Hati-hati, Begal Pesepeda masih Berkeliaran di Jakarta, Sudah kah Polisi Bertindak?

Meski sudah ditangkap polisi, begal pesepeda lainnya masih gentayangan di sekitar Menteng, Jakarta Pusat.

Penulis: Desy Selviany | Editor: Mohamad Yusuf
Nirmala Alifah Nur
(Ilustrasi) Begal pesepeda masih marak terjadi di sekitar Jakarta. 

WARTAKOTALIVE.COM, MENTENG - Meski sudah ditangkap polisi, begal pesepeda lainnya masih gentayangan di sekitar Menteng, Jakarta Pusat.

Seorang pesepeda kembali menjadi korban begal di Bundaran Hotel Indonesia (HI).

Kepala Unit (Kanit) Reskrim Polsek Metro Menteng, Komisaris Polisi (Kompol) Ghozali Luhulima membenarkan informasi tersebut. Saat ini kata Ghozali pihaknya tengah memburu pelaku.

Baca juga: Ini Sosok Wanita Kerabat Jokowi yang Tewas Terbakar di Dalam Mobil dengan Tangan Terikat

Baca juga: Di Tengah Pandemi, 800 Orang dari Pemprov dan DPRD DKI Gelar Raker Anggaran di Puncak, Bogor

Baca juga: Sebuah Mobil Grandmax Terekam Membuang 6 Trash Bag Diduga Berisi Sampah ke Aliran Kalimalang Bekasi

Ghozali menuturkan bahwa korban berinisial TL alami luka-luka akibat insiden tersebut.

"Kejadiannya Selasa (20/10/2020) lalu di Bundaran HI," ujar Ghozali dihubungi Kamis (22/10/2020).

Saat itu kata Ghozali, TL terpisah dari rombongan komunitas sepedanya.

Kemudian ada dua orang yang mengendarai sepeda motor menarik handphone korban dan langsung tancap gas.

Keduanya sempat tarik menarik handphone tersebut.

Sampai akhirnya handphone dapat dikuasi korban.

"Namun demikian karena insiden itu korban terluka di bagian kaki," jelas Ghozali.

Diberitakan sebelumnya Polsek Metro Menteng ringkus jambret spesialis pengendara sepeda.

Tersangka berinisial BG itu sudah tujuh kali menjambret pengendara sepeda.

Polres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto mengatakan bahwa Unit Reskrim Polsek Metro Menteng menangkap BG Sabtu (17/10/2020).

Saat itu BG terpergok warga ketika menjambret handphone pengendara sepeda di Jalan Hos Tjokroaminoto Ujung, Menteng, Jakarta Pusat.

Heru menjelaskan, awalnya, korban bernama Miriam Elga Gina tengah bersepeda dengan komunitas sepeda menuju Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan.

Saat melintas di Jalan HOS Tjokroaminoto, Miriam berhenti sesaat untuk mengecek handphone.

Ketika itu tersangka BG (21) bersama rekannya A (DPO) yang menggunakan motor Satria FU warna hitam mendekat ke Miriam.

Saat jarak sudah dekat, tersangka BG menarik paksa handphone Iphone 11 Pro senilai Rp22 juta yang dipegang Miriam.

Baca juga: Viral Video Perwira Brimob Dipukul Polisi saat Amankan Demo, Mabes Polri Jelaskan ini

Baca juga: Ini 18 Pejabat yang Siap Duduki Kursi Sekda DKI Jakarta Gantikan Saefullah, Besok Kamis Tes Tertulis

Baca juga: Puluhan Anggota Ormas Geruduk RSUD Cengkareng karena Kerabatnya Dimasukkan ke Ruang Covid-19

"Keduanya sempat tarik-tarikan handphone. Namun saat itu handphone sempat dikuasi korban," ujar Heru dalam konferensi pers di Polsubsektor Thamrin Senin (19/10/2020).

Gagal mendapatkan handphone korban, kedua tersangka melarikan diri.

Namun, pelarian diri kedua tersangka sempat digagalkan oleh warga yang melihat kejadian tersebut.

Tersangka BG berhasil ditarik oleh warga sehingga terjatuh dari motor.

Sementara tersangka A meloloskan diri menggunakan motornya.

"Pelaku A saat ini sedang dalam masih pencarian," jelas Heru.

Saat diintrograsi, BG mengaku sudah tujuh kali menjambret. Sasaran utamanya ialah pengendara sepeda yang melintas di kawasan Menteng, Thamrin, Kuningan, hingga Jakarta Timur.

Begal Pesepeda di Senayan

Aksi begal yang mengincar pesepeda di Jakarta makin ganas, tak segan beraksi di jalan protokol dan dekat kantor polisi pada siang hari.

Kejadian yang menimpa Roland Kristiawan dan Tino Latuheru jadi contoh betapa nekatnya para begal yang mengincar pesepeda yang tengah mengayuh kereta angin di jalanan Jakarta. 

Roland Kristiawan (50), seorang pekerja di Jakarta menjadi korban begal persis di depan Lapangan Tembak Senayan, Minggu (18/10/2020) sekitar pukul 10.00 WIB.

Saat itu Roland tengah bersepeda bersama dua anaknya.

Mereka berjalan santai dari Jalan Asia Afrika mengarah ke Palmerah dengan kecepatan sekitar 15 km/jam. 

Sampai di depan Lapangan Tembak, Roland yang membawa tas pinggang kaget. 

Seseorang yang berboncengan sepeda motor dari arah belakang menghampirinya dan langsung membuka buckle tas pinggang Roland dan langsung tancap gas.

"Kejadiannya cepat sekali, tahu-tahu tas berisi HP sudah pindah tangan dan mereka kabur cepat ke arah Palmerah," tutur Roland. 

Menurutnya, pelaku berboncengan sepeda motor matik dengan nomor polisi yang tak terlihat.

Seorang diantaranya berjaket abu-abu dan bercelana jeans.

Roland lalu langsung mendatangi pos polisi di belakang gedung DPR/MPR untuk melapor. 

Namun oleh polisi yang bertugas ia diarahkan melapor ke Polsek Tanah Abang di kawasan Pejompongan. 

"Karena hari sudah siang dan ada keperluan, nggak bisa kalau harus ke Polsek Tanah Abang, akhirnya ya sudah saya pulang saja," tuturnya.

Tips Aman dari Begal Pesepeda

Aksi penjambretan terhadap pesepeda di Jakarta semakin marak. Selama Oktober 2020 saja, tercatat lima pesepeda jadi korban begal.

Jumlah tersebut hanya kasus yang viral dan sebagian bisa diungkap oleh polisi.

Saat beraksi, para pelaku menggunakan senjata tajam seperti pisau untuk mengancam korban.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto menjelaskan, umumnya pelaku mengincar korban dengan cara mengikutinya.

Pelaku kemudian mengambil paksa barang berharga yang dibawa korban ketika ada kesempatan.

Chriswanto, pesepeda dari Komunitas Brompton Owners Group Kelapa Gading & Sekitarnya, mengatakan, dahulu tindak kriminalitas terhadap pesepeda hanya terjadi di jalanan yang sepi.

Namun, kini para pelaku semakin berani untuk beraksi di jalan-jalan protokol. Bahkan mayoritas terjadi pada pagi hari saat pesepeda sedang berangkat kerja atau berolahraga.

Untuk itu, Chriswanto membagikan sejumlah tips aman bagi pesepeda.

Pertama, para pesepeda diimbau agar tidak meletakkan benda berharga di tempat yang mudah dijangkau oleh penjambret, seperti di area stang atau kantong belakang jersey.

Pelaku mudah merampas barang korban kemudian kabur.

"Kami mengimbau pesepeda agar tidak meletakkan benda berharga di tempat yang mudah dijangkau penjambret seperti di area stang atau kantong belakang jersey pesepeda," tutur Chriswanto kepada Kompas.com, Kamis (22/10/2020).

Kedua, jika pesepeda terpaksa bersepeda sendirian, maka hindari jalanan yang sepi dan gelap.

Para pesepeda juga diminta tidak menunjukkan gawai maupun benda berharga lainnya.

Apabila sedang bersepeda bersama, pastikan jarak antara satu pesepeda dengan lain berdekatan.

Pasalnya, pelaku biasanya mengincar pesepeda yang lepas dari pleton atau mereka yang bersepeda sendirian.

Chriswanto menekankan agar pesepeda mengenakan helm demi keamanan.

"Helm dalam bersepeda adalah mutlak, bila terjadi perampasan, seringkali pesepeda akan terjatuh dan rawan terjadi benturan di kepala," ucap dia.

Sementara itu, Ketua Komunitas Bike to Work Indonesia, Poetoet Soedarjanto mengatakan, pilihan waktu saat bersepeda juga penting diperhatikan.

Apabila pesepeda biasa bersepeda harian seperti bekerja, disarankan mencari teman gowes yang searah.

Namun jika bersepeda sebagai olahraga atau berekreasi, pesepeda bisa memilih jalan yang aman serta waktu yang tepat.

Para pesepeda diingatkan untuk selalu waspada dengan keadaan sekitar.

"Saya menyarankan memilih jalan yang aman serta waktu yang tepat. Butuh banyak informasi terkait hal tersebut, maka kewaspadaan terhadap kondisi lingkungan menjadi sangat penting," tutur Poetoet.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Marak Pesepeda Jadi Korban Jambret, Berikut Tips Aman Bersepeda"
Penulis : Rosiana Haryanti

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved