Pilpres AS

Fadli Zon Ungkap Alasan Joe Biden Ungguli Perolehan Suara Donald Trump Hingga Menangkan Pilpres AS

Fadli Zon Ungkap Alasan Joe Biden Ungguli Perolehan Suara Donald Trump Hingga Menangkan Pilpres AS. Simak Selengkapnya

Editor: Dwi Rizki
bostonglobe.com
Joe Biden dan Donald Trump 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Beberapa hari belakangan seluruh dunia menyaksikan sebuah pertarungan besar
dalam kontestasi Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) antara Donald Trump sebagai Petahana melawan Joe Biden.

Donald Trump masih didampingi oleh Mike Pence sebagai Wakil Presiden AS.

Sedangkan Joe Biden didampingi oleh Calon Wakil Presiden, yaitu Kamala Harris.

Kamala diketahui merupakan calon wakil presiden pertama perempuan yang berkulit hitam dan keturunan Asia.

Pilpres AS tersebut menarik perhatian Anggota Dewan perwakilan rakyat (DPR) Republik Indonesia, Fadli Zon.

Lewat channel youtubenya, Fadli Zon memaparkan alasan Joe Biden yang mengungguli perolehan suara Donald Trump hingga akhirnya dinyatakan sebagai pemenang dalam perhitungan cepat Pilpres AS.

"Kita menyaksikan bahwa demokrasi di Amerika merupakan demokrasi yang sudah berjalan ratusan tahun. Kita tentu menyaksikan bagaimana pemilihan presiden ini merupakan sebuah perjalanan dari sebuah negara demokrasi yang naik-turun dan beberapa tahun belakangan mungkin mengalami fluktuasi di dalam pengambilan kebijakan, baik kebijakan dalam domestik maupun kebijakan internasional," jelas Fadli Zon.

Ada beberapa hal yang dapat terlihat selama Donald Trump memimpin.

Baca juga: Kasus Sengketa Tanah Pojokan Benny Tabalujan Selaku Pamilik Lahan, Haris Azhar : Ini Adalah Rekayasa

Satu di antaranya Donald Trump sangat keras sekali menghadapi trade war atau perang dagang dengan China, begitu juga konflik di Laut China Selatan.

Dirinya juga melihat bagaimana Donald Trump sangat agresif di Timur Tengah, khususnya di Palestina.

Selain itu, The Deal of the Century yang dicanangkan oleh Donald Trump tahun lalu, tentu menimbulkan sebuah gejolak besar di sana.

Mengingat kebijakan tersebut dinilai banyak pihak hanya mengntungkan Israel.

Begitu juga lanjutnya, sejumlah pendekatannya terhadap Iran dan beberapa negara lain di Timur Tengah yang kebetulan mayoritas penduduknya beragama Islam.

Baca juga: Kasus Pemalsuan Akta Tanah Menyeret Benny Tabalujan, Haris Azhar: Ada Buzzer Dalam Sengketa Tanah

Jadi kebijakan Donald Trump yang hostile (bertentangan) terhadap imigran juga menunjukkan bagaimana banyaknya kalangan yang gelisah di sana.

"Kita menyaksikan empat tahun ini merupakan empat tahun yang penuh gejolak di Amerika Serikat yang tentu mempunyai dampak ke kawasan kita (Indonesia), termasuk terkait dengan perdagangan, ada yang plus-ada yang
minus," jelas Fadli Zon.

"Dengan terpilihnya Joe Biden, kita menyaksikan bahwa Joe Biden sudah mencapai 270 elektoral college. Dalam sistem
Pemilihan Presiden di Amerika, siapa yang mencapai 270 elektoral college, dialah yang akan menjadi presiden," jelasnya.

Joe Biden rupanya bisa menembus bahkan melebihi perolehan suara, terutama di beberapa negara bagian kunci, seperti Pennsylvania, Arizona, Michigan, Wisconsin dan lainnya.

"Jadi kita melihat basis-basis tradisional antara Partai Demokrat yang mendukung Joe Biden dengan Partai Republik yang mendukung Donald Trump juga mengalami swing state atau perubahan-perubahan posisi," jelas Fadli Zon.

"Menurut saya merupakan suatu tontonan demokrasi yang menarik, ada hal-hal yang menurut saya perlu kita pelajari," tambahnya.

Sumber: Warta Kota
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved