Virus Corona

Minta Masyarakat Tetap Waspada Covid-19, Wiku Adisasmito: Ingat, Pandemi Tak Kenal Kata Libur

Pemerintah terus mengingatkan masyarakat agar waspada saat memasuki masa libur panjang.

Dok BNPB
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito memberi keterangan di Istana Kepresidenan, Kamis (20/8/2020). 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Pemerintah terus mengingatkan masyarakat agar waspada saat memasuki masa libur panjang Maulid Nabi SAW dan cuti bersama pada 28 Oktober-1 November 2020.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito memohon kesiapsiagaan seluruh daerah destinasi wisata untuk mengantisipasi terjadinya klaster libur panjang.

Pemerintah daerah dan masyarakat harus waspada dan bekerja sama untuk tidak menimbulkan kasus baru, dan meningkatakan perawatan Covid-19 agar seluruhnya bisa sembuh.

Baca juga: DAFTAR Terbaru 20 Zona Merah Covid-19 di Indonesia: Jakarta Sisa Satu, Jawa Tengah Terbanyak

"Ingat, pandemi tak mengenal kata libur," ujar Wiku Adisasmito dalam keterangan pers di Media Center Satgas Penanganan Covid-19 Graha BNPB Jakarta, Selasa (27/10/2020).

Wiku Adisasmito mengungkapkan, ada 5 provinsi dengan kenaikan kasus tertinggi pada pekan ini.

Kelima provinsi tersebut adalah Jawa Barat naik 627 kasus dari pekan sebelumnya, Banten naik 345 kasus, Kepulauan Riau naik 238 kasus, Riau naik 234 kasus, dan Jawa Tengah naik 184 kasus.

Baca juga: Ini Alasan Polisi Tolak Rekonstruksi Terbuka Kasus Kebakaran Gedung Kejaksaan Agung

"Riau dan Kepulauan Riau masih belum keluar dari 5 besar penambahan kasus positif tertinggi."

"Sama seperti minggu sebelumnya," kata Wiku dalam konferensi pers virtual, Selasa (27/10/2020).

Menurut Wiku, terdapat tiga provinsi yang berhasil keluar dari daftar 5 wilayah dengan catatan kasus tertinggi.

Baca juga: Polisi Belum Butuh Keterangan Ahmad Yani Sebagai Saksi Kasus Ujaran Kebencian, Pemeriksaan Ditunda

Kelima wilayah tersebut adalah Sumatera Barat, Sulawesi Tenggara, dan Nusa Tenggara Barat.

"Mohon agar dapat dipertahankan, agar penambahan kasus positif dapat terus menurun bahkan menjadi tidak ada penambahan kasus sama sekali," pintanya.

Menurut Wiku, dalam sepekan terkahir terdapat penurunan jumlah kasus positif Covid-19 di tingkat nasional.

Baca juga: Upah Minimum 2021 Tak Naik, Presiden KSPI Nilai Menaker Tak Sensitif Terhadap Nasib Buruh

Pada pekan ini kasus positif berkurang sebesar 4,5 persen.

"Ini adalah perkembangan ke arah lebih baik, karena kasus positif mengalami penurunan."

"Penambahan kasus positif harus terus menurun setiap minggunya," ucapnya.

Angka Kematian Naik 18 Persen

Wiku mengatakan, terdapat kenaikan kasus kematian Covid-19 pada pekan ini sebesar 18 persen.

Terdapat 5 provinsi yang mencatatkan kematian kasus tertinggi, yakni Jawa Barat naik 89 kasus, Sumatera Barat naik 22, Jawa Tengah naik 16 kasus, Kepulauan Riau naik 10 kasus, dan Nusa Tenggara Barat naik 7 kasus.

"Mohon kepada provinsi yang masuk ke dalam lima besar kenaikan kematian tertinggi."

Baca juga: Satu Anggota KKSB di Intan Jaya Ditembak Mati, TNI Polri Bantu Menggali Makam

"Untuk dapat betul-betul melaksanakan treatment atau penanganan pasien Covid-19 dengan baik," harap Wiku.

Wiku meminta pimpinan daerah memberikan perhatian khusus kepada pasien Covid-19 bergejala sedang, berat, serta pasien yang memiliki komorbid di wilayahnya masing-masing.

Di antaranya, dengan membantu meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit.

Baca juga: Wasekjen PA 212 Bilang Rizieq Shihab Bakal Pulang ke Indonesia Saat Momen Maulid Nabi

"Perbanyak rumah sakit darurat jika diperlukan."

"Lakukan koordinasi dengan pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan dan Satgas apabila membutuhkan bantuan dalam penanganan Covid-19," tuturnya.

Menurut Wiku, terdapat 4 provinsi yang berhasil keluar dari daftar 5 provinsi dengan kenaikan kasus kematian tertinggi.

Baca juga: Cairan Pembersih Tanpa Izin Edar Picu Kebakaran, Kapuspenkum Kejagung: Kenapa Masih Dijual?

Keempat provinsi tersebut adalah Banten, Aceh, DKI Jakarta, dan Sumatera Utara.

"Pada pekan sebelumnya 4 provinsi tersebut berada di 5 besar provinsi dengan kenaikan kematian tertinggi."

"Telah berhasil menekan angka kematian pada pekan ini sehingga berhasil keluar dari 5 besar," jelasnya.

Baca juga: Pasien Covid-19 di Kabupaten Bogor Tambah 48 per 26 Oktober 2020, Sembuh 38 Orang

Sementara, persentase kasus meninggal tertinggi terdapat di Jawa Timur (7,24%), Nusa Tenggara Barat (5,64%), Sumatera Selatan (5,47%), Jawa Tengah (5,44%), dan Bengkulu (5,02%).

"Mohon diperbanyak testing dan tingkatkan angka kesembuhan agar persentase ini dapat terus menurun," imbaunya.

Kasus Aktif 7 Persen di Bawah Dunia

Wiku mengatakan, kasus aktif Covid-19 di Indonesia per Selasa (27/10/2020) berjumlah 60.685 kasus atau 16,4 persen.

Jumlah kasus aktif tersebut berada di bawah jumlah aktif dunia yang mencapai 23,84 persen.

"Jadi kasus aktif di Indonesia sekitar 7 persen di bawah kasus aktif dunia."

Baca juga: Warga Sudan Mau Bunuh Diri dari Atap JPO Tol Jagorawi, Sempat Lari Saat Dibujuk Turun

"Ini adalah kabar baik," ujar Wiku.

Selain kasus aktif, kondisi jumlah angka kesembuhan di Indonesia juga lebih baik dari angka global.

Jumlah kasus sembuh di Indonesia yakni 322.248 orang atau 81,3 persen. Sementara, kasus sembuh dunia mencapai 73,49 persen.

Baca juga: INI Jadwal Penutupan Rest Area KM 50A Arah Cikampek dan KM 52B Arah Jakarta Saat Libur Panjang

"Perlu kami sampaikan bahwa kasus sembuh di dunia ini akhir-akhir ini cenderung menurun, sedangkan kasus sembuh di Indonesia persentasenya cenderung meningkat."

"Ini juga kabar baik yang harus kita pertahankan, sehingga angka kesembuhannya bisa naik terus. Sehingga tidak ada yang meninggal," papar Wiku.

Wiku mengatakan, jumlah kasus meninggal sekarang ini totalnya 13.512 atau 3,4 persen.

Baca juga: Begini Cara Warga Cijantung Bantu Keluarga Pasien Covid-19 Isolasi Mandiri di Rumah

Angka tersebut masih tinggi di atas angka dunia yang 2,65 persen.

Pihaknya, menurut Wiku, terus berupaya untuk menekan angka kematian.

"Kembali lagi kita harus tetap menurunkan angka kematian yang ada di Indonesia, agar bisa lebih rendah daripada kasus meninggal dunia," bebernya. (CC)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved