Virus Corona

Saran Ahli Epidemiologi untuk Tekan Penyebaran Covid-19, Harus Serius Terapkan PSBB

Penganan serius harus dilakukan untuk mengatasi lonjakan pasien Covid-19. Terutama untuk pasien suspect atau tanpa gejala.

Dok Humas Pemkot Bekasi
Warga menjalani rapid test di acara CFD Kota Bekasi, Minggu (26/7/2020). Rapid test digelar di area CFD untuk mengetahui penyebaran virus corona. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Penganan serius harus dilakukan untuk mengatasi lonjakan pasien Covid-19. Terutama untuk pasien suspect atau tanpa gejala. 

Pemerintah harus menjalankan program isolasi atau karantina mandiri kepada suspek Covid-19.

Demikian dikatakan ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono.

Miko menyampaikan tiga saran agar pemerintah mampu menekan laju penularan virus corona atau Covid-19.

OTG Virus Corona, Penyanyi Lagu Poco-Poco Meninggal Dunia, Berikut Profil Yopie Latul

Pertama, menerapkan kembali pembatasan sosial berskala besar ( PSBB) di zona merah Covid-19.

"Jadi yang pasti di provisi yang tinggi atau di kabupaten yang tinggi harus upaya programnya harus serius," kata Miko kepada Kompas.com, Kamis (10/9/2020).

Kedua, pemerintah harus menjalankan program isolasi atau karantina mandiri kepada suspek Covid-19.

Pasien Suspect Corona yang Dikabarkan Kabur dari RSUP Persahabatan Sudah Kembali, Dia Single Parent

Terakhir, terus memperbanyak pemeriksaan Covid-19 di daerah masing-masing.

"Kira-kira begitu untuk mengisolasi kasusnya. Kalau itu tidak dilakukan, ya terus bertambah teruslah kira-kira karena kasusnya kan banyak maka, kemungkinan kasusnya," ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, berdasarkan data pemerintah Kamis (10/9/2020) lalu, ada penambahan 3.861 kasus Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Update Covid-19 di Jakarta: Kasus Harian Terus Meroket hingga 1.450 orang

Angka itu adalah penambahan paling tinggi sejak kasus pertama Covid-19 diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret lalu.

Penambahan 3.861 kasus Covid-19 ini merupakan hasil pemeriksaan spesimen sebanyak 34.909 dari 20.314 orang dalam satu hari.

Dengan demikian, jumlah akumulasi pasien positif Covid-19 di Indonesia saat ini sebanyak 207.203 orang.

Informasi tersebut disampaikan oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melalui data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dikutip Kompas.com, Kamis sore. 

TONTON JUGA 

DKI Jakarta Berencana Tambah Tenaga Profesional Penanganan Covid-19

Pemprov DKI Jakarta berencana menambah tenaga profesional penanganan Covid-19 di Ibu Kota.

Hal ini berkaca pada tingginya penyebaran Covid-19, sehingga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menarik rem darurat dan mengembalikan PSBB seperti awal pandemi pada Senin (14/9/2020) mendatang.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, pemerintah daerah telah merekrut 1.174 tenaga profesional kesehatan penanganan Covid-19 dari berbagai daerah beberapa waktu lalu.

Keberadaan tenaga profesional itu untuk membantu pemerintah menangani wabah Covid-19 di Jakarta yang semakin mengkhawatirkan.

“Kami pun baru merekrut 1.174 orang, kemudian kami tambah lagi. Lalu (lahan) pemakaman juga ditambah karena kemarin lusa dengan pak gubernur juga sudah melihat lokasi pemakaman (TPU Tegal Alur Jakarta Barat) untuk mencari alternatif,” kata Ariza di Balai Kota DKI pada Kamis (10/9/2020).

 Masuk Zona Merah Virus Corona, Polres jaksel dan IDI Sebar Masker di Kawasan Bangka

Menurutnya, perlu ada langkah tepat dan ekstra untuk menghadapi lonjakan pasien Covid-19 karena diprediksi fasilitas kesehatan bakal penuh pada 17 September 2020 mendatang.

Fasilitas berupa tempat tidur isolasi dan ruang ICU itu akan penuh, bila kebijakan PSBB transisi saat ini tak dicabut.

Karena itu, salah langkah tepat yang dilakukan DKI adalah menarik rem darurat, dan mengembalikan PSBB seperti awal pandemi mulai Senin (14/9/2020) mendatang.

Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga menambah ruang tidur isolasi dan ICU sebesar 20 persen untuk mengantisipasi lonjakan pasien.

DKI juga menambah obat-obatan dan fasilitas pendukung lainnya seperti lahan pemakaman di Tegal Alur seluas dua hektar yang mampu menampung 6.000 makam.

“Penambahan (faskes) tentu bertahap, tapi dilakukan semaksimal mungkin. Pemerintah pusat juga membantu lewat RS Darurat Wisma Atlet dengan menambah tower, kami juga menyiapkan GOR (untuk pasien isolasi mandiri),” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Ariza meminta warganya untuk memahami kebijakan rem darurat akibat wabah Covid-19 di Jakarta.

Kata dia, sudah ada 100 lebih dokter yang meninggal dunia karena menangani pasien Covid-19.

 Pakar Epidemiologi Sarankan Pelanggar Masker di Kota Penyangga Didenda Rp 500.000 Biar Jera

“Pejuang-pejuang kita di tenaga medis yang selama ini bekerja pagi-siang-malam, dan tidak ketemu keluarga setiap hari menggunakan APD (alat pelindung diri) yang panas. Mereka mengorbankan ini, jadi harus kita perhatikan jangan sampai penyebaran terus meningkat sampai mereka berguguran,” ungkapnya.

Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan, tempat tidur isolasi di rumah sakit untuk menangani Covid-19 di Ibu Kota akan penuh pada Kamis (17/9/2020) mendatang. Rumah sakit milik pemerintah pusat, DKI dan swasta itu akan penuh bila Pemprov DKI Jakarta tidak mengambil kebijakan rem darurat.

“Saat ini DKI Jakarta memiliki 4.053 tempat tidur isolasi mandiri khusus Covid-19, dan per kemarin (Selasa, 8/9/2020) sudah 77 persen terpakai,” kata Anies saat jumpa pers melalui siaran YouTube Pemprov DKI Jakarta pada Rabu (9/9/2020) malam.

 Anies Baswedan: Bukti Jakarta Lahirkan Pejuang, DKI Rekrut Tenaga Medis Tangani Virus Corona

Dia mengatakan, jumlah rumah sakit yang menangani Covid-19 di Jakarta mencapai 67 unit.

Dalam kesempatan itu, Anies memaparkan perkembangan Covid-19 melalui layar yang ada di kanannya.

Anies menyampaikan, awalnya keterpakaian tempat tidur isolasi di rumah sakit berada di bawah 1.000 tempat tidur pada bulan Maret.

Kemudian bulan April sampai Juni kembali naik, namun masih berada di batas ambang wajar di kisaran 2.000 tempat tidur yang terpakai.

Kemudian sejak memasuki masa PSBB transisi pada 4 Juni, secara bertahap keterpakaian tempat tidur mengalami kenaikan. “Kita mulai menyaksikan peningkatan jumlah kasus. Ini persentase dari tempat tidur yang digunakan telah naik (di angka 3.000-an),” jelas Anies.

 Pasien Virus Corona Meningkat di Kota Bekasi, Stadion Patriot Candrabhaga Sediakan Ruang Isolasi

“Bila situasi ini berjalan terus (PSBB transisi), tidak ada pengereman maka dari data yang kami miliki bisa dibuat proyeksi bahwa tanggal 17 September tempat tidur isolasi yang dimiliki akan penuh. Sesudah itu tidak mampu menampung pasien Covid-19 lagi,” tambah Anies.

Menurutnya, Pemprov DKI Jakarta terus menambah rumah sakit dengan menggandeng pihak swasta.

Kata dia, pemerintah akan menaikan lagi jumlah kapasitas tempat tidur dari 4.053 unit menjadi 4.807 unit pada 6 Oktober 2020 mendatang.

Terpisah, Pemprov DKI Jakarta telah meneken kontrak kerja dengan ribuan tenaga profesional kesehatan penanggulangan Covid-19 yang lolos seleksi.

Penandatanganan surat perintah kerja (SPK) yang dilakukan secara simbolis itu, berlangsung tertutup di ruang rapat Balai Kota DKI Jakarta pada Selasa (8/9/2020).

 Begini Cara Komplotan Begal Kebon Pisang Tanjung Priok Cari Mangsa

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, ada 1.174 tenaga profesional yang menjalin kontrak kerja dengan pemerintah daerah. Awalnya, kata dia, ada 4.859 peserta dari berbagai daerah Indonesia yang mendaftar dan mengikuti seleksi tersebut.

“Sebagian kecil dari Pulau Jawa dan sebagian besar dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Lampung, Bengkulu, NTB, NTT bahkan dari Papua,” kata Widyastuti saat memberikan sambutan seperti dikutip dari akun YouTube Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada Selasa (8/9/2020). (faf)

Data :
- Ada 1.174 tenaga profesional kesehatan penanggulangan Covid-19 yang direkrut Pemprov DKI Jakarta

I. Tenaga Kesehatan
1. Dokter spesialis paru dua orang
2. Dokter spesialis penyakit dalam satu orang
3. Dokter spesialis anak satu orang
4. Dokter spesialis anestesi satu orang
5. Dokter spesialis obygn tiga orang
6. Dokter umum 160 orang
7. Perawat 740 orang
8. Perawat IPCN empat orang
9. Bidan 12 orang

II. Bagian penunjang kesehatan
1. Radiografer 14 orang
2. Pranata laboratorium 118 orang

III. Tenaga penunjang lainnya
1. Penyuluh kesehatan 89 orang
2. Surveilans 49 orang

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Epidemiolog Sarankan Tiga Hal Ini demi Tekan Kasus Covid-19"

Sumber: WartaKota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved