Berita Jakarta

Bikin Sedih, Dana BOS Madrasah dan Ponpes untuk MTs di Jakarta Barat Cuma Cair Setengahnya

Seperti diketahui, dana BOS diserahkan untuk siswa madrasah (MI/MTs/MA) dan satri pesantren (Ula/Wustha/Ulya).

Editor: Feryanto Hadi
Tangkap Layar Akun Instagram @kemenag_ri
Kementerian Agama (Kemenag) menginformasikan jika saat ini dana BOS madrasah dan pesantren naik menjadi Rp 100.000. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Menteri Agama Fachrul Razi memastikan, pihaknya telah menganulir pemotongan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bagi madrasah dan pondok pesantren dalam anggaran Kementerian Agama tahun 2020.

Anggaran BOS 2020 yang sudah dicairkan besarannya sama dengan alokasi tahun 2019.

Bahkan, kini pencairan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk siswa Madrasah dan santri pesantren tahun 2020 telah cair, setelah sebelumnya sempat tertunda.

Baca juga: Momentum Libur Panjang, KAI Daop 1 Jakarta Jalankan Hingga 27 KA Jarak Jauh Per Hari

Data Ditjen Pendidikan Islam mencatat ada 3.894.365 siswa MI, 3.358.773 siswa MTs, dan 1.495.294 siswa MA. Sementara santri Pesantren Ula berjumlah 27.540 orang, Wustha 114.517 orang, dan 'Ulya 18.562 orang.

Hanya saja, pencairan BOS kali ini hanya 50 persen dari data siswa yang diajukan oleh lembaga.

Seperti diketahui, dana BOS diserahkan untuk siswa madrasah (MI/MTs/MA) dan satri pesantren (Ula/Wustha/Ulya).

Baca juga: Puting Beliung Merusak 109 Rumah Warga Kelurahan Kaliabang Tengah, Bekasi

Lembaga MTs diketahui tidak menerima dana BOS 100 persen.

Dari info beredar, dana tersebut dipinjam untuk Covid-19.

Hal itu pun dikeluhkan para Kepala Sekolah (Kepsek) madrasah.

Salah satu Kepsek Madrasah MTs Jakarta Barat berinisial FU mengatakan, pihaknya telah mengajukan proposal dana BOS untuk 482 siswanya.

Namun, sekolah hanya menerima BOS sekitar 60 persen dari jumlah yang diajukan.

Baca juga: Kampanye Kreatif Pencegahan Covid-19 dengan Seni Mural Karya PPSU Kelurahan Bukit Duri

"Wilayah Jakarta Barat per anak itu Juknis-nya dapat Rp 450 ribu. Apabila dikalikan 482 siswa total sekitar Rp 200 juta dana BOS untuk semester ini. Saat saya lihat dapatnya hanya Rp 120 jutaan. Kalau di itung itung hanya 60 persen dari jumlah siswa," kata PU, Jumat (23/10).

FU mengaku sempat menemui Staf Pendidikan Madrasah (Penmad) wilayah Jakarta Barat untuk menanyakan dana BOS yang ngga sesuai dengan usulan.

"Alasan beliau karena keterlambatan data EMIS atau siswa di awal tahun. Karena BOS mengacu pada data EMIS siswa awal tahun ajuan baru. Alasannya di MTs terlambat. Yang seharusnya di MTs anggarannya Rp 5 Miliar sekian, di Mts hanya Rp 2,5 Miliar. Jadi di pecah-pecah dan semua MTs dapatnya 50 persen," terangnya.

Sementara FU mengaku, pihaknya tidak melakukan keterlambatan mengirim data siswa. Anehnya yang mengalami kekurangan dana BOS hanya di lembaga MTs.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved