Virus Corona Jabodetabek
Bentuk Peringatan Bahaya Virus Corona, Kini Dibangun Monumen Peti Mati Berkonsep Taman di Pademangan
Sebuah monumen peti mati dibangun untuk memperingati warga akan bahaya virus corona atau Covid-19.
Penulis: Junianto Hamonangan | Editor: PanjiBaskhara
Pemesannya berasal dari kalangan rumah sakit, yayasan pengurusan kematian, hingga perorangan.
Meningkatnya permintaan di mana sebelumnya dia hanya mampu produksi lima peti perhari kini jadi 15 peti per hari, membuat ia harus menambah tenaga kerja.
Diketahui, sebelumnya hanya mempekerjakan empat orang kini menjadi delapan orang.
Hanya saja, meningkatnya permintaan dengan ketersediaan bahan baku kayu yang jadi komponen utamanya.
"Sayangnya bahan baju kayu susah didapat, kalaupun ada harganya mahal, ya tapi mau bagaimana lagi", terang Hari.
Hari mengaku beruntung, di tengah masa sulit akibat dampak dari Covid-19, usahanya justeru tetap eksis bahkan makin maju dan bisa membuka lapangan kerja bagi orang di sekitarnya.
"Saya sampai keteteran mas, bahkan pesanan 100 peti dari Surabaya saya alihkan ke teman", terang Muhari saat dijumpai di bengkel kerjanya, Selasa (15/9/2020)"
"Ada tiga jenis peti yang dibuat Hari, yakni untuk orang dewasa, remaja dan bayi dengan ukuran dan model yang berbeda-beda tergantung pesanan.
Taufik Bilang Sanksi Masuk Peti Mati Kreativitas Petugas
Pimpinan DPRD DKI Jakarta memandang sanksi masuk peti mati bagi yang tidak memakai masker, merupakan bentuk kreativitas petugas di lapangan.
Harapannya, masyarakat masyarakat lebih peduli terhadap protokol pencegahan Covid-19 seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
“Itu kreatif masing-masing wilayah saja, supaya mengakibatkan orang takut."
"Sehingga mau melaksanakan protokol kesehatan kayak pakai masker,” kata Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra Mohamad Taufik, Sabtu (5/9/2020).
Dalam kesempatan itu, Taufik juga meminta Pemprov DKI Jakarta kembali memberikan masker berbahan kain secara gratis kepada warganya.