Virus Corona Jabodetabek

Berdagang Mi Ayam Dini Hari di Masa Pandemi, Omzet Penjualan Bejo Kini Kembali Normal

Pandemi Covid-19 yang terjadi diseluruh wilayah Indonesia berdampak kepada beberapa sektor kehidupan, salah satunya sektor perekonomian.

Penulis: Yudistira Wanne |
TRIBUNNEWSBOGOR/YUDISTIRA WANNE
Mie ayam Bejo di Jalan Raya Cipayung, Depok. 

WARTAKOTALIVE, DEPOK - Pandemi Covid-19 yang terjadi diseluruh wilayah Indonesia berdampak kepada beberapa sektor kehidupan, salah satunya sektor perekonomian.

Akibatnya, banyak pedagang atau pengusaha mengeluh mengalami penurunan omzet yang cukup drastis, lantaran penyebaran virus mematikan tersebut.

Ternyata, situasi dan kondisi sulit tersebut bukan menjadi suatu alasan bagi seorang penjual mi ayam bernama Bejo, untuk terus bertahan hidup dengan sajian menu makanan yang dijualnya.

Baca juga: Jokowi Minta Vaksin Covid-19 Gratis Diurus Kemenkes, yang Berbayar Ditangani Kementerian BUMN

Dengan gerobak berukuran sedang, Bejo tetap menjajakan usaha kulinernya di tepi Jalan Raya Cipayung, Depok, tepatnya di Jalan Damai, yang juga merupakan salah satu akses jalan menuju perbatasan Pabuaran, Kabupaten Bogor.

Bejo mengaku mulai beroperasi menjual mi ayam pada tengah malam.

"Saya biasanya justru menjual mi ayam sekitar pukul 00.30 WIB."

Baca juga: UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia 19 Oktober 2020: Pasien Positif Tambah 3.373 Jadi 365.240 Orang

"Kenapa saya jualan malam? Karena biasanya banyak orang tengah malam masih mencari makanan."

"Nah, jadi saya memang biasa beroperasi tengah malam," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Selasa (20/10/2020).

Bejo menjelaskan, ketika berjualan, ia tetap menerapkan protokol kesehatan yang sudah ditentukan.

Baca juga: Ada yang Buang Puntung Rokok, Bengkel di Duren Sawit Kebakaran, 15 Mobil dan 3 Motor Hangus

"Ya, intinya saya kan berusaha."

"Kalau tidak jualan, saya dari mana akan menyambung kehidupan untuk keluarga saya."

"Lagi pula, saya selalu menggunakan masker, menyediakan tempat cuci tangan dan lainnya. Saya tetap ikuti anjuran yang ada," jelasnya.

Baca juga: Sudah Diidentifikasi, Polisi Buru Pihak yang Gerakkan Pelajar Lakukan Demonstrasi Rusuh di Jakarta

Terkait penjualan, Bejo mengaku saat ini mi ayam yang dijualnya kembali normal dan banyak pembeli.

"Alhamdulillah saat ini sudah kembali banyak kembali pembelinya."

"Ketika pertama kali ada PSBB itu sangat terasa, buat balik modal juga susah, soalnya pembeli dikit," paparnya.

Baca juga: Manjakan Wisatawan Bereksplorasi, HKTB Luncurkan Program 360 Hong Kong Moments

Bejo membeberkan, ketika pertama kali diberlakukan peraturan PSBB, per hari mi ayam yang dijualnya hanya laku kurang dari 10 mangkok.

"Waktu itu sehari cuma terjual 8 mangkok. Coba bayangkan, saya sangat pusing ketika itu."

"Alhamdulillah sekarang kembali normal, sehari itu bisa laku 25 mangkok mi ayam," ungkapnya.

Baca juga: Tak Mau Seperti UU Cipta Kerja, Jokowi Minta Menterinya Jangan Buru-buru Bicarakan Vaksin Covid-19

Bejo juga mengaku pembeli mi ayamnya kebanyakan dari pelanggan setia yang sudah mengenalnya sejak lama.

"Alhamdulillah pelanggan mulai datang lagi. Ini pelanggan dari Cibinong nelpon, nanya ke saya apakah buka atau tutup."

"Saya senang pelanggan setia masih ingat dengan saya," ucapnya.

Baca juga: Jawab Kritik DPRD, Pemprov DKI Klaim Peminat Hunian DP 0 Rupiah Sangat Tinggi, Ada 23.939 Pendaftar

Bejo mematok satu mangkok mi ayam dengan harga yang masih bersahabat dengan kantong semua kalangan.

"Harganya standar, yaitu Rp 10 ribu."

"Saya mengutamakan kualitas."

Baca juga: Cai Changpan Sempat Miliki Pabrik Bakar Ban di Hutan Jasinga, Diduga Gantung Diri karena Terkepung

"Makanya ayamnya saya beli dan pilih yang tidak ada tulangnya. Itu kan biar pelanggan puas," paparnya.

Bejo berharap agar pandemi Covid-19 segera berakhir dan tidak ada lagi masyarakat Indonesia yang terinfeksi.

"Harapannya ya semoga Virus Corona hilang."

Baca juga: Foto Makan Siang Bareng Tersangka Kasus Red Notice Djoko Tjandra, Komjak Bakal Panggil Kajari Jaksel

"Semua pihak menderita akan adanya penyakit Corona ini."

"Saya berharap semua usaha dalat kembali berjalan normal."

"Kasihan masyarakat yang sudah lama dihantui ketakutan akibat virus tersebut," cetusnya.

Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 19 Oktober 2020, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:

DKI JAKARTA

Jumlah Kasus: 95.253 (26.1%)

JAWA TIMUR

Jumlah Kasus: 49.174 (13.5%)

JAWA BARAT

Jumlah Kasus: 30.778 (8.4%)

JAWA TENGAH

Jumlah Kasus: 29.395 (8.0%)

SULAWESI SELATAN

Jumlah Kasus: 17.526 (4.8%)

SUMATERA UTARA

Jumlah Kasus: 12.035 (3.3%)

KALIMANTAN TIMUR

Jumlah Kasus: 11.970 (3.3%)

RIAU

Jumlah Kasus: 11.839 (3.2%)

KALIMANTAN SELATAN

Jumlah Kasus: 11.446 (3.1%)

SUMATERA BARAT

Jumlah Kasus: 11.205 (3.1%)

BALI

Jumlah Kasus: 10.880 (3.0%)

PAPUA

Jumlah Kasus: 8.239 (2.3%)

BANTEN

Jumlah Kasus: 7.843 (2.1%)

SUMATERA SELATAN

Jumlah Kasus: 7.182 (2.0%)

ACEH

Jumlah Kasus: 6.667 (1.8%)

SULAWESI UTARA

Jumlah Kasus: 5.026 (1.4%)

SULAWESI TENGGARA

Jumlah Kasus: 4.275 (1.2%)

KALIMANTAN TENGAH

Jumlah Kasus: 4.122 (1.1%)

NUSA TENGGARA BARAT

Jumlah Kasus: 3.732 (1.0%)

PAPUA BARAT

Jumlah Kasus: 3.636 (1.0%)

MALUKU

Jumlah Kasus: 3.597 (1.0%)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jumlah Kasus: 3.343 (0.9%)

GORONTALO

Jumlah Kasus: 2.969 (0.8%)

KEPULAUAN RIAU

Jumlah Kasus: 2.883 (0.8%)

MALUKU UTARA

Jumlah Kasus: 2.131 (0.6%)

KALIMANTAN BARAT

Jumlah Kasus: 1.428 (0.4%)

LAMPUNG

Jumlah Kasus: 1.340 (0.4%)

JAMBI

Jumlah Kasus: 988 (0.3%)

SULAWESI BARAT

Jumlah Kasus: 952 (0.3%)

BENGKULU

Jumlah Kasus: 880 (0.2%)

KALIMANTAN UTARA

Jumlah Kasus: 715 (0.2%)

SULAWESI TENGAH

Jumlah Kasus: 687 (0.2%)

NUSA TENGGARA TIMUR

Jumlah Kasus: 588 (0.2%)

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Jumlah Kasus: 516 (0.1%). (*)

Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved