Omnibus Law

Petinggi KAMI Diikat dan Dipertontonkan, Jimly Asshiddiqie dan Rizal Ramli Sayangkan Sikap Polri

Petinggi KAMI Diikat dan Dipertontonkan, Jimly Asshiddiqie dan Rizal Ramli Sayangkan Sikap Polri. Menurut keduanya perlakuan tersebut tidak pantas

Editor: Dwi Rizki
TRIBUNNEWS.COM/IGMAN IBRAHIM
Deklarator KAMI, Anton Permana (tengah), Jumhur Hidayat (kiri), dan Syahganda Nainggolan (kanan), saat rilis pengungkapan kasus di Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (15/10/2020). 

Lewat akun twitternya, Andi Arief mengaku sedih dengan hal tersebut.

Terlebih, mereka yang diketahui berjasa dalam memperjuangkan reformasi itu dipertontonkan layaknya seorang teroris.

Keduanya dihadirkan dalam jumpa pers di Bareskrim Polri bersama sejumlah petingi KAMI, antara lain Ketua KAMI Medan Khairi Amri (KA) dan Anton Permana (AP).

Kemudian Novita Zahara S (NZ), Wahyu Rasasi Putri (WRP) Kingkin Anida (KA) dan Deddy Wahyudi (DW).

Kedua tangan mereka diikat menggunakan kabel ties dengan posisi tanagn di depan.

Mereka pun mengenakan seragam tahanan berwarna orange ketika dipertontonkan oleh pihak Kepolisian.

Kekecewaan tersebut diungkapkan Abdi Arief lewat akun twitternya @AndiArief_ pada Kamis (15/10/2020).

Baca juga: Antisipasi Dampak Demo UU Cipta Kerja, Ini Perubahan Operasi Kereta Jarak Jauh

Dirinya sedih mengingat Jumhur dan Syahganda merupakan pahlawan pada masa reformasi.

Selain itu, kasus yang disangkakan keduanya dinilainya sangat tidak tepat.

"Saya sedih dan menangis melihat @syahganda dan @jumhurhidayat dkk dipertontonkan ke muka umum seperti teroris," tulis Andi Arief.

"Mereka berdua ada jasanya dalam perjuangan reformasi. UU ITE tidak tepat diperlakukan begitu, bahkan untuk kasusnya juga tidak tepat disangkakan," tambahnya.

Baca juga: Ada Demo Besar UU Cipta Kerja, 8 KA Jarak Jauh dari Stasiun Gambir Berhenti di Stasiun Jatinegara

Ahmad Muzani Prihatin

Serupa dengan Andi Arief, Wakil Ketua MPR Ahmad Muzani juga mengaku prihatin atas penangkapan Jumhur Hidayat dan Syahganda Nainggolan serta belasan anggota Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) dan Pelajar Islam Indonesia (PII) oleh pihak berwajib pada Rabu (14/10/2020). 

Sebab menurutnya, mereka merupakan aktivis yang menyuarakan aspirasi atas berbagai macam keprihatinan yang dirasakan rakyat.

"Saya pribadi merasa bahwa mereka yang ditangkap itu adalah kawan-kawan, saudara-saudara yang merupakan seorang aktivis sejati," ungkap Ahmad Muzani dalam siaran tertulis pada Rabu (14/10/2020).

Sumber: Warta Kota
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved