Kasus Piutang
Bambang Trihatmodjo Bayar Utang maka Cekal akan Dicabut, Kata Dirjen Kekayaan Negara Kemenkeu
Bambang Trihatmodjo masih dicegah bepergian keluar negeri karena utang kepada negara belum tuntas, terkait penyelenggaraan SEA Games 1997.
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel "Gurita Bisnis Bambang Trihatmodjo, Putra Soeharto yang Gemar Berbisnis"
Kekayaannya pun terbilang fantastis, pada tahun 1998 silam, Bambang Trihatmodjo dilaporkan memiliki kekayaan sekitar 3,5 milliar dollar AS
Lalu apa saja bisnis yang ia geluti sampai pundi-pundinya mencapai angka fantastis?
Suami Mayangsari tersebut merupakan pendiri Bimantara Citra yang saat ini berubah menjadi PT Global Mediacom Tbk.
Tahun 1981, Bambang berkongsi dengan empat kawannya yakni Mochamad Tachril, Rosano Barack, Indra Rukmana, dan Peter F.Gontha untuk merintis Bimantara.
Masih dilansir dari sumber yang sama, Bimantara berkembang dengan sangat pesat selama periode rezim Orde Baru.
Kelompok bisnis Bambang Trihatmodjo memiliki saham di 96 perusahaan.
Di antara 96 anak perusahaan itu, masing-masing terbagi atas 35 buah subsidiary company (lebih dari 50 persen modalnya berasal dari Bimantara).
Lalu 48 perusahaan lainnya dikategorikan sebagai affiliate company yang saham Bimantara di dalamnya kurang dari 50 persen.
Sedang 13 sisanya terbilang other company yang saham Bimantara hanya sekitar 10 sampai 20 persen.
Selama Presiden Soeharto berkuasa, bisnis Bimantara terus berkembang dan merambah cepat.
Mulai dari perdagangan, broker asuransi, real estate, konstruksi, televisi swasta, perhotelan, transportasi, perkebunan, perikanan, industri otomotif, industri makanan, industri kimia, pariwisata dan lainnya.
Salah satu perusahaan milik Keluarga Cendana itu tergabung dalam beberapa sub-holding dan Bimantara menjadi holding company.
Bambang juga merambah ke bisnis bank dengan mendirikan Bank Andromeda.
Saat itu, jenis kegiatan usaha Bimantara antara lain adalah kimia dengan aset Rp 666,7 miliar, agrobisnis yang terdiri dari perusahaan kayu di Balikpapan dan Nestle (Rp 957,7 miliar).