Berita Jakarta

Kisah Amji Attak, Sang Intelejen Andalan dari Resimen Pelopor Brimob Kelapa Dua Depok yang Dibukukan

Amji Attak adalah alumnus Sekolah Ranger atau Sekolah Pendidikan Mobile Brigade di Watukosek, Porong, Jawa Timur pada tahun 1959, Angkatan Ke-2.

Penulis: Dodi Hasanuddin | Editor: Dodi Hasanuddin
Istimewa
Christina memberikan buku Amji Attak pada seorang anggota Resimen Pelopor, Korps Brimob Polri 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Ketika Operasi Dwikora mulai digaungkan pada Mei 1963 oleh Presiden Soekarno, Resimen Pelopor menugaskan beberapa agen andalannya melakukan tugas intelijen ke negara tetangga Singapura, waktu itu masih bergabung dengan Malaysia hingga Thailand.

Satu di antara agen intelijen andal itu, adalah Amji Attak.

Amji Attak adalah alumnus Sekolah Ranger atau Sekolah Pendidikan Mobile Brigade di Watukosek, Porong, Jawa Timur pada tahun 1959, Angkatan Ke-2, Kompi 5995.

Ia satu angkatan dengan Anton Soedjarwo, yang kemudian menjadi Jenderal legendaris Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri tahun 1982-1986).

Amji Attak bertubuh kecil tapi tegap. Mungkin tingginya tak sampai 160 cm, sehingga orang awam sukar mengira ia seorang petugas intelijen, apalagi polisi.

Setelah berkali-kali menyusup sebagai intel ke negeri jiran, Amji Attak kembali ditugaskan melakukan infiltrasi pada 10 Maret 1965 ke Malaysia.

Ipda Amji Attak dan kawan-kawannya dari Resimen Pelopor kemudian diberangkatkan untuk melakukan infiltrasi di Malaysia pada medio Maret 1965, pada waktu yang hampir sama dengan Usman dan Harun (KKO Angkatan Laut).

Usman dan Harun tertangkap setelah berhasil melakukan pengeboman di Singapura, kemudian dihukum gantung.

Amji Attak dan timnya naik perahu nelayan menembus ombak besar Laut China Selatan.

Mereka berangkat dengan menggunakan perahu nelayan, lewat Belakang Padang di Tanjung Pinang.

Saat sudah dekat dengan daratan di pesisir Malasia, mereka kemudian mendayung. Saat itulah mereka dihadang kapal destroyer patroli Inggris dan Selandia Baru.

Amji pantang mundur dan bertarung mati-matian, walau akhirnya gugur di medan tempur.

Selain Amji, turut gugur dalam pertarungan tak seimbang di lautan itu adalah Aipda Kitam, Aipda Winarto, Aipda Sudarin, Aipda Surat, Abrip Amat Munawar, dan Abrip Partono.

Mereka gugur pada 24 Maret 1965. Satu yang selamat dari tim Menpor itu, Abrip Roebino.

Namanya kemudian diabadikan sebagai nama Ksatrian Brimob Amji Attak di Kelapadua.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved