VIDEO Ubah Sumpit Bekas Jadi Kerajinan Tangan, Supir Bajaj Bisa Tambah Penghasilan Selama Pandemi

Sulam tidak menjual kerajinannya ke toko-toko, ia hanya menjajakan hasil karyanya di dalam bajajnya dan ia tawarkan kepada penumpangnya.

Editor: Murtopo
Nirmala Alifah Nur
Sulam (48) sopir Bajaj di bilangan Kemayoran, Jakarta Pusat memanfaat sumpit untuk dijadikan barang kerajinan. Di saat menunggu penumpang Sulam memanfaatkan waktu untuk membuat barang kerajinan dari sumpt tersebut. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA – Pekat menyelimuti langit Jakarta sore itu, sejumlah pertokoan di kawasan Pasar Baru, Jakarta telah tutup.

Hanya sedikit pengunjung yang berlalu lalang. Begitu juga para supir bajaj yang termangu menunggu penumpang ditepi jalan.

Berbeda dengan suasana disekitarnya, Sulam (48) salah satu supir bajaj itu sibuk merakit sesuatu yang terbuat dari helaian bambu.

Ia tenggelam dengan benda yang ada dalam genggamannya sampai tidak sadar ada penumpang yang datang menghampirinya.

Pria asal Cilacap, Jawa tengah yang sekarang menetap di Ibukota ini telah menjadi supir bajaj selama puluhan tahun.

Ia biasa mangkal di Pasar Baru. Namun semenjak pandemi datang penghasilannya menurun drastis.

Beruntungnya Sulam memiliki keahlian yang unik yaitu merakit helaian bambu yang disulapnya menjadi kerajinan tangan apik.

Baca juga: VIDEO: CSR, PT Pertamina Trans Kontinental Sediakan Wifi dan Gadget untuk Anak-anak Paseban, Senen

Berbahan dasar sumpit bekas, Sulam merakitnya menjadi miniatur kendaraan seperti sepeda, motor, becak, bajaj sampai miniatur rumah adat.

Ia juga kerap membuat lentera mini untuk menerangi bajaj nya.

“Ini karena hobi, saya pikir makin lama saya makin tua, gamungkin kan narik bajaj terus kalau bikin kerajinan tangan gini kan diiseng-iseng sambil duduk juga bisa” ujarnya, Minggu (18/10/2020).

Baca juga: VIDEO Perajin Batik di Rumah Batik Palbatu Kembali Memproduksi Batik Pesanan Pelanggan

Hobi yang ia mulai tekuni selama satu tahun belakangan ini dapat membantunya untuk memenuhi kebutuhan hidup selama pandemi.

Sulam tidak menjual kerajinannya ke toko-toko, ia hanya menjajakan hasil karyanya di dalam bajajnya dan ia tawarkan kepada penumpangnya.

Masing-masing miniatur dibanderol dengan harga yang berbeda-beda tergantung pada tingkat kerumitannya.

Baca juga: VIDEO Kawasan Kota Tua Sudah Dibuka Tapi Lokasi Binaan Taman Kota Intan Masih Sepi Pengunjung

Miniatur seperti mobil dan sepeda ia hargai sebesar Rp 50.000 sedangkan untuk rumah adat dengan tingkat kerumitan yang cukup tinggi ia hargai sebesar ratusan ribu rupiah.

Sulam menunjukan cara membuat kerajinan tangan yang sedang ia tekuni.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved