahu menu apa saja untuk pertumbuhan kembang anak-anak kami," kata dia.

Terkait pneumonia, Cynthia mengaku sangat khawatir penyakit yang menyerang paru itu mengenai anak-anaknya, apalagi mengingat riwayat kelahiran prematur mereka.

Baca juga: Olga Lydia Relakan Kepergian Sang Ayahanda karena Pneumonia

Dia mengatakan, pernah tiba-tiba terbangun sekedar untuk memastikan putra dan putrinya masih bernapas.

"Salah satu yang menjadi ketakutan kami, pneumonia itu sendiri," kata Cynthia.

Kondisi bayi prematur dengan organ yang belum terlalu siap, karena lahir di usia 33 minggu.

Cynthia sampai terbangun saattidur,  anak masih napas atau enggak.

Sampai seperti itu karena angka kematian untuk bayi yang baru lahir normal saja untuk pneumonia saja sangat tinggi.

Baca juga: Akhirnya Polisi Segel Pabrik Almunium di Cilincing, Diduga Sebabkan Guru SD Terkena Pneumonia

"Apalagi anak-anak kami dengan kelahiran prematur," kata Cynthia.

Pneumonia terjadi akibat peradangan pada kantong udara (alveoli) di paru-paru karena infeksi bakteri, virus dan jamur namun yang paling umum bakteri Streptococcus pneumoniae (pneumococcus), sehingga menyebabkan kantong udara itu terisi dengan cairan dan nanah.

Akibatnya, selain mengalami kesulitan bernapas, penderita juga bisa mengalami berbagai komplikasi serius mulai dari abses paru-paru, infeksi darah atau sepsis, gagal organ hingga kematian.

Perjalanan gejala ini biasanya berlangsung kurang dari 14 hari.

Gejala pneumonia antara lain batuk, demam dan kehilangan nafsu makan yang sering disalahartikan sebagai selesma, lalu sesak napas dan napas penderita bisa tampak sangat cepat dari biasanya.

Baca juga: Inilah Alasan Whoopi Goldberg Butuh Waktu Lama untuk Pengobatan Pneumonia

Penyakit ini masih mengintai masyarakat Indonesia tak kenal usia, termasuk para balita.

Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2017 menunjukkan, Indonesia berada di peringkat tujuh dunia sebagai negara yang memiliki beban pneumonia tertinggi, dengan total 25.481 kematian balita karena infeksi pernapasan akut atau 17 persen dari seluruh kematian balita. (Antaranews)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved