Virus Corona Jabodetabek
KISAH Warga Positif Covid-19 di Bekasi Tak Dibantu Isolasi Mandiri, Puskesmas Cuek, Tetangga Menjauh
EN keluar rumah lantaran tak ada pihak puskesmas setempat dan warga yang memberikan bantuan makanan.
Penulis: Rangga Baskoro |
WARTAKOTALIVE, BEKASI SELATAN - EN, warga Jakasetia, Bekasi Selatan, kebingungan menjalani isolasi mandiri setelah dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil tes usap.
Hal itu diungkapkan Tejo, anggota Relawan Oscar Kemanusiaan.
EN yang bekerja sebagai juru masak di sebuah tempat makan di kawasan Galaxy itu, tetap keluar rumah selama lebih dari sepekan, sejak dinyatakan positif Covid-19 pada 4 September 2020.
• Jokowi Tugaskan Luhut dan Doni Monardo Awasi Penanganan Covid-19 di 8 Wilayah Ini
Ia menjelaskan, EN keluar rumah lantaran tak ada pihak puskesmas setempat dan warga yang memberikan bantuan makanan.
Sementara, ia harus memenuhi kebutuhan perutnya.
Alhasil, warga yang mengetahui ia positif Covid-19, menjauhinya.
• Berkas Perkara Djoko Tjandra Dikembalikan, Polisi Dimnta Periksa Dua Pihak Ini
"Enggak ada bantuan konsumsi, sempet sama Pak RT ngobrol, enggak ada."
"Tempat itu sudah ditutup. Biasa kalau warga yang terdampak dijauhi," kata Tejo saat dikonfirmasi, Selasa (15/9/2020).
Meski telah memberitahukan kondisinya ke puskesmas bersama Ketua RT, Tejo mengatakan tak sekalipun petugas kesehatan datang melakukan pemantauan.
• Orang Berinisial DK Ada di Proposal Jaksa Pinangki, Sukses Yakinkan Djoko Tjandra Urus Fatwa MA
Padahal, EN sangat ingin dirinya dirawat atau paling tidak diperiksa, agar tetangganya tak resah atas keberadaannya saat menjalani isolasi mandiri.
"Sudah dikasih tahu ke stakeholder-nya juga, tapi pihak puskesmas enggak ke kontrakan, Pak RT-nya sudah geram ini," ungkapnya.
Ketua RT pun serba salah, lantaran kasihan terhadap kondisi EN.
• Pemerintah Pusat Dianggap Tentang PSBB Jakarta, Airlangga Hartarto: Ambil Keputusan Perlu Koordinasi
Namun di sisi lain, ia juga diberondong protes warganya yang merasa dirugikan lantaran EN tetap berkeliaran keluar rumah.
"Warga resah, malah tetangganya merasa dirugikan, tetangganya jualan seblak, sebelahnya lagi fried chicken."
"Orang-orang sudah pada enggak mau beli dagangan tetangganya gitu," beber Tejo.
• Kejaksaan Agung Belum Temukan Bukti Pinangki dan Anita Kolopaking Pakai Kode Bapakmu dan Bapakku
Terlebih lagi, EN yang tak tahu harus berbuat apa, juga tak menutup pintu kunjungan.
Baru-baru ini, para tetangga melihat sanak saudaranya bertamu ke kontrakan EN.
"Tadi ada saudaranya datang dari Cikunir, pas kita dateng."
• 5 Hal Ini Harus Diperhatikan Penumpang Pesawat Saat PSBB Jakarta, Bisa Dikarantina Kalau Lupa
"Ya diduga saudaranya kena juga kan bisa nular," paparnya.
EN yang tinggal bersama seorang anaknya itu, juga baru ditinggal oleh orang tuanya.
Tejo menduga orang tua EN bisa saja meninggal karena Covid-19.
• Airlangga Hartarto Ungkap Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Minus 8,22 Persen, Terburuk Kedua Setelah Bali
"40 hari lalu ibunya juga meninggal dunia, diduga positif, cuma enggak terdeteksi," papar Tejo.
Ia berharap agar orang-orang seperti EN diperhatikan oleh pemda, lantaran mereka kebingungan harus menjalani isolasi mandiri tanpa pendampingan petugas puskesmas.
"Intinya pasien bingung dia mau ke mana?"
• Viral Nissan March Tabrak Gerobak Ketoprak di Tanah Abang, Begini Kronologinya
"Sementara dia merasa ya orang-orang pada jauhin, tapi pada enggak ada yang ngangkut (bantu)."
"Dia mau isolasi mandiri, dia mau dibantu gitu, di stadion atau di rumah sakit."
"Dia tinggal sama anaknya," tuturnya.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 14 September 2020, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 55.099 (24.6%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 38.431 (17.6%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 17.913 (8.1%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 14.591 (6.6%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 13.476 (6.2%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 9.423 (4.3%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 8.559 (3.9%)
BALI
Jumlah Kasus: 7.312 (3.3%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 6.049 (2.7%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 5.078 (2.3%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 4.572 (2.0%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 4.165 (1.9%)
RIAU
Jumlah Kasus: 3.909 (1.7%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 3.574 (1.6%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 3.505 (1.5%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 3.002 (1.4%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 2.961 (1.4%)
ACEH
Jumlah Kasus: 2.892 (1.2%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 2.465 (1.1%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 2.314 (1.1%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 1.940 (0.9%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 1.890 (0.9%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 1.869 (0.8%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 1.430 (0.6%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 1.185 (0.5%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 780 (0.3%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 615 (0.3%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 471 (0.2%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 474 (0.2%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 467 (0.2%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 321 (0.1%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 283 (0.1%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 271 (0.1%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 237 (0.1%). (*)