Kapolda Metro: Sebanyak 291 Personel Dilibatkan Buru Cai Changpan Sebelum Ditemukan Bunuh Diri

Banyaknya personel gabungan yang dilibatkan pihaknya karena dalam perburuan diketahui bahwa Cai Changpan melarikan diri ke dalam hutan.

Penulis: Budi Sam Law Malau | Editor: Mohamad Yusuf
Wartakotalive.com/Budi Sam Law Malau
Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana menggelar jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Senin 19 Oktober 2020 didampingi Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus dan Direktur reserse Kriminal Umum Kombes Tubagus Ade Hidayat. 

Ia juga menikahi perempuan Indonesia yang tinggal di Tenjo.

Bahkan kata Yusri, diketahui Cai cukup sering berburu ke dalam hutan di Tenjo, sehingga cukup mengenal kondisi hutan di wilayah itu.

Sebelumnya menurut Yusri dengan bantuan anggota Brimob, pihaknya memperluas wilayah hutan untuk mengejar Cai Chanpang.

"Kami perluas penyisiran hingga ke hutan di wilayah Babakan, Pasir Madang dan Pasar Rebo, di sekitar Tenjo," kata Yusri.

Yusri mengatakan Cai Changpan diketahui pernah mengikuti pendidikan militer di China.

"Ia mantan tentara di China," katanya.

Dengan bekal pendidikan militer di China, Cai disinyalir mampu surivival atau bertahan hidup di dalam hutan dalam waktu cukup lama.

Menurut Yusri saat Cai Changpan di tangkap Mabes Polri karena menyelundupkan sabu ke Indonesia pada 2017 lalu, ia juga diketahui pernah kabur masuk ke dalam hutan di wilayah Sukabumi.

"Sehingga kali ini diduga ia juga masuk ke hutan di Tenjo, Bogor, Jawa Barat. Sebab terakhir kali ia diketahui sempat menemui istri dan anaknya di Tenjo, Bogor," kata Yusri.

Selain itu katanya dari keterangan warga sekitar, mengindikasikan Cai masuk ke dalam hutan menghindari kejaran petugas.

"Apalagi hutan di Tenjo, Bogor ini cukup luas, dan mencakup 7 kelurahan. Petugas masih menyisir hutan untuk membekuk yang bersangkutan," katanya.

"Karena pernah mengikuti pendidikan militer di China, setidaknya ia tahu dasar-dasar survival atau bertahan hidup dalam hutan. Apalagi saat ditangkap Mabes Polri 2017 lalu, saat itu ia kabur ke dalam hutan di Sukabumi," ujarnya.

Karena itu kata Yusri diduga kuat kali ini, Cai Changpan juga kabur dan masuk ke dalam hutan di Tenjo, Bogor, Jawa Barat.

"Kami juga sudah menetapkan yang bersangkutan masuk dalam daftar pencarian orang atau DPO polisi. Ini agar masyarakat yang mengetahui keberadaannya dimanapun, mau melaporkannya ke polisi," kata Yusri.

Sebelumnya setelah memeriksa sekitar 14 saksi dalam kasus ini pihak kepolisian akhirnya meyakini ada sejumlah kejanggalan atas kaburnya napi tersebut.

"Ada beberapa kejanggalan yang didapat penyidik," kata Yusri.

"Diantaranya, napi itu baru ketahuan tidak ada di selnya, 11 jam kemudian, setelah ia berhasil melarikan diri atau kabur dari lapas," kata Yusri.

Padahal katanya ada 3 shift tim petugas penjaga lapas setiap harinya dan setiap pergantian shift, petugas memeriksa semua keberadaan napi di dalam Lapas.

"Dari pemeriksaan, petugas yang berjaga saat itu yakni shift pertama tidak mengecek keberadaan para napi dan tahanan. Petugas shift berikutnya atau yang kedua juga melakukan hal sama tidak melakukan pengecekan," kata Yusri.

Oleh petugas jaga di shift ke 3 itulah, kata Yusri, akhirnya baru diketahui napi yang bersangkutan sudah tidak ada di selnya.

"Lalu dari keterangan napi satu selnya yang WNA Singapura, menyampaikan bahwa napi narkoba itu sudah melarikan diri 11 jam lalu," ujar Yusri.

Kemudian kata Yusri kejanggalan lain adalah petugas pemantau penjaga menara mengaku sedang tidur, saat napi narkoba asal China itu kabur.

Padahal jika tidak tidur, kata Yusri, Cai yang lolos keluar tembok lapas lewat bawah tanah, akan dapat diketahui.

"Kemudian petugas operator yang menjaga CCTV dalam pemeriksaan juga mengaku ketiduran pada saat Cai kabur. Sehingga ia tidak melihat kaburnya Cai, yang seharusnya terpantau jelas, jika ia tak tidur," ujar Yusri.

Kejanggalan lain kata dia adalah berdasar keterangan rekan satu selnya, napi narkoba itu sudah mulai melakukan penggalian di bawah kamar tahanannya sejak 8 bulan lalu.

"Alat yang dipakai menggali napi itu berasal dari peralatan para pekerja yang sedang merenovasi dapur, tak jauh dari kamar sel napi narkoba itu," kata Yusri.

"Dalam waktu selama 8 bulan, menjadi pertanyaan jija tidak ada siapapun bahkan petugas lapas, yang tahu soal penggalian itu. Jadi penyidik masih mendalaminya, karena cukup janggal jika tak ada yang tahu," katanya.

Untuk pengejaran atas napi narkoba yang kabur itu, kata Yusri, tim gabungan yang dibentuk terus bergerak di lapangan.

"Ada lima tim yang bergerak mengejar yang bersangkutan dan satu tim menyelidiki penyebab kaburnya napi narkoba itu dari lapas dan melihat ada tidaknya keterlibatan pihak tertentu.

Sebelumnya dalam kunjungan kerja ke Polda Metro Jaya, Selasa (29/9/2020), para pimpinan dan anggota Komisi III DPR RI menduga ada keterlibatan orang dalam lapas, terkait kaburnya Cai.

Hal itu karena banyaknya kejanggalan dalam kaburnya  Cai.

Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Syahroni  mengatakan dalam kunker itu, pihaknya sudah menyampaikan soal kejanggalan itu ke Kapolda Metro Jaya.

"Kami tanyakan ke Kapolda, dan Polri sudah membentuk tim mengejar napi yang kabur itu," kata Syahroni kepada Warta Kota, Selasa malam.

Menurut Syahroni ia meminta polisi segera menangkap Cai Changpan.

"Kami juga sampaikan, diduga kuat ada yang membantu napi tersebut sehingga bisa kabur," kata Syahroni.

Namun ia enggan menduga-duga, pihak yang membantu apakay orang dalam lapas atau bukan. "Polisi yang harus mengungkapnya," kata Syahroni.

Ia menjelaskan indikasi adanya pihak-pihak lain yang membantu Cai Changpan kabur, sangat jelas.

"Karena berhasil lolosnya napi keluar dari Lapas sangat aneh. Dimana para petugas jaga saat itu, semuanya bersamaan tidur," kata Syahroni.

Syahroni berharap dan optimis pihak kepolisian mampu menangkap napi yang kabur dan dapat mengungkap penyebab kaburnya napi tersebut dengan jelas. (bum)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved