Virus Corona Jabodetabek
Update Covid-19 Kota Bogor: Pekan Ini Masih Status Zona Merah, Sebagian Besar dari Kluster Keluarga
Status Kota Bogor pekan ini masih zona merah atau berisiko tinggi terhadap penularan Covid-19 karena adanya peningkatan pasien yang terkonfirmasi.
WARTAKOTALIVE.COM, BOGOR - Kasus penambahan positif Covid-19 di Kota Bogor masih tinggi, yang berasal dari kluster keluarga, sementara klaster keluarga berasal dari klaster perkantoran.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan, status Kota Bogor pada pekan ini masih zona merah atau berisiko tinggi terhadap penularan Covid-19 karena adanya peningkatan pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 sampai 15 persen.
Bima Arya mengatakan hal itu kepada pers di Balai Kota Bogor, Senin (5/10/2020), didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno, Kepala Dinas Kominfo Kota Bogor Rahmat Hidayat, dan Kepala Satpol PP Kota Bogor Agustiansyah.
Menurut Bima Arya, pada pekan lalu, penambahan 179 kasus positif, yakni meningkat 15 persen dari pekan sebelumnya.
Sedangkan, jumlah kasus positif Covid-19 secara keseluruhan sampai Senin ini, sebanyak 1.387 kasus.
• Indonesia Siap-siap Hadapi Resesi Ekonomi, Ini yang Sebaiknya Dilakukan Masyarakat
• KABAR Gembira: Umrah Kembali Dibuka Mulai 4 Oktober dan 1 November 2020
Dari jumlah tersebut, sebanyak 941 kasus sudah dinyatakan sembuh, 51 kasus meninggal dunia, serta 395 kasus masih sakit.
Bima menjelaskan, hal penting untuk dicermati dan didalami adalah berapa persen komposisi kasus positif Covid-19 dari kluster yang dianggap sebagai sumber penularan.
Berdasarkan data harian penanganan Covid-19 Kota Bogor, sebagian besar kasus positif Covid-19 tercatat dari kluster keluarga.
"Dari 179 kasus positif ini, 118 di antaranya dari kluster keluarga," katanya.
Bima menegaskan, kluster keluarga ini jika didalami dan diurai lagi, akan diperoleh data penting, yakni 32 persen dari kluster keluarga dengan penularan dari perkantoran.
• Wawancara Eksklusif dengan Camat Cibitung: Kasus Covid-19 Tertinggi Imbas Klaster Industri
"Jadi, kasus positif yang terpapar di kluster keluarga ini adalah terpapar dari kluster perkantoran,” ujarnya.
Kemudian, 29 persen kasus positif dari fasilitas kesehatan, 19 persen dari kluster luar kota dan Jakarta, tujuh persen dari transmisi lokal atau pemukiman, enam persen dari rumah makan/kantin/mini market, empat persen dari acara-acara keluarga, serta tiga persen dari transportasi.
"Itu artinya, saat ini yang paling berbahaya adalah kluster perkantoran," katanya.
Menurut Bima, sektor perkantoran memiliki risiko penularan Covid-19 cukup tinggi karena para karyawan berada dalam satu ruangan tertutup secara bersama-sama dari pagi, siang, sore, dan bahkan sampai malam.
• Luhut: DKI Melambat, Bodetabek Trennya Naik Minta Pengetatan Protokol Kesehatan Tekan Covid-19
"Pada waktu yang panjang itu, ada saja yang melepas masker," katanya.
Kemenkes simulasi uji coba vaksinasi Covid-19 di Kota Bogor
Sebelumnya, Tim dari Kementerian Kesehatan melakukan simulasi uji coba vaksinasi Covid-19 kepada beberapa orang di Puskesmas Tanah Sareal, Jalan Kesehatan, Kota Bogor, Ahad (4/10/2020).
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto didampingi Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim yang hadir pada kegiatan simulasi vaksinasi tersebut menyatakan Kota Bogor siap menjadi salah satu tempat uji coba vaksin virus corona baru oleh pemerintah pusat.
"Puskesmas Tanah Sareal ini siap dipilih menjadi salah satu lokasi pelaksanaan imunisasi vaksin Covid-19," katanya.
• KABAR Baik: Uji klinis III Avigan Terbukti Efektif Obati Pasien Covid-19
Menurut Bima Arya, kesiapan tersebut didasarkan pada tenaga kesehatan yang siap menjalankan pelaksanaan imunisasi vaksin Covid-19 serta kesiapan sistem alur pelaksanaannya.
Sistem alur yang dimaksudkan Bima Arya adalah prosedur dan tatalaksana dari orang yang akan menjalani uji coba vaksinasi mulai sejak datang ke Puskesmas, pelaksanaan vaksinasi, hingga pasca-vaksinasi.
"Kami akan siapkan jalur emergensi dan ambulans," katanya.
Bima menjelaskan orang yang menjalani uji coba vaksinasi, setelah divaksinasi, diminta duduk dulu sekitar 30 menit yang ruangan yang disiapkan sambil diberikan sosialisasi sekaligus melihat reaksinya.
"Jika dalam waktu 30 menit tidak ada gejala apa-apa maka dipersilakan pulang, tapi jika dalam waktu 30 menit mengalami gejala atau kejadian ikutan setelah vaksin disiapkan ada jalur untuk di bawa ke rumah sakit. Disiapkan mobil ambulans juga," katanya.
• Kisah Aristawidya Maheswari, Miliki 700 Prestasi Tapi Terganjal Masuk Sekolah Negeri, Begini Katanya
Menurut Bima Arya, pemerintah pusat merencanakan ujicoba vaksin Covid-19 ini pada awal tahun 2021, sehingga Kota Bogor menunggu arahan lebih lanjut dari pemerintah pusat.
"Nantinya masih ada pertemuan-pertemuan dan arahan teknis dari pemerintah pusat," katanya.
Bima menyatakan soal waktu pelaksanaannya mengikuti jadwal dari pemerintah pusat, tapi Kota Bogor sudah menyiapkan tempatnya, fasilitas protokol kesehatan, maupun pasien yang akan menjalani vaksinasi.
"Kami mendapat informasi, Bapak Presiden juga direncanakan akan meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Kota Bogor," katanya.
Sementara itu, Tim Kemenkes dari Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan, dr Asik Surya, mengatakan, dipilihnya Kota Bogor sebagai salah satu lokasi uji coba vaksin karena merupakan bagian dari epicentrum Covid-19 Jabodetabek.
"Bogor ini kan bagian dari epicentrum Jabodetabek dan mudah dijangkau dari Jakarta. Nanti akan ada lokakarya. Puskesmas yang akan menghitung terkait kebutuhan jumlah vaksinnya," katanya.* (Antaranews)