Berita Jakarta
Wagub DKI Pastikan Belum Ada Lonjakan Covid-19 Pascademo UU Ciptaker
Menurut Ariza, sejak diberlakukan PSBB transisi pada 5 Juni, kasus Covid-19 sempat mengalami peningkatan.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Feryanto Hadi
WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR - Meski unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja pada Kamis (8/10/2020) lalu rawan terhadap penyebaran Covid-19 karena mengabaikan protokol kesehatan.
Namun sejauh ini Pemprov DKI belum mendapat informasi terkait lonjakan kasus Covid-19 setelah dua minggu kemudian atau pada Kamis (22/10/2020) lalu.
“Alhamdulillah sampai hari ini belum ada tanda-tanda peningkatan. Justru yang terjadi kecenderungannya menurun,” ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota DKI pada Jumat (23/10/2020).
Baca juga: Harapan Sang Ayah Agar Dinar Candy Menikah dengan Sule Buyar setelah Kehadiran Nathalie Holscher
Baca juga: Pemprov DKI Masih Pelajari Tuntutan Pekerja AGD yang Berunjuk Rasa di Balai Kota
Pria yang akrab disapa Ariza ini, menyatakan kasus aktif Covid-19 di Jakarta cenderung melandai, meski secara keseluruhan angkanya bertambah.
Tidak hanya di Jakarta, kata dia, fenomena ini juga terjadi di tingkat nasional.
“Mudah-mudahan demikian Jakarta dan daerah lainnya terus menurun angkanya. Sekali lagi bagi masyarakat melaksnakan protokol kesehatan,” katanya.
Menurut Ariza, sejak diberlakukan PSBB transisi pada 5 Juni, kasus Covid-19 sempat mengalami peningkatan.
Baca juga: Pemprov DKI Belum Terima Rekomendasi Pansus soal Penanganan Banjir
Kemudian Pemprov DKI memberlakukan PSBB jilid II dari 14 September sampai 11 Oktober lalu.
“Tetapi sejak akhir September sampai awal 9 Oktober grafiknya sudah mulai mendatar konsisten dan juga angka kesembuhan meningkat sekarang 84,2 persen, sedangkan angka kematian turun 2,2 persen,” jelasnya.
“Kemudian semua pengetesan PCR kami tingkatkan melebihi dari standar yang diminta, yakni enam kali melebihi standar atau 1,16 juta lebih PCR yang dilakukan,” tambahnya.
Baca juga: Bikin Sedih, Dana BOS Madrasah dan Ponpes untuk MTs di Jakarta Barat Cuma Cair Setengahnya
Sementara itu, berdasarkan catatan Dinas Kesehatan DKI jakarta, kasus harian Covid-19 pada Jumat (23/10/2020) bertambah 952 orang.
Dari angka itu, sebanyak 100 kasus merupakan data akumulasi pada tangga 21 Oktober yang baru dilaporkan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, kasus aktif Covid-19 di DKI Jakarta sampai sekarang mencapai 12.590 orang.
Mereka masih ada yang dirawat dan ada juga yang menjalani isolasi mandiri.
Baca juga: Momentum Libur Panjang, KAI Daop 1 Jakarta Jalankan Hingga 27 KA Jarak Jauh Per Hari
Sedangkan jumlah kasus konfirmasi positif secara total di Jakarta sampai Jumat (23/10/2020) mencapai 99.158 kasus.
Dari jumlah tersebut, total 84.430 orang dinyatakan telah sembuh dengan tingkat kesembuhan 85,1 persen dan 2.318 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 2,2 persen.
“Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 10,5 persen, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 8,4 persen. WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari lima persen,” ungkapnya.
Update kasus
Jumlah pasien Virus Corona (COVID-19) di Indonesia bertambah 4.369 orang, per Jumat (23/10/2020).
Sehingga, hari ini total ada 381.910 kasus positif. Hal itu seperti dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id.
Sementara, jumlah pasien sembuh bertambah 4.094 orang, sehingga total pasien sembuh ada 305.100 orang.
Baca juga: Begini Tahap Pengembangan Vaksin Covid-19 Hingga Bisa Diproduksi Massal, Libatkan Hewan dan Manusia
Sedangkan pasien yang meninggal bertambah 118 orang, sehingga total ada 13.077 pasien Covid-19 yang meninggal.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 22 Oktober 2020, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 98.206 (26.0%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 50.069 (13.3%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 32.643 (8.6%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 30.731 (8.1%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 17.767 (4.7%)
RIAU
Jumlah Kasus: 12.601 (3.3%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 12.480 (3.3%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 12.297 (3.3%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 11.875 (3.1%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 11.535 (3.1%)
BALI
Jumlah Kasus: 11.125 (2.9%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 8.463 (2.2%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 8.313 (2.2%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 7.362 (1.9%)
ACEH
Jumlah Kasus: 6.947 (1.8%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 5.087 (1.3%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 4.472 (1.2%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 4.162 (1.1%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 3.810 (1.0%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 3.761 (1.0%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 3.624 (1.0%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 3.434 (0.9%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 3.012 (0.8%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 2.975 (0.8%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 2.180 (0.6%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 1.497 (0.4%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 1.460 (0.4%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 1.068 (0.3%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 971 (0.3%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 928 (0.2%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 775 (0.2%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 752 (0.2%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 615 (0.2%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 544 (0.1%). (CC)