Virus Corona
Muhadjir Effendy Bilang Pemerintah Berada di Trek yang Benar dalam Tangani Covid-19, Ini Buktinya
Muhadjir Effendy mengatakan, kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia juga tidak separah negara lain.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, Indonesia berada di jalur yang benar dalam penanganan pandemi Covid-19.
Muhadjir mengatakan hal itu terbukti dari kondisi ekonomi Indonesia yang tidak separah negara lain.
"Pemerintah di bawah kepemimpinanan Jokowi sampai sekarang kita berada di trek yang benar."
• Pegawai KPK Pamit, Nurul Ghufron: Pejuang Takkan Tinggalkan Gelanggang Sebelum Kemenangan Diraih
"Buktinya apa? Yaitu ekonomi kita walau minus tapi tidak separah negara lain," ucap Muhadjir dalam webinar yang digelar UMY, Senin (28/9/2020).
Selain itu, Muhadjir mengatakan, kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia juga tidak separah negara lain.
Angka positif Covid-19 di Indonesia, katanya, tidak setinggi negara berpenduduk terbanyak di dunia lainnya.
• Jadi Kuasa Hukum Anak Soeharto Gugat Sri Mulyani, Mantan Pimpinan KPK: Orde Baru Sudah Almarhum
"Begitu juga angka kasus wabah Covid kita juga tidak terlalu parah dibanding negara-negara besar lain," papar Muhadjir.
Muhadjir mengatakan, saat ini pemerintah ibarat mendayung di sebuah sungai yang dii kanan kirinya terdapat tebing yang keras dan terjal.
Kedua tebing tersebut, menurut Muhadjir, ibarat krisis ekonomi dan kesehatan.
• Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo Sembuh, Anak Buahnya Meninggal Akibat Covid-19
Jika tidak pandai mendayung, pasti akan terbentur dan mengalami salah satu krisis akibat pandemi Covid-19 tersebut.
"Pengendalian terhadap upaya kita untuk tidak terbentur dari salah satu tebing, yaitu tebing krisis ekonomi dan tebing krisis kesehatan."
"Maka kita harus pandai mengendalikan perahu kita," papar Muhadjir.
• 60 Warga Kabupaten Bogor Jadi Pasien Baru Covid-19 per 27 September 2020, Usia 4 Sampai 81 Tahun
Muhadjir menilai kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia tidak separah negara lain.
Padahal, menurut Muhadjir, Indonesia merupakan negara berpenduduk terbanyak keempat di dunia.
Namun, Indonesia hanya berada di peringkat 22 pada daftar negara dengan kasus Covid-19 terbanyak.
• Pegawai KPK Mundur, Nawawi Pomolango: Hargailah yang Pergi Tanpa Harus Sebut yang Bertahan Pejuang
"Kita tahu Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar nomor empat di dunia, tetapi di dalam kasus covid kita berada di urutan antara 21 dan 22," ucapnya.
Muhadjir menyebut negara dengan penduduk terbanyak di dunia seperti Amerika Serikat, India, dan Brasil berada pada peringkat teratas daftar kasus positif Covid-19.
Menurut Muhadjir, Indonesia sama seperti Cina yang memiliki penduduk banyak, tapi kasus positif Covid-19 masih rendah.
• Tolak RUU Cipta Kerja, Presiden KSPI Bilang Buruh Bakal Mogok Nasional pada 6-8 Oktober 2020
"Adapun dua negara lain, yaitu Cina dan Indonesia."
"Alhamdulillah kita masih jauh berada di ranking 22. Sedangkan Cina sekitar 39 atau 40," tutur Muhadjir.
Kondisi ini, menurut Muhadjir, patut disyukuri oleh masyarakat. Mengingat Indonesia tidak mengalami perkembangan kasus positif Covid-19 eksponensial.
• Warga Ibu Kota Banyak yang Cari Hiburan ke Bekasi, Katsapol PP DKI: Tegakkan Saja Aturannya
Mantan Mendikbud ini menilai kasus positif Covid-19 di Indonesia relatif landai dan terkendali dibanding negara lain.
"Ini harus kita syukuri keadan ini, perkembangan kasus itu tidak alami yang eksponensial."
"Seperti yang dibayangkan akan berlipat ganda dari waktu ke waktu tetapi relatif landai dan alhamdulilah kita bisa terkendali," cetus Muhadjir.
• Kafe Tebalik Kopi yang Ditutup Anies Baswedan Belum Bayar Denda Progresif Rp 50 Juta
Meski begitu, Muhadjir meminta masyarakat untuk tidak mengendorkan protokol kesehatan sampai ditemukannya vaksin Covid-19.
"Tentu saja syarat-syarat yang harus dipatuhi oleh seluruh warga Indonesia tidak boleh kendor."
"Sampai nanti ada selesai senjata pamungkas yang diharapkan itu akan hadir, yaitu vaksin," beber Muhadjir.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 28 September 2020, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 71.339 (25.6%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 43.174 (15.6%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 21.930 (7.9%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 21.443 (7.6%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 15.354 (5.6%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 10.237 (3.7%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 10.123 (3.6%)
BALI
Jumlah Kasus: 8.639 (3.1%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 8.324 (3.0%)
RIAU
Jumlah Kasus: 7.034 (2.5%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 5.999 (2.2%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 5.927 (2.1%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 5.926 (2.1%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 5.417 (1.9%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 4.444 (1.6%)
ACEH
Jumlah Kasus: 4.325 (1.5%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 3.549 (1.3%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 3.282 (1.2%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 2.780 (1.0%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 2.727 (1.0%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 2.659 (0.9%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 2.558 (0.9%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 2.182 (0.8%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 2.054 (0.7%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 2.052 (0.7%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 957 (0.3%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 851 (0.3%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 647 (0.2%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 617 (0.2%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 573 (0.2%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 467 (0.2%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 402 (0.1%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 393 (0.1%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 337 (0.1%). (Fahdi Fahlevi)