YLKI: Pemerintah Maupun Dunia Usaha Harus Menyediakan KBRL Dengan Harga Terjangkau
Tulus memberikan catatan kepada pemerintah maupun dunia usaha agar menyediakan KBRL dengan harga terjangkau
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Agus Himawan
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendukung implementasi Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta Nomor 142 tahun 2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan (KBRL) pada Pusat Perbelanjaan, Toko Swalayan dan Pasar Rakyat. Sebab regulasi itu dapat mengurangi sampah plastik yang selama ini menjadi momok bagi Ibu Kota.
Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi menyatakan, mayoritas konsumen di Ibu Kota bersedia beralih dari kantong plastik ke KBRL. Hal itu terungkap berdasarkan penelitiannya beberapa waktu lalu.
Baca juga: Thomas Mueller Penyerang Bayern Munich Layak Dipanggil Joachim Low Lagi
Baca juga: Dipercaya Jadi Kepala BAIS TNI, Berikut Rekam Jejak Letjen Joni Supriyanto dalam Bidang Intelijen
“Lebih dari 80 persen konsumen di DKI Jakarta bersedia untuk beralih ke kantong belanja ramah lingkungan,” kata Tulus saat webinar Kang Singkong melalui aplikasi Zoom pada Kamis (22/10/2020).
Meski demikian, Tulus memberikan catatan kepada pemerintah maupun dunia usaha agar menyediakan KBRL dengan harga terjangkau. Jangan sampai KBRL yang dijual di pasaran cenderung mahal dibanding kantong plastik biasa.
“Kami mendukung adanya inovasi-inovasi dalam negeri yang terjangkau dan efektif ramah lingkungan,” ujar Tulus.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra Mohamad Taufik menekankan pentingnya bagi pemerintah mempunyai solusi kantong yang ramah lingkungan namun juga terjangkau bagi masyarakat. Taufik mendukung adanya solusi kantong belanja berbahan singkong karena hasil buatan bangsa sendiri.
Baca juga: Ramalan Zodiak Jumat 23 Oktober 2020 Leo Raih Hasil Luar Biasa, Aries Kecewa, Cancer Tonggak Penting
Baca juga: Malam Puncak HUT ke-29 MNC TV, Bakal Ada Air Mancur & Artis Menari di Dalam Air!
“Kantong itu terbuat dari pati singkong petani Indonesia, jadi bisa pakai ulang karena tidak larut air sehingga dapat dicuci,” kata Taufik.
Selain itu, kata dia, penggunaan kantong belanja berbahan singkong juga sejalan dengan Pergub Nomor 142 tahun 2019. Dengan adanya inovasi lokal seperti ini tentu akan dapat membantu perekonomian rakyat, terlebih dalam situasi yang sulit seperti sekarang ini.
“Pemerintah harus mengawal inovasi agar benar-benar bisa diimplementasikan secara konsisten di lapangan, jangan lagi ada kebingungan-kebingungan di antara konsumen dan masyarakat,” ujar Taufik.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih mengatakan, aturan mengenai KBRL telah tertuang dalam regulasi itu, termasuk sifatnya yang reusable (dapat dipakai ulang. Selain itu, kata dia, KBRL juga harus dijual dengan harga yang wajar untuk warga DKI Jakarta.
Baca juga: Kejari Jaksel Ciduk Petinggi Perusahaan yang Salahgunakan Data Karyawan untuk Utang Bank
Baca juga: Bikin Heboh! Flash Sale Mister Aladin Tebar Diskon Hotel 40 Persen
“Ini semua bisa berjalan efektif bila ada dukungan semua elemen masyarakat untuk ikut berkolaborasi dan berkontribusi, sehingga terciptanya dunia baru yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Tentu akan diwariskan untuk generasi yang akan datang,” kata Andono.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal ASA Center Widodo Sektianto menilai, betapa pentingnya Pergub Nomor 142 tahun 2019 sebagai payung hukum untuk merubah pola pakai kantong belanja masyarakat
menjadi ramah lingkungan. Namun, kata dia, ada beberapa catatan penting yaitu harus mengedepankan sikap nasionalis dan percaya diri terhadap bangsa sendiri.
“Solusi-solusi yang diarahkan perlu mengutamakan kepentingan rakyat, daya beli masyarakat, budaya masyarakat Indonesia, dan juga faktor higienis di jaman Covid-19 ini. Definisi ramah lingkungan juga seyogyanya cukup jelas dan bisa diimplementasikan secara konsisten sampai di lapangan,” jelasnya.
Baca juga: Jokowi: Jembatan Teluk Kendari Dukung Kawasan Industri dan Permukiman Baru
Baca juga: Pemprov DKI Pinjam Duit Pemerintah Pusat Rp 1 triliun untuk Penanganan Banjir 2020
Ketua Gerakan Plastik Akal Sehat Indonesia (PASTI) Naning Adiningsih Adiwoso menambahkan, pusat perbelanjaan di Indonesia didominasi memakai kantong kertas atau kantong spunbond/PP non-woven. Tetapi masyarakat Indonesia termasuk DKI Jakarta, paling banyak memakai kantong keras adalah kelas menengah-bawah.
Sedangkan di pasar-pasar tradisional pada umumnya masih memakai kantong plastik kresek biasa. Hal itu terungkap setelah pihaknya melakukan survei sejak awal Juli sampai pertengahan Oktober 2020.
“Jadi, harus diakui transisi ini tidak akan mudah, tetapi disitulah pentingnya banyak pilihan-pilihan solusi ramah lingkungan, termasuk kantong singkong yang tidak larut air ini (karena untuk pakai ulang), sehingga persaingan ekonomi akan membuat harga-harga kantong ramah lingkungan terjangkau semua lapisan masyarakat,” jelasnya.